Halaman

Minggu, 03 Juni 2012

Masjid Warsawa - Polandia

Masjid Warsawa, Polandia.

Polandia atau resminya bernama Republic of Poland atau dilidah orang Indonesia menjadi Republik Polandia, kini sedang menyiapkan diri untuk perhelatan akbar Piala Eropa 2012 atau Euro 2012 akan dilaksanakan di Polandia bersama Ukraina tanggal 8 Juni hingga 1 Juli 2012 nanti. Upacara Pembukaan Euro 2012 akan dilakanakan di Warsawa, Polandia, sedangkan upacara penutupannya akan diselenggarakan di Kiev, Ukraina, tetangga sebelah baratnya Polandia.
 
Di Kota Warsawa, ibukota Polandia, terdapat sebuah Masjid bernama Masjid Warsawa, masjid ini merupakan masjid pertama yang berdiri di Warsawa dan hingga tulisan ini ditayangkan masih menjadi satu satunya masjid resmi di kota Warsawa. sementara di Kota Kiev, Ukraina yang akan menjadi penyelenggara penutupan Euro 2012 ada Masjid Ar-Rahma yang juga satu satunya di kota itu, namun lengkap dengan berbagai fasilitas penunjangnya dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah Ukraina. Jadi bila anda salah satu dari pecinta bola yang akan menikmati pertandingan langsung di dua kota itu, sempatkan singgah ke masjid masjid itu ya.


peta Polandia
Sekilas Tentang Polandia
Sejarah politik dunia mencatat Polandia sebagai rumah tempat lahirnya Fakta Warsawa. Menandai perubahan peta politik dunia menjadi tiga blok politik. Blok Timur di komandoi oleh Rusia dengan Uni Soviet-nya, Blok barat di komandani oleh Amerika dan sekutunya. Dan tentu saja Blok Negara Negara yang tidak masuk salah satunya lalu bergabung dalam Gerakan Non Blok, di motori oleh Indonesia.
 
Sejarah penerbangan telah mencatat Polandia sebagai Negara yang kehilangan presidennya yang sedang berkuasa akibat kecelakaan penerbangan. kecelakaan pesawat tragis yang merenggut nyawa hampir 100 tokoh terkemuka di negara itu, termasuk Presiden Polandia, Lech Kaczynski. Sedangkan Ummat Katholik sedunia mengingat Polandia sebagai tempat lahirnya Paus Paulus Johanes II.
 
Sejarah perang mencatat Polandia sebagai Negara paling remuk dan hancur ketika perang dunia kedua meletus. Polandia menjadi pusat perebutan dan pertempuran sengit antara pasukan Nazi Jerman dengan Uni Soviet pada bulan September 1939, berujung kepada kemenangan Uni Soviet yang kemudian merubah Negara itu menjadi Republik Komunis Polandia dan bergabung dengan blok timur. Diperkirakan enam juta rakyat Polandia tewas dalam perang brutal tersebut. Tak sampai disitu sebagian wilayah nya di caplok oleh Jerman sementara sebagiannya lagi di kuasai secara utuh oleh Uni Soviet.

Masjid Warsawa sejatinya hanyalah gedung biasa yang kemudian di renovasi menjadi sebuah masjid. Bangunan masih berbentuk aslinya hanya ditambah ornament beton di sisi depan masjid mengarah ke jalan raya sebagai petanda bahwa bangunan ini adalah sebuah masjid.

Orang Indonesia akan sangat mudah mengingat Polandia dari bendera kebangsaannya. Bendera kebangsaan Polandia merupakan kebalikan bendera kebangsaan Indonesia. Putih Merah. Polandia ber-ibukota di Warsawa, bahasa resminya adalah Polski, orang-nya disebut Polish, bangsanya biasa disebut Polska. Mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 11 November 1918, lalu bergabung dengan Uni Soviet tahun 1945, lalu lepas dari Soviet dan menjadi Republik pada tanggal 13 September 1989 dan kemudian bergabung dengan Uni Eropa di tahun 2004. Dan benar benar menghapus kisah lalu dengan Uni Soviet saat Polandia bergabung dengan NATO pada tahun 1999.

Masjid Warsawa Satu Satunya di Ibukota Negara Polandia

Polandia, kini benar benar sudah berubah. Termasuk kebijakan publik terkait dengan kebebasan menjalan agama. Ummat Islam di Kota Warsawa kini telah memiliki sebuah masjid dan Islamic center meskipun ukurannya relative kecil dan sudah tidak mencukupi untuk menampung jemaah muslim Warsawa yang kian hari menunjukkan tendensi terus bertambah. Masjid Warsawa, merupakan satu satunya masjid di Ibukota Polandia itu. menjadi tumpuan syiar Islam di bekas Negara komunis itu.

