Masjid Agung Al-Fateh, Manama, Bahrain |
Masjid
Agung Al-Fateh berada di kota Manama, ibukota Bahrain yang di klaim sebagai
salah satu masjid dengan ukuran terbesar di dunia, dengan ukuran 6500 meter
persegi dan dapat menampung 7000 jemaah sekaligus. Meskipun disebut sebut
sebagai salah satu masjid terbesar di dunia, masjid Agung Al-Fateh kalah jauh
bila dibandingkan dengan daya tampung Islamic Center Samarinda (Kalimantan
Timur) yang memiliki kapasitas hinga 40 ribu jemaah sekaligus.
Sebagaimana
disebut di situs resminya Masjid Agung Al-Fateh bernama resmi sebagai Ahmed
Al-Fateh Islamic Center atau dalam bahasa Arabnya disebut sebagai Markaz Ahmad
Alfatih Al-Islamiya. Namun lebih popular disebut sebagai Masjid Agung Al-Fateh
atau Masjid Al-Fateh saja. Kehadiran masjid ini menambah serangkaian bangunan
bangunan megah dan mendunia di Bahrain. Selain dikenal dengan Masjid Agung
Al-Fateh, Bahrain dikenal dunia internasional dengan Sirkuit Formula Satu dan
Jalan tol empat lajur lintas laut “The King Fahd Causeway” yang menghubungkan
pulau Bahrain dengan Saudi Arabia di daratan utama semenanjung Arab.
Lokasi dan Alamat Masjid Agung Al-Fateh
Masjid
ini berada di sebelah jalan raya King Faisal di daerah Juffair dalam kota Manama
Mengenal Bahrain
Bahrain merupakan kerajaan Islam yang berada di tengah
tengah teluk Arab sebelah timur pantai barat Saudi Arabia atau di lepas pantai
barat teluk Persia. Kerajaan Bahrain terdiri dari 36 pulau dengan luas
keseluruhannya hanya seluas 711.9 km2, sedikit lebih kecil dibandingkan dengan
luas propinsi DKI Jakarta (740,29 km2). Pulau terbesarnya adalah Pulau Bahrain
(berukuran 18 km X 55 km), beberapa pulau pulau di Bahrain bahkan berukuran
sangat kecil. Dengan luasnya itu Bahrain menjadi Negara dengan wilayah paling
kecil di kawasan Arabia.
Bahrain Beribukota di Manama, Negara ini pada awal
berdirinya berbentuk Ke-Emiran dan dipimpin oleh seorang Emir, namun sejak
tahun 2002 memproklamirkan dirinya menjadi sebuah Kerajaan diperintah oleh
keluarga kerajaan dari dinasti Al-Khalifa. Saat ini Bahrain dipimpin oleh King
Hamad bin Issa Al-Khalifa.
Bahrain terhubung langsung ke Saudi Arabia di daratan utama
semenanjung Arabia dengan jalan tol lintas laut bernama King Fahd Causeway
diresmikan tahun 1986 dan merupakan causeway terpanjang di dunia. Tak sampai
disitu, Bahrain juga berencana membangun causeway menghubungkan Negara itu
dengan Qatar di selatan melalui jalur Causeway yang jauh lebih panjang.
Kata ‘Bahrain’ dalam bahasa Arab bermakna “dua laut” merujuk
kepada sumber air panas tawar yang menyembur dari bawah permukaan laut yang
asin, kawasan sekitar lokasi itu sangat popular bagi para penyelam mutiara dan
menjadi salah satu tujuan wisata. Peradaban di Bahrain sudah dimulai sejak 5000
tahun lalu di zaman Sumeria Kuno, pendiri peradaban besar di kawasan Timur
Tengah yang disebut sebagai Dilmun, Tanah Sakral bagi Kehidupan. Disebut sebut
dalam legenda sebagai pulau surga, tak ada penyakit yang berjangkit dan
penduduknya tak tersentuh kematian. Pada masa lalu letak dan berlimpahnya
sumber air tawar menjadikan Bahrain sebagai pos perdagangan terpenting antara
lembah Indus, Mesopotamia dan semenanjung Arabia.
