Oman merupakan negara Arab yang terletak di ujung
tenggara semenanjung Arabia, berbentuk kesultanan mutlak, berbatasan darat
langsung dengan Republik Yaman di barat daya, Saudi Arabia disebelah barat dan
memiliki perbatasan yang unik dengan Uni Emirat Arab di barat laut. Satu
exclave Oman berada di wilayah Uni Emirat Arab di tanjung Musandam menghadap ke
selat Hormuz, serta tumpang tindih wilayah di daerah Madha, di Madha satu
wilayah kecil milik Oman berada di tengah tengah wilayah Uni Emirat Arab tapi
di tengah wilayah kecil oman itu terselip kota kecil milik Uni Emirat Arab.
Sejauh ini Oman merupakan satu negara Arab yang paling stabil.
Kesultanan Oman beribukota di Muscat, saat ini dipimpin
oleh Sultan
Qaboos (dibaca Sultan
Qabus), hukum islam menjadi hukum negara dan pemerintahan sehari hari
dijalankan oleh seorang Perdana Menteri. Masjid pertama di Oman diperkirakan
dibangun tahun 1300 masehi, Reruntuhan masjid tua itu ditemukan di wilayah
Qalhat di timut laut Oman, oleh ekspedisi
arkeologi
gabungan antara
Oman dan Prancis di tahun 2011 lalu. Masjid tua itu dibangun oleh Bibi
Maryam dandihancurkan oleh kolonial Portugis tahun 1508.
Di tahun 1992, Sultan Qaboos memerintahkan
pembangunan sebuah Masjid Nasional bagi Kesultanan Oman di Kota Muscat. Masjid
Nasional itu diresmikan pada tahun 2001 dinamai Masjid Agung Sultan Qaboos. Ketika
diresmikan masjid ini memegang rekor sebagai masjid dengan Karpet dan lampu
gantung terbesar di dunia, kini menjadi rekor terbesar kedua dunia seiring
diresmikannya Masjid
Agung Sheikh Zayed di kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tahun 2007.
Lokasi
Masjid Agung Sultan Qaboos
As Sultan Qaboos Street, Matrah
Muscat, Oman
Mengenal
Kesultanan Oman
Islam masuk dan berkembang di Oman di abad ke 7 masih di masa hidup
Rosullulloh. Di abad ke 8 alirah Ibadis shi’ah dan Suni mendomonasi kehidupan
Islam di Oman dan menjadikan Oman sebagai satu satunya negara Islam dengan
aliran Ibadi. Komunita awal Islam ini yang kemudian memilih pemimpin diantara
komunitas mereka. Sentuhan Oman dengan dunia barat terjadi di tahun 1508 ketika
Portugis menjajah beberapa bagian kecil wilayah pantai Oman dan bertahan disana
selama hampir satu abad. Portugis yang menghancurkan masjid pertama yang
dibangun di Oman oleh Bibi Maryam. Sisa sia benteng Portugis masih dapat dlihat
hari ini di kota Muscat.
Oman terbilang sebuah negara merdeka sepanjang sejarah
terlepas dari penguasaan sedikit wilayahnya oleh Portugis dan Persia yang
berkali kali berupaya menguasai wilayah tersebut. Portugis terusir dari Oman di
tahun 1650. Dalam persaingan kekuasaan dengan Persia, Oman berhasil melebarkan
wilayahnya hingga ke Zanzibar, hingga ke pantai timur benua Afrika, serta
sebagian wilayah selatan semenanjung Arabia.
Dan kepemimpinan Oman pun beralih dari para imam Ibadi
yang dipilih secara berkala kepada sistem kesultanan yang berkuasa secara turun
temurun hingga saat ini dan bertahta di kota Muscat. Penguasa di Muscat terus
mengembangan wilayah dengan mendirikan berbagai pos perdagangan di berbagai
pantai wilayah Persia hingga daerah Makram (kini menjadi wilayah Pakistan) di
awal abad ke 19, kala itu Oman menjelma sebagai kekuatan utama di semenanjung
Arabia dan menunjukkan kehadirannya di wilayah pantai timur Afrika.