Alamat dan Lokasi Masjid Warsawa

Islamic Centre Warsaw
Wiertnicza 103, Warsaw, 1222 , POLAND


Warszawa (biasa dibaca Warsawa oleh lidah orang Indonesia, sementara pengucapan yang benar menurut bahasa Poland berbunyi ‘Varsyav’) adalah ibu kota Polandia yang tadinya hancur lebur di saat Perang Dunia II (PD II). Pembangunan kembali pusat kota tua yang jadi kebanggaan masyarakatnya telah sukses mengeruk keuntungan di bidang pariwisata.

Saat muslim yang tinggal di Polandia terus bertambah—meskipun ribuan pelajar datang dan pergi kembali ke tanah air masing-masing, mulailah ada geliat aktivitas keislaman yang akhirnya terbentuklah ‘Liga-Liga Muslim’ di setiap kota sebagai wadah komunitasnya. Masjid Warszawa (yang tampak dalam gambar) terletak di dekat pusat kota Warszawa, Wilanów Wiertnicza 103, sekarang menjadi salah satu dari beberapa rumah ibadah ‘muzułmanom’ (muslim) yang berdiri bebas & resmi dan merupakan masjid aktif di Polandia, dengan Islamic Centre-nya.

Sejarah Masjid Warsawa

Polandia memiliki sejarah panjang sebagai Negara dengan etnis tunggal, 97% penduduk Polandia berasal dari etnis yang sama dan hampir semua warga negara Eropa itu non-Muslim. Dari 38,6 juta warga Polandia, sekitar 96 persen di antaranya beragama Katolik Roma. Islam termasuk agama minoritas bersama Kristen Protestan, Katolik Ortodoks, dan Yahudi.

Masjid Warsawa.

Maka dari itu dapat dimengerti bila kemudian muslim di sana sangat sedikit hanya sekitar 1 persen dari 30 juta-an penduduk Polandia. Kebanyakan muslim disana berasal dari etnis Tatar yang memang sudah menjadi bagian dari Polandia selama ber-abad abad. Namun demikian sebagaimana disampaikan oleh Nezar Sharif, pimpinan Masjid Warsawa, komunitas muslim Polandia terus bertambah dari laju imigrasi dari Negara Negara Islam kesana.

Masjid di Warsawa ini tadinya adalah sebuah vila lalu diadaptasi, resmi menjadi masjid pada tahun 1993. Bangunan di jalan Wiertnicza 103, Warszawa, Polska ini perlahan-lahan merenovasi bangunannya, terbentuk kantor kecil untuk urusan agama Islam dan lembaga kebudayaan islam, meskipun disini tidak memiliki menara. Ruangan masjid tersebut selalu dipenuhi umat Islam terutama di hari Jum’at, hari-hari Ramadhan, Sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Masjid kecil ini menjadi satu satunya bangunan yang benar benar utuh berfungsi sebagai Masjid di Kota Warsawa.

Ketika Masjid Warsawa pertama kali dibuka, jemaah masjid ini puluhan jemaah saja. Namun kini setiap sholat jum’at ratusan jemaah memadati masjid Warsawa dan sudah tidak tertampung oleh masjid kecil itu. Menurut informasi beberapa forum muslim di Warsawa, ada sekitar tiga masjid kecil lainnya yang tersebar berjauhan di Warsawa. Semua ruang sholat sangat sederhana. Juga ada lumayan banyak kedai daging halal di sana.

Interior Masjid Warsawa tak ubahnya dengan interior masjid masjid lainnya meskipun merupakan sebuah bangunan biasa yang kemudian dikonversi menjadi bangunan masjid.

Sebagai satu-satunya masjid resmi di Warsawa, Masjid Warsawa juga menjadi tempat dilakukan berbagai kegiatan sosial dan pendidikan Islam. juga menjadi semacam pusat informasi tentang Islam. Di sana pula Asosiasi Muslim Polandia yang diketuai oleh Poplawski berkantor, di salah satu ruangan di lantai atas masjid.

Setiap hari Sabtu diselenggarakan kegiatan pendidikan Al Quran bagi anak-anak perempuan, Pengurus masjid dan asosiasi juga sering mendapat kunjungan dari para siswa sekolah Katolik yang meminta diberi penjelasan tentang Islam. Warga Muslim di Warsawa dan di Polandia umumnya tak pernah memiliki masalah serius dengan umat mayoritas Katolik maupun dengan kelompok agama lain. Mereka bebas beribadah dan menjalankan berbagai kewajiban lain sebagai umat Islam. Tak ada larangan, tekanan, dan diskriminasi.