Sama seperti Negara Negara tetangganya di Arabia, Bahrain
saat ini menjelma menjadi sebuah negara super modern dengan gedung pencakar
langit dan bangunan bangunan mengagumkan bertaburan di seantero negeri pulau
itu. Termasuk bangunan bangunan masjid yang menawan dan mengundang decak kagum,
salah satunya adalah masjid Agung Al-Fateh ini yang merupakan masjid Nasional
Bahrain. Dalam dunia olahraga otomotif, Bahrain menjadi salah satu tuan rumah
bagi penyelenggaraan seri Gran Prix Formula-1 di Bahrain Interational Circuit.
Sejarah
Islam di Bahrain
Sheikh
Isa bin Salman Al Khalifa
|
Bahrain merupakan kawasan pertama di luar semenanjung Arabia
yang menerima Islam. Sebelum masuknya islam ke kepulauan ini, rakyat Bahrain
merupakan para penyembah berhala. Nama Bahrain sendiri kala itu dikenal dengan
nama Pulau Awal, nama yang diambil dari nama berhala suku Wael. Islam masuk ke
Bahrain semasa hidup baginda Rosullullah S.A.W. Adalah Al-Ala’a Al-Hadhrami yang membawa surat
ajakan ber-Islam dari Rosulullah S.A.W tiba di Bahrain pada tahun ke delapan
hijirah. Al-Hadhrami menyampaikan surat baginda Rosul kepada Raja Bahrain,
Al-Mundhir ibnu Sawa. Setelah berkonsultasi dengan para kepala suku yang ada
Raja memutuskan menerima ajakan Rosulullah untuk ber-Islam.
Seiring dengan wafatnya Rosulullah S.A.W, dan 30 tahun masa
kekuasaan khulafaur Rasyidin (Khalifah Abu Bakar R.A., Khalifah Umar R.A.
Khalifah Usman R.A.,.dan Khalifah Ali R.A. Bahrain menjadi bagian dari wilayah
dinasti Umayah dan Abasiah. Dari abad ke 7 hingga abad ke 13 Bahrain menjadi
perhentian utama rute perdagangan antara Iraq dan anak benua India. Sebagai
penghasil mutiara, Bahrain terkenal hingga ke pelosok emperium Islam sebagai
permatanya ekonomi.
Melewati perjalanan berabad abad Bahrain kemudian dikuasai
oleh berbagai Dinasti Arabia dan Persia silih berganti. Bahkan Portugis juga
pernah menguasai kepulauan Bahrain selama 80 tahun di abad ke lima belas. Para
penakluk, pedagang, petualang, para budak, kelompok agama yang ekstrim hingga
para tentara bayaran pernah menjelajah di negeri pulau ini dalam upaya
menemukan harta karun Bahrain.
Ahmad
Ibnu Muhammad Ibnu Khalifa yang biasa disebut sebagai Sheikh Ahmed Al-Fateh (Sang
penakluk) dilahirkan di Kuwait pada sekitar paruh pertama abad ke 18 dan wafat
pada sekitar tahun 1795. Kakeknya Khalifa adalah pendiri dari dinasti Khalifa
yang memerintah di Bahrain. Sheikh Ahmed merupakan Penguasa Bahrain pertama dari dinasti Al-Khalifa dan
merupakan moyang garis ke delapan dari King Hamad, Raja Bahrain saat ini.
Sheikh
Ahmed mengikuti ayahandanya Muhammad ibnu Khalifa, dari Kuwait pindah ke Qatar dan
mendirikan Zubara tahun 1762 CE yang kemudian menjadi perusahaan perdagangan serta
pusat kebudayaan utama di kawasan Teluk Arabia. Manakala Muhammad ibn Khalifa wafat
disekitar tahun 1775, kekuasaan beliau diteruskan oleh putranya yang lain, Sheikh
khalifa, saudara dari Ahmed Al-Fateh. Kala itu Zubara benar benar telah berkembang
pesat.
Masjid Agung Al-Fateh. |
Dan ketika Sheikh Khalifa meninggalkan Zubara untuk menunaikan ibadah Haji ke Mekah, Nasir Ibnu Madhkur, Gubernur Bahrain yang kala itu dibawah kekuasaan Kerajaan Persia (Parsi, Kini menjadi Republik Islam Iran) menyerbu Zubara tahun 1782. Serbuan tersebut gagal total berkat perlawanan dari rakyat Zubara dibawah pimpinan Ahmad Al-Fateh yang tak lain adalah adik dari Sheik Khalifa. Setahun kemudian (tahun 1783) Sheikh Khalida wafat di Mekah dan kekuasaannya diteruskan oleh Adiknya Ahmad Al-Fateh yang telah berhasil menyelamatkan Zubara dari serbuan pasukan Persia.
Berhasil
mengusir pasukan Persia yang mengurung Zubara dari Bahrain, Sheikh Ahmad Al-Fateh balik menyerbu
Bahrain ditahun 1783, tahun yang sama dengan
tahun kematian saudaranya di tanah suci Mekah. Bahrain takluk dibawah kekuasaan Ahmad Al-Fateh,
dan beliau menjadi penguasa pertama disana dari dinasti Khalifa, dan keturunan
beliau yang meneruskan kekuasaannya atas Bahrain hingga hari ini.
Ketika demonstrasi besar besaran mengguncang Tunisia
kemudian merembet ke Mesir dan Libya, rakyat Bahrain seperti tak mau kehilangan
momen, turut mengelorakan perjuangan demokrasi di Negara tersebut. Demonstrasi
panjang tersebut kemudian berujung kepada masuknya tentara Saudi Arabia ke
Bahrain atas permintaan dari Raja Bahrain untuk memulihkan ketertiban dan
keamanan di negeri pulau tersebut.
Sejarah Masjid Agung Al-Fateh
Masjid Agung Al-Fateh merupakan bagian dari Islamic Center
Ahmad Al-Fateh. Pusat ke-Islaman ini termasuk di dalamnya adalah Masjid Agung
Al-Fateh, pusat studi Al-Qur’an dan Perpustakaan Islam. Dibangun atas perintah
dari Amir Bahrain, Sheikh Isa ibn Salman Al Khalifa. Proyek pembangunan kawasan
ini dimulai dengan upacara peletakan batu pertama pada bulan Desember 1983.
Proses pembangunannya dimulai tahun 1984 dan diresmikan langsung oleh beliau
tahun 1988. Nama Al-Fateh yang melekat pada nama masjid ini merupakan bentuk
penghormatan kepada mendiang Ahmed Al Fateh, sang penakluk Bahrain.
foto sejarah : Foto atas adalah upacara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Al-Fateh pada bulan Desember 1983, foto bawah adalah Upacara Peresmian Masjid Agung Al-Fateh pada tahun 1988. |
Masjid
Agung Al-Fateh berukuran 6500 meter persegi mampu menampung 7000 jemaah
sekaligus. Keseluruhan lantai masjid ditutup menggunakan batu pualam dari
Italia termasuk beberapa bagian besar dindingnya, sedangkan lampu gantungnya
dibuat khusus di Austria. Pintu pintu masjid ini dibuat dari bahan kayu teak wood dari India,
kubah besar masjid dibuat dari bahan fiberglas, dan merupakan kubah fiberglass
terbesar di dunia.
Masjid
AGung Al-Fateh mengadopsi kebijakan memoderenisasi negaranya namun tetap
memelihara dengan baik nilai nilai Islam dalam Karakter-nya sebagai Negara Arab.
Islamic Center Ahmad Al-Fateh ini dibangun dengan misi merefleksikan dan
mempromosikan kebijakan tersebut. Misi utama nya adalah memfasilitasi dan
mempromosikan pemahaman yang benar dan akurat tentang Islam sambil berupaya
menampilkan kerajaan Bahrain sebagai Negara Islam yang modern dan toleran dimana
perbedaan dan komunitas yang multi budaya dapat hidup berdampingan dalam damai.
Bersambung ke Bagian II
Rembulan malam diatas Masjid Agung Al-Fateh. |
Masjid
Agung Al-Fateh.
|
Malam hari di Masjid Agung Al-Fateh |
Kembang kertas atau bougenvile, bunga tropis yang banyak tumbuh di Indonesia, ikut narsis di latar depan Masjid Agung Al-Fateh. |
Sapuan cahaya lampu memberikan keindahan tersendiri pada Masjid Agung Al-Fateh. |
sangat bertermakasih untuk admin yg telah sudi membuat blog khusus mengenai masjid di belahan dunia. amazing
BalasHapus