Oman sempat menjadi objek perebutan antara Farncis dan
Inggris di abad ke 18. Di abad ke 19 Oman dan Inggris Raya menandatangani beberapa
fakta kerjasama dan perdagangan. Dan ditahun 1908 inggris memasuki era
perjanjian persahabatan dengan Oman. Hubungan tradisional antara kedua negara
ini di syahkan pada pada tahun 1951
melalui sebuah fakta persahabatan, pedagangan dan navigasi dan pengakuan
Inggris Raya terhadap eksistenti Oman sebagai sebuah Kesultanan yang berdaulat
penuh.
Sultan Qaboos |
Seiring dengan ditemukannya minyak di kawasan otonom
ibadi, konflik merebak lagi di tahun 1954, pemberontakan sporadis tersebut
dipimpin oleh Imam Ibadi yang baru, menuntut wewenang lebih bagi pengelolaan
wilayahnya. Pemberontakan itu berahir dengan kekalahan pasukan pemberontak di
tahun 1959 dengan bantuan Inggris. Imam Ibadi kemudian dipecat dari jabatannya
dan diasingkan ke Saudi Arabida di tahun 1960-an dengan dukungan dari para
pendukung dan beberapa pemerintah Arab, namun semua dukungan tersebut berahir
di tahun 1980-an.
Di tahun 1964 pemberontakan separatis terjadi di
Provinsi Dhofar. Didanai oleh komunis dan pemerintahan negara negara beraliran
kiri termasuk Republik Demokratik Yaman (Yaman Selatan). Para pemberontak
membentuk Fron Pembebasan Dhofar (Dhofar Liberation Front – DLF) yang kemudian
digabungkan dengan Front beraliran Marxist, Populat Front For the Liberation of
Oman and Arab Gulf (PFLOAG). Fron ini mendeklarasikan keinginan untuk
menggulingkan rezim teluk Arab. Di tahun 1974 PFLOAG menyingkat nama mereka
menjadi Popular Front for Liberation of Oman (PFLO) dan memulai perjuangan
politik daripada pendekatan militer dalam upaya meraih kekuasan di negara
negara teluk, namun juga tetap meneruskan perang gerilya di Dhofar.
Dengan bantuan dari penasihat Inggris, Sultan Qaboos
Naik takta pada tanggal 23 Juli 1970 dengan melakukan kudeta terhadap
ayahandanya sendiri, Sa’id Bin Taymur yang kemudian meninggal dalam pengasingan
di London. Baru naik tahta, Sultan Qaboss sudah berhadapan dengan setumpuk
permasalahan yang warisan semasa kekuasaan Ayahnya, termasuk masalah penyakit
menular, buta aksara, dan kemiskinan.
Salah satu langkah pertama yang
dilakukannya adalah menghapuskan begitu banyak larangan yang dulu pernah
diberlakukan ayahnya yang mengakibatkan ribuan warga Oman kabur ke luar negeri
serta memberikan begitu banyak amnesti kepada tokoh tokoh yang berseberangan
dengan rezim sebelumnya untuk memungkinkan mereka semua kembali ke Oman.
Beliau juga membentuk struktur pemerintahan moderen
dan meluncurkan program program pengembangan untuk mengangkat tingkat fasilitas
pendidikan dan kesehatan negara, membangun infrastruktur moderen dan
pengembangan sumber daya alam nasional. Dalam upaya mengatasi krisis di Dhofar,
Sultan kemudian memperluas dan melengkapi kekuatan angkatan perangnya dan
memberikan amnesti kepada semua tokoh pemberontak yang menyerah namun terus
melancarkan serangan besar besaran ke wilayah tersebut.