Sementara di sejumlah negara Eropa kini tengah terjadi proses penipisan toleransi terhadap kaum Muslim sebagai dampak peristiwa serangan teror 11 September 2001 di New York dan Washington (yang menewaskan hampir 3.000 orang), di Polandia kehadiran kaum Muslim tetap disambut baik. Mereka diberi hak-hak yang sama dengan warga negara dari golongan lain.

Interior Masjid Warsawa, Polandia.

Selain kota Warsawa, umat Islam yang tersebar di Polandia dapat menikmati ukhuwah islamiyah yang kental di kota Białystok, Gdańsk, Lublin, Poznań, dan Wrocław, semua kota tersebut sudah memiliki pusat keislaman resmi, lengkap dengan kedai makanan halalnya. Di Krakow, insya Allah segera menyusul, sudah ada sinyal positif dari pihak dewan kota untuk menyediakan sarana ibadah bagi umat Islam yang ada di Krakow setelah pengajuan permohonan liga muslim Krakow selalu ditolak berkali-kali, terutama yang paling terasa penting adalah ruangan Sholat Jum’at yang sudah berpuluh-puluh tahun disewa per-minggu, namun ruangan itu hanya sepetak kecil, sekitar 3 x 5 meter persegi dengan satu pemanas.

Ramadhan dan Hari Raya di Masjid Warsawa

Di Polandia, Ramadhan masyarakat muslim Polandia berbondong-bondong menuju mesjid, untuk shalat taraweh ataupun tadarus dan berbuka puasa bersama. Makanan yang menjadi ciri khas berbuka adalah makanan timur tengah. Maklum, hampir sebagian masyarakat muslim disini adalah keturunan timur tengah. Muslim di Polandia menjalani puasa biasanya selama hampir 17 jam. Hal ini dikarenakan waktu berbuka puasa di Polandia pukul delapan malam dan imsak pada pukul tiga dinihari.

Hari Raya Idul Fitri adalah hari yang paling dinanti muslim Polandia. Setelah diumumkan di mesjid Warsawa, biasanya Shalat Ied dimulai jam 09,00 pagi, dan dipimpin oleh Imam Emir Poplawski. Masyarakat Muslim di Polandia keturunan Tartar menyebut Idul Fitri sebagai Hari Ramadhan Bayram (Dni Bayram Ramadhan). Bayram diambil dari bahasa Turki yang berarti perayaan. Di hari paling mulia ini, muslim Polandia yang berusia tua, dan muda semua berbaur dan tampil dengan busana terbaik mereka.

Masjid Warsawa.

Suasana Idul Fitri juga bergema di kota-kota lainnya seperti Wroclaw, Krakow, Lublin, Poznan dan Gdansk pada pusat-pusat kebudayaan Islam sekaligus yang berfungsi sebagai tempat ibadah. Di samping berfungsi sebagai pusat ibadah, tempat-tempat ini juga digunakan untuk dialog dan pertemuan dengan masyarakat yang ingin tahu tentang Islam serta dengan penganut agama lainnya untuk menguatkan citra toleransi beragama yang tinggi di Polandia.
 
Pada perayaan Idul Fitri, Shalat Ied, dilakukan di pagi hari dengan suhu dingin 10 derajat celsius. Sebagaimana di Indonesia, dilaksanakan dua rakaat, dan dilanjutkan dengan khotbah dalam bahasa Arab dan Polandia. Imam fasih berbahasa Polandia karena memang lahir dan besar di Polandia. Imam mengumumkan, sebelum shalat dimulai, umat dipersilahkan untuk membayar zakat fitrah dan bersedekah. Jam 8.30 pagi mesjid telah penuh sesak, sekitar 400 jamaah pria dan wanita dengan ruang terpisah telah mengambil tempat. Ada pula yang mengabadikan suasana bersukacita itu dengan kamera telepon genggam.

Masjid Warsawa terdiri dari dua lantai: wanita di lantai atas sedangkan pria di lantai bawah. Sebagian ruangan dijadikan kantor, dan ruang depan dijadikan toko koperasi yang menjual berbagai keperluan umat Islam serta makanan kecil halal. Pada hari-hari kerja, ruangan digunakan untuk pendidikan dan pertemuan sosial termasuk melayani tamu-tamu yang menginginkan informasi mengenai Islam.

Masjid Warsawa

Rencana Pembangunan Masjid Baru Warsawa

Pembangunan gedung Islamic Center yang baru di Warsawa disambut baik oleh muslim kota Warsawa. Pembangunan masjid kedua tersebut sudah dimulai tahun 2009. Merujuk kepada cetak biru pembangunannya masjid baru tersebut berukuran tiga kali lebih besar dari masjid yang kini berdiri. Namun tidak seperti masjid pertama yang dibangun dengan dana murni dari jemaah muslim setempat, masjid baru ini akan di danai oleh sponsor dari luar Polandia.
  
Fakta bahwa pembangunan tersebut didanai oleh Saudi Arabia menuai issue politik di Polandia. Serangkaian akti protes menolak pembangunan masjid merebak di kota Warsawa dengan berbagai alasan termasuk ketakutan akan Islamisasi di begara tersebut,issue terorisme dan sebagainya,bahkan masuk ke ranah rasial. Seorang sosiolog dari Polish Academy of Science bernama Zbigniew Mikolejko, bahkan menagatakan bahwa pembangunan masjid baru tersebut sama saja seperti Bom Waktu yang bisa meledak kapan saja, dan akan memicu konflik kapan saja di masa depan. Meskipun semua aksi protes tersebut sedikit di dinginkan oleh komisi Hak Asasi Uni Eropa.

Masjid kedua bagi Muslim Warsawa itu mestinya sudah selesai dibangun pada 1991, hasil rancangan seorang arsitek Polandia, Sayang, proyek pembangunan masjid itu batal, hingga bulan Desember 2006 lalu, negara Arab yang berjanji akan jadi sponsor tak kunjung mengucurkan dana yang diperlukan.

rancangan masjid baru bagi kota Warsawa

Sejarah Islam di Polandia

Islam pertama kali dibawa ke Polandia antara abad ke-14 dan ke-17 oleh berbagai puak suku Tatar yang bermigrasi ke wilayah persemakmuran Polandia-Lituania. Mereka datang dari wilayah Gerombolan Emas (Golden Horde), kerajaan yang dibangun pada abad ke-13 oleh Batu Khan, cucu Jengis Khan, penguasa Tatar yang tersohor itu. Orang China sering menyebut suku Tatar yang menjadi tentara Batu Khan sebagai orang-orang Mongolia. Soalnya, waktu itu, meski sebagian besar prajurit Tatar berasal dari Turki, para perwiranya kebanyakan orang Mongolia.
  
Kelompok-kelompok Tatar datang ke Polandia-Lituania atas undangan para bangsawan Lituania, yang terkesan pada kehebatan mereka sebagai prajurit tempur. Itu sebabnya, banyak orang Tatar yang kemudian dianugerahi status kebangsawanan, tradisi yang baru dihapus saat tamatnya riwayat negara persemakmuran Polandia-Lituania, abad ke-18.
  
Sebagai imbalan atas kesediaan bergabung dalam bala tentara Polandia-Lituania, diaspora Tatar diberi kebebasan mempertahankan kebudayaan, adat kebiasaan, dan, terutama, agama Islam aliran Sunni yang mereka peluk. Berdasarkan Konstitusi Mei 1791, kaum minoritas Tatar juga berhak menempatkan wakil mereka di sejm alias parlemen.

Di zaman Kerajaan Polandia-Lituania, para lelaki Tatar bahkan diperbolehkan menikahi perempuan Polandia beragama Katolik Roma atau Ortodoks, tanpa harus beralih keyakinan agama. Meski berasal dari golongan minoritas, kehadiran warga keturunan Tatar cukup mencolok dalam angkatan bersenjata Kerajaan Polandia-Lituania. Dalam masyarakat Polandia masa kini keberadaan mereka juga dikenal luas karena adanya para sastrawan dan akademisi ternama Polandia yang berdarah Tatar.

Masjid Warsawa

Sekarang ini diperkirakan ada 3.000 warga keturunan Tatar di Polandia. Salah satunya adalah Emir Poplawski (Imam Masjid Warsawa) yang masih keturunan orang-orang Tatar yang membawa Islam untuk pertama kali ke Polandia. Sebagian keturunan Tatar tinggal di Desa Bohoniki dan Kruszyniani di Polandia timur laut. Sisanya tinggal tersebar di berbagai kota. Pada awal 1990-an dikabarkan juga ada komunitas kecil imigran asal Polandia berdarah Tatar di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, tempat mereka mendