Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Bandar Seri Begawan. Masjid Nasional Negara Brunei darussalam. |
Pembangunan Masjid Sultan Haji Omar Ali
Saifuddien
Di tahun 1949 atau empat tahun paska usainya
perang dunia kedua, dibentuk sebuah Komunite bagi kemungkinan untuk membangun
sebuah masjid nasional bagi Brunei
Darussalam. Komite tersebut diketuai oleh YTM Seri Paduka Pengiran Bendahara
Pengiran Anak Haji Muhammad Yasin. Di tahun 1952 beliau mengusulkan agar
pembangunan masjid nasional Brunei
dilaksanakan di “padang” disekitar Masjid Kajang. Namun Sultan Haji Omar Ali
Saifuddien lebih memilih untuk membangun masjid Nasional Brunei didirikan lokasinya
sekarang, di tepian sungai Brunei yang merupakan kawasan pusat keramaian Pekan
Brunei kala itu.
Merujuk kepada penjelasan dari Pangeran
Adnan, Arsitek senior di Departemen Pekerjaan Umum, beliau menjelaskan bahwa
arsitek yang menanganani rancangan masjid Sultan Omar Ali Saifuddien adalah
arsitek Italia bernama Cavalieri R. Nolli. Rancangan yang dilakukan oleh Cavalieri
di dasarkan kepada rancangan awal yang dibuat sendiri oleh Sultan Omar Ali
Saifuddin dibantu oleh Awang Besar Sagap, Seorang Juru Gambar dari Departemen
Pekerjaan Umum.
1954 ::: foto lama tahun 1954 saat pembangunan Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien mulai dilaksanakan. |
Rancangan detil pembangunan masjidnya
ditangani oleh Firma arsitek Booty and Edwards Chartered Architects, sedangkan
pelaksanaan pembangunanya dilaksanakan oleh Sino-Malayan Engineer. Keseluruhan
proyek pembangunan masjid Sultan Omar Ali Saifuddien ini diperkirakan menelan
biaya sebesar 7,7 juta dolar hingga 9,2 juta dolar
Rancangan masjid ini sangat dipengaruhi oleh
gaya arsitektural dinasti Mughal yang berkuasa selama lebih kurang 350 tahun
sejak abad ke 16 di seluruh wilayah India, Pakistan, Bangladesh dan sekitar
nya. Dinasti Islam Mughal memang sangat terkenal dengan warisan seni
arsitektural yang menawan tersebar diseluruh bekas wilayah kekuasannya,
termasuk salah satu bangunan 7 keajaiban dunia, Taj Mahal di kota Acra, India.
Di komplek Taj Mahal Juga dibangun bersebelahan disisi kiri dan kanan nya
masing masing Masjid
Taj Mahal dan Istana Peristirahatan Taj Mahal.
dan beginilah Masjid dan jembatan menuju Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien saat ini. |
Proses pembangunan masjid dimulai pada
tanggal 4 Februari 1954, di atas lahan seluar 5 acre (2 hektar) dengan
masjidnya sendiri berukuran 225 kaki x 86 kaki (68.5 meter x 26.2 meter) dan
mampu menampung sekitar 3000 jema’ah sekaligus. Tinggi bangunan utama masjidnya
mencapai 52 meter, atapnya ditutup dengan kubah besar berlapis emas murni,
ditopang dengan dinding dinding tebal berlapis pualam dari Italia sama dengan
pualam yang digunakan untuk pilar pilar, lengkungan dan menara masjid.
Bangunan masjid ini memang sebagian besar
menggunakan material dari luar negara termasuk penggunaan Batu Pualam dari Italia, Batu Granit dari Shanghai (China), stainglass
atau kaca patri dan lampu gantung dari Inggris serta karpet rajutan
tangan dari Belgia dan Saudi Arabia.
Satu satunya elemen lokal tempatan Brunei yang dipakai di masjid
ini adalah penggunaan Kalat, yakni semacam tali yang sangat tebal dan dibentuk
berkelok kelok pada semua pilar masjid. Kalat, aslinya digunakan pada
pembangunan bangunan ‘lapau’ atau aula di Brunei. Kalat berfungsi sebagai
tali pengikat pilar pilar bangunan. Karena keberadaannya yang terlihat oleh
mata, maka kalat ini dalam aplikasinya diberi corak warna warni dan tak jarang
dilapis dengan emas.
Dari sisi arsitektural, menara tunggal masjid
ini memang cukup unik. Penggabungan gaya Italia dengan gaya Mughal menghasilkan
menara dengan denah segi empat bergaya italia di sisi bawah sedangkan puncaknya
menggunakan kubah bawang khas Mughal. Sedangkan interior masjid ini begitu
mewah dengan berbagai seni ilami khususnya seni kaligrafi dan pola pola
geometrik, floral dan lain nya.
Masjid Sultan Omar Ali Syaifuddien diresmikan
sendiri oleh Sultan Omar Ali Syaifuddien pada tanggal 26 September 1958. Dan
Sembilan tahun kemudian tepatnya di tahun 1967 masjid ini dilengkapi dengan
bangunan tambahan berupa Replika Kapal Mahligai Sultan Bolqiah abad ke 16 yang
dibangun ditengah laguna di depan masjid lalu dihubungkan dengan jembatan
pualam. Pembangunan mahligai tersebut menandai peringatan 1400 tahun (14 abad)
Nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an untuk pertama kali) dengan pembangunan
sebesar 250 ribu dolar.
Kini, masjid Sultan Omar Ali Saifuddien menjadi
landmark yang begitu terkenal di Brunei
Darussalam, dan menjadi tempat ibadah utama di negeri itu. memang ada
larangan resmi untuk tidak memotret di dalam masjid ini, mungkin itu sebabnya
sangat sulit menemukan foto interior masjid ini di dunia maya meski masjid ini
merupakan salah satu objek foto paling menarik bagi siapapun yang pernah ke
sana, dan foto keindahannya bertebaran di dunia maya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA