Masjid
Syuhada berada di kota Baru, Yogyakarta. Didirikannya Masjid Syuhada ini
bertujuan khusus untuk memenuhi kebutuhan Umat Islam untuk beribadah kepada
Allah. Dan sebagai monumen untuk memperingati para syuhada (pahlawan yang gugur
syahid di medan perang) yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa, mempertahankan
kebenaran dan keadilan sebagai tanda mata peninggalan, kenang-kenangan untuk
Yogyakarta yang pernah dijadikan sebagai ibukota negara, ibukota perjuangan.
Masjid
Syuhada dibangun di atas tanah wakaf dari Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat,
peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX. Presiden Soekarno bahkan memberikan sambutan khusus atas
pemabangunan masjid ini, tokoh penting Nasional Muhammad Natsir pernah menjadi
khatib di masjid ini sementara Muhammad Hatta (Bung Hatta) pernah menyempatkan
memberikan kuliah nya disini sepulang dari tanah suci. Tak hanya itu,
pembangunan masjid ini turut menarik perhatian muslim dan pemerintah Pakistan
yang turut menyumbangkan permadani bagi masjid ini sebagai bentuk persahabatan
dan persaudaraan dua bangsa.
Lokasi dan Alamat Masjid Syuhada
Masjid Syuhada
Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13
(Kotabaru)
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
– Indonesia
Masjid
Syuhada berada di Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru, Yogyakarta. Saat ini
Masjid Syuhada juga mengelola Sekolah Islam dari Taman Kanak Kanak Islam hingga
Sekolah Menengah Islam Terpadu yang semuanya bernama Syuhada.
Sejarah Pembangunan Masjid Syuhada Kotabaru
Pada
masa penjajahan Belanda, Kotabaru dihuni oleh orang-orang kulit putih dan
orang-orang Indonesia kelas atas/kaya dan berpendidikan tinggi. Suasana
Kotabaru adalah merupakan bagian kota yang modern, bersih, sehat namun sama
sekali tidak ada masjid di kawasan tersebut. Di masa penjajahan Jepang awal
tahun 1942 semua warga kulit putih dan Belanda dipindahkan dari Kotabaru.
Rumah-rumah kosong itu lalu ditempati oleh orang-orang Jepang dan sebagian
orang-orang Indonesia yang beragama Islam. Saat itu baru muncul kebutuhan suatu
tempat ibadah untuk Umat Islam. Dan komposisi penduduk kotabaru kembali berubah
di masa kemerdekaan RI, warga Kotabaru menjadi terdiri dari anggota-anggota
tentara, pemuda, pelajar muslim dan kebutuhan akan tempat ibadah Umat Islam
semakin terasa.
Diakhir
tahun 1949, saat Ibu Kota RI di Yogyakarta berlangsung perundingan antara
delegasi Indonesia dan Belanda di Gravenhage Belanda. Muncul bayangan pemikiran
akan kembalinya Ibu Kota RI dari Yogyakarta ke kota metropolis Jakarta. Maka
kemudian timbul keinginan adanya suatu peninggalan, tanda mata dan peringatan
untuk Yogyakarta, Ibu Kota perjuangan dan peringatan perjuangan kemerdekaan
Bangsa Indonesia. Bangunan peringatan yang sesuai dengan kesucian perjuangan
bangsa Indonesia, bukan patung atau tugu / barang mati, melainkan sebuah Masjid
Jami’ yang setiap saat tersirat nuansa kehidupan Umat Islam.
Proses
pembangunan masjid Syuhada dimulai pada tanggal 14 Oktober 1949 dengan
dibentuknya Panitia Pendirian Masjid Peringatan Syuhada yang disingkat menjadi Panitia Masjid Syuhada. Menyusul
kemudian tanggal 17 Agustus 1950 dilaksanakan penetapan garis kiblat Masjid
Syuhada oleh KH. Badawi. Dan sebulan kemudian upacara peletakan batu pertama dilakukan
langsung oleh Raja Yogya, Sultan Hamengkubuwono IX selaku menteri pertahanan RI
sekaligus sebagai Kepala Daerah Propinsi DIY pada tanggal 23 September 1950/11
Dzulhijjah 1369 bertepatan dengan Hari Raya Qurban kedua.
Pada
tanggal 25 Mei 1952 dibentuk secara resmi Yayasan Asrama dan Masjid Syuhada (YASMA Syuhada). Dan dua
tahun setelah peletakan batu pertama yakni pada tanggal 20 September 1952
seluruh bangunan selesai dan dilakukan pembukaan secara resmi yang bertepatan
dengan Tahun Baru Hijriyah, 1 Muharram 1372. Selang beberapa hari setelah
peresmian diselenggarakan sholat Jum’at pertama di Masjid ini pada hari Jum’at 26
September 1952.
Dulu dan Sekarang :: foto atas adalah lokasi dimana Masjid Syuhada berdiri seperti terlihat pada foto bawah masjid Syuhada berdiri megah disana. |
Ibadah
Sholat Jum’at pertama tersebut di imami oleh tokoh Nasional Muhammad Natsir,
yang sekaligus bertindak sebagai khatib. Setelah itu Wakil Presiden RI Drs.
H.M. Hatta yang baru kembali dari menunaikan Ibadah Haji di Mekkah memberikan ceramahnya
di ruang aula/kuliah masjid syuhada ini. pembangunan masjid ini rupanya turut
menarik perhatian pemerintah dan rakyat Pakistan yang pada tanggal 13 September
1953 menyumbangkan 24 helai permadani buatan Karachi - Pakistan untuk masjid
Syuhada.
Pengelolaan
Masjid Syuhada
Dengan
selesainya pembangunan Masjid Syuhada maka untuk pengelolaan dan
penanggungjawab pemakmuran masjid selanjutnya dilaksanakan oleh Yayasan Asrama
dan Masjid Syuhada (YASMA SYUHADA) sebagai kelanjutan dari Panitia Pembangunan
Masjid Syuhada. Jabatan Ketua Umum DKM
Masjid Syuhada selalu diiberikan kepada pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
sebagai waqif tanah dimana Masjid Syuhada didirikan. Saat ini (2008 – 2013)
jabatan Ketua Umum diamanahkan kepada H. Kanjeng Raden Tumenggung Djatiningrat
(H. Tirun Marwito, SH).
Eksterior Masjid Syuhada dari berbagai sudut. |
Dengan
tujuan dakwah dan berkontribusi pada dunia pendidikan, maka YASMA SYUHADA
membentuk susunan kepengurusan masjid Syuhada yang komposisinya mungkin akan
membuat anda tercengang karena berisikan sederet tokoh tokoh Nasional yang
sudah dikenal luas oleh masyarakat. Susunan pengurus Masjid Syuhada periode
2008 – 2013 adalah sebagai berikut :
Penasihat : Sri Sultan Hamengku Buwono X êSri Paduka Paku ALam IX êProf. Dr. H. M. Amien Rais, MA êGBPH H. Joyo Kusumo êProf. Dr. H. Moh. Mahfudz MD êKa. Kanwil. DEPAG D. I. Yogyakarta êdan Wali Kota Yogyakarta.
Pembina : Drs. H. Barmawi Mukri, SH., M.Ag êDr. Ir. H. Harsoyo, M.Sc êProf. H. M. Suyanto, M.Pd., Ph.D êdan Dr. H. Jawahir Thontowi, SH.
Pengawas : Drs. H. Subowo, M.M êIr. H. Harsoyo M., Dipl.HS êDrs. DIdi Wahyu Sudirman, M.M ê
Eksterior Masjid Syuhada (foto diambil dari berbagai sumber di internet) |
Ketua I : Ir. H. Muhammad Hanif, MT
Ketua II : H. E. Zainal Abidin, SH., MS., MPA
Bidang Pendidikan : Ketua, Dr. Ir. H. Hary Sulistyo
Bidang Sarana dan Prasarana : Ketua, Ir. H. Eddy Sofyan H, MT
Bidang Pengembangan Usaha : Ketua, Amir Fansuri, SE
Bidang Ibadah, Keta’miran, Asrama dan
Alumni : Ketua, H.
Dachwan, M.Si
Bidang Kajian dan Pembinaan Kader : Ketua, Drs. Kusworo, M.Hum
Bidang Kewanitaan : Ketua, Dra. Hj. Yayah Kusiah, M.Pd
Lembaga-lembaga
di Masjid Syuhada
Masjid
Syuhada Kotabaru Yogya ini juga memiliki sederet lembaga lembaga yang dikelola
oleh Masjid, terdiri dari lembaga lembaga pendidikan formal dan non formal yang
kesemuanya bernaung dibawah Yayasan Asrama dan Masjid Syuhada (YASMA SYUHADA).
Lembaga Lembaga tersebut adalah sebagai berikut :
Interior Masjid Syuhada |
Lembaga Pendidikan Formal
: Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada (TKMS): ± 200 siswa, Sekolah Dasar Masjid
Syuhada (SDMS): ± 600 siswa, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP-IT
MS); sejak 2004: ± 100 siswa, Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada
(STAIMS); terdiri dari dua prodi yaitu: Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
Lembaga Non Formal terdiri dari
: Lembaga Pendidikan al-Quran Masjid Syuhada (LPQMS) sejak 1952, Pendidikan
Anak Masjid Syuhada (PAMS) didirikan 20 Oktober 1953, Pendidikan kader Masjid
Syuhada (PKMS) didirikan 20 Nopember 1954, Training Center dan Event Organizer,
Corps Dakwah Masjid Syuhada (CDMS), Lembaga Pembinaan Keluarga Sakinah dan
Bantuan Hukum (LPKSBH) Masjid Syuhada, Lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Masjid
Syuhada (LAZIS MS), Baitul Maal Wat Tamwiil Syuhada (BMT Syuhada), Pengajian
Putri Masjid Syuhada (PPMS), Kelompok Pengajian Al-Quran (KPA) Al-Hijrah Masjid Syuhada dan Forum Shoilihat.
salah satu sisi Masjid Syuhada. |
Asrama Putra dan Putri :
Masjid Syuhada juga mengelola asrama Putera dan Puteri YASMA SYUHADA. Asrama
Putra terletak di Jl. I Dewa Nyoman Oka 28 Kotabaru-Yogyakarta 55224 Tlp.
0274-547227 atau tepatnya di sebelah timur Masjid Syuhada. Asrama putra ini berkapasitas 20 mahasiswa.
Asrama putri beralamat di Jl. Pringgokusuman No. 12 berdampingan dengan kampus
STAIMS Telp. 0274-514520. Setiap warga yang mondok di Asrama tidak dipungut
biaya tetapi sebagai konsekuensinya bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan-kegiatan lembaga
non-formal.
Program Reguler :
Masjid Syuhada juga menyelenggarakan Program Reguler Lembaga-lembaga di Masjid
Syuhada termasuk di dalamnya : Studi Islam Efektif, Kajian Keluarga Sakinah, Pelatihan
Kader Da’I, Pendidikan Jurnalistik, Pelatihan Bahasa Asing, Training Ustadz/ah
TPA, Pelatihan Nasyid dan Pengembangan Masyarakat
Arsitektural Masjid Syuhada Kotabaru
Masjid
yang menggabungkan berbagai arsiktektur selain sejumlah perlambang melekat
dalam setiap bangunan, di kubahnya mengambil bentuk-bentuk bangunan yang
berkembang di Persia, India dan menjadi bagian dari masjid-masjid yang dibangun
ketika itu. Kubah bundar di bagian tengah sebagai kubah utama, dikelilingi
kubah kecil di empat sudutnya.
Fasad depan Masjid Syuhada. sekilas memiliki kemiripan dengan masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru Jakarta. |
Masjid
Syuhada Yogyakarta menjadi satu dari saksi sejarah masyarakat muslim dalam
memperjuangkan kemerdekaan. Masjid Syuhada menyimpan candrasengkala sekaligus
sebagai peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sehingga hal itu
digambarkan dalam bagian-bagian penting bangunan masjid ini, seperti 17 anak
tangga di bagian depan, delapan segi tiang gapura-nya dan empat kupel bawah
serta lima kupel atas.
Keseluruhan
bangunan terdiri tiga lantai, ruang bawah untuk ruangan kuliah, dilengkapi 20
jendela yang diharapkan menjadi peringatan atas 20 sifat Allah SWT. Di lantai
dua untuk ruang shalat bagi jema’ah perempuan, terdapat dua tiang yang
seolah-olah menyangga bangunan yang menggambarkan dua buah iktikad manusia.
Sedang di lantai tiga sebagai ruang shalat utama, termasuk shalat Jumat di
mihrabnya terdapat lima lubang angin yang memberi gambaran sekaligus
mengingatkan kepada masyarakat muslim akan lima rukun Islam.
Program untuk anak anak taman kanak kanak di masjid Syuhada. |
Serangan Bom di Masjid Syuhada Kotabaru Yogyakarta
Kamis,
23 Desember 2010 pukul 14.00 WIB sebuah bom rakitan meledak di pekarangan Masjid
Syuhada ini, Dari hasil olah TKP, Polda DIY menyimpulkan, bom rakitan tersebut merupakan
model bom yang dilontarkan. Saat dilontarkan, bom mengenai pohon, kemudian
jatuh di dekat pagar masjid. Cara kerja bom ini mirip dengan mercon dan
berjenis low explosive. Saat meledak, bom ini membuat pengurus masjid dan warga
sekitar kaget. Mereka lalu berbondong-bondong menuju lokasi ledakan.
Tidak
ada korban jiwa dalam ledakan ini. Polisi juga mengamankan barang bukti sisa
ledakan berupa pipa aluminium dan pipa paralon dengan diameter 1 inchi dengan
panjang sekitar 30 cm. Tidak jelas apa motif dari pelaku pelemparan Bom tersebut.
Yang pasti pihak kepolisian meminta warga masyarakat untuk tidak terprovokasi
oleh ulah pihak yang tak bertanggung jawab tersebut.888