Beliau mendapatkan
dukungan militer langsung dari Inggris Raya, Iran dan Yordania. Di awal tahun
1975 para pembrontak yang bergerilya terkurung di wilayah seluas 50 kilometer
persegi di perbatasan Yaman dan dalam waktu singkat dapat dikalahkan. Seiring
berahirnya perang, program program bagi rakyat sipil dilancarkan dengan
prioritas tinggi untuk membangun kembali wilayah bekas perang tersebut juga
dalam upaya memulihkan kembali kepercayaan publik terhadap pemerintahan Sultan.
Ancaman dari PFLO dengan sendirinya terhapus seiring
dengan dicapainya hubungan diplomatik antara Yaman Selatan dan Kesultanan Oman
di bulan Oktober tahun 1983. Yaman Selatan sendiri telah mengurangi secara
berkelanjutan mengurangi segala bentuk aktivitas propaganda suversif terhadap
Oman. Di penghujung tahun 1987, Oman membuka Kedutaannya di Aden (ibukota Yaman
Selatan) dan menunjuk Duta besar pertamanya untuk Yaman Selatan.
Kerjasama
dengan Amerika Serikat
Wilayah ujung Utara Oman yang terpisah oleh wilayah
Uni Emirat Arab, sebuah tanjung bernama Semenanjung Musandam, merupakan wilayah
yang sangat strategis di selat Hormuz, berhadapan langsung dengan Iran di
seberang selat sejauh 35 mil laut. Oman yang sadar akan keamanan dan stabilitas
kawasan itu, menjaga hubungan diplomatiknya dengan Irak selama perang teluk
tahun 1990-1991 namun mendukung pasukan Gabungan PBB dengan mengirimkan
kontingen pasukannya untuk bergabung dengan kekuatan koalisi.
Kubah Masjid Agung Sultan Qaboos yang menawan, sementara di bawah kubah besar ini tergantung lampu gantung ukuran super besar |
Sejak tahun 1980 Oman dan Amerika Serikat terikat
dalam Perjanjian kerjasama militer dan kemudian di perbaharui tahun 2000. Oman
juga sudah begitu lama berpartisipasi secara aktif dalam upaya menciptakan
perdamaian di kawasan Timur Tengah. Menyusul serangan 11 September 2001 di
menara kembar WTC, Oman secara serius memberikan dukungan kepada pemerintah AS
dalam perang melawan teroris. Oman menjadi salah satu negara yang menyetujui
hampir semua perjanjian anti terorisme yang disponsori oleh PBB.
Sengketa perbatasan dengan Yaman dengan sendirinya
berahir ketika Yaman Utara dan Yaman Selatan kembali bergabung sebagai Republik
Yaman di bulan Mei tahun 1990. Perjanjian perbatasan antara Oman dan Republik
Yaman yang baru dibentuk (kembali) ditandatangani pada tanggal 1 Oktober 1992.
Oman juga kemudian menyelesaikan perjanjian garis demarkasi dengan negara
negara tetangganya yang lain termasuk garis demarkasi dengan Uni Emirat Arab
diratifikasi tahun 2003.
Panorama keindahan Masjid Agung Sultan Qaboos |
Pada bulan November 2010, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(UNDP) menyatakan bahwa Oman, di antara 135 negara sedunia, merupakan negara
yang paling terperbaiki dalam 40 tahun terakhir. Menurut indeks-indeks
internasional, Oman adalah salah satu negara yang paling maju dan stabil di
Dunia Arab
Pembangunan
Masjid Agung Sultan Qaboos
Di tahun 1992 Sultan Qaboos memerintahkan
pembangunan sebuah masjid agung resmi, bagi kesultanan Oman. Rancang bangun untuk masjid agung tersebut pun
diselenggarakan pada tahun 1993 dan kemudian terpilihlah lokasi di Bausher bagi pembangunan
masjid tersebut. Proses pembangunan dimulai pada tahun 1995. Pekerjaan
pembangunannya dilaksanakan oleh Carillion Alawi LLC selama enam
tahun empat bulan. Dan diresmikan oleh Sultan Qaboos pada tanggal 4
Mey 2001.
Keseluruhan proses pembangunan masjid ini menghabiskan
300 ribu ton batu pasir merah dari india. Ruang sholat utamanya berbentuk bujur
sangkar berukuran 74.4 m x 74.4 m, kubah besarnya setinggi 50 meter dari
permukaan lantai. Selain kubah besar di bangunan utama, masjid ini juga
dlengkapi dengan sebuah menara utama setinggi 90 meter serta diapit oleh empat
menara yang lebih kecil masing masing setinggi 45.5 meter menjadi fitur utama
bangunan masjid ini.
Kapasitas Masjid
Masjid Agung Sultan Qaboos memiliki area mencapai 416
ribu meter persegi. Dengan ukuran bangunan masjid mencapai 40 ribu meter
persegi. Ruang sholat utamanya masjid ini dapat menampung 6.500 jemaah, ruang
sholat khusus wanita berkapasitas 750 jemaah, are luar masjid mampu menampung
hingga 8.000 jemaah ditambah lagi dengan area di pelatarang tengah dan
sepanjang koridor masjid. Keseluruhan daya tampungnya mencapai 20 ribu jemaah
sholat sekaligus.
Selama kunjungannya di Muscat, Oman, wakilPresiden Amerika Serikat, Dick Cheney menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Agung Sultan Qaboos. |
Karpet
Buatan Tangan dan Chandelier Terbesar di Dunia
Karpet dan Chandelier (lampu gantung) menjadi fitur
utama rancang bangun interior masjid Agung Sultan Qaboos. Dua hal tersebut
tercatat sebagai karpet buatan tangan dan chandelier terbesar ke dua di dunia.
Selembar karpet yang menutup ruang dalam masjid ini terdiri dari satu juta
tujuh ratus pintalan, dengan berat keseluruhan mencapai 21 ton dan proses
pembuatannya menghabiskan waktu selama empat tahun. Karpet berukuran besar ini
dirajut dalam gabungan seni klasik tradisional Tabriz, Kashan dan Isfahan (Iran).
Terdiri dari 28 warna dalam berbagai variasi tingkat kecerahan, sebagian besar
bergambar buah buahan kering
Dengan ukurannya yang begitu besar menjadikan karpet
di masjid ini sebagai selembar karpet dengan ukuran terbesar nomor dua di
dunia. Karpet rajutan tangan berukuran raksasa ini dibuat oleh Iran Carpet
Company (ICC) atas permintaan dari Diwan of the Royal Court of Sultanate of Oman untuk menutup
keseluruhan lantai ruang sholat utama masjid Agung Sultan Qaboos di Muscat ini. Karpet
terbesar ke dua di dunia ini berukuran 70 m
× 60 m, dan mampu menutup area seluas 4,343 meter persegi, semuanya hanya satu lembar karpet.
Selain karpetnya, lampu lampu gantung di masjid Agung
Sultan Qaboos juga menjadi lampu gantung terbesar ke dua di dunia. Chandelier
ini berukuran panjang 14 meter merupakan produksi dari pabrik Faustig di Jeman.***
Foto
Foto Masjid Agung Sultan Qaboos
Sebelum diresmikannya Masjid Agung Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab, lampu gantung di masjid agung Sultan Qaboos ini merupakan lampu gantung terbesar di dunia. |
Tata lampu yang begitu apik di malam hari dengan latar belakang rembulan malam di Masjid Agung Sultan Qaboos |
Hamparan karpet ini juga merupakan karpet terbesar di dunia pada saat diresmikan sebelum kemudian rekor terbesar itu dikalahkan oleh ukuran karpet di Masjid Agung Sheikh Zayed, Uni Emirat Arab |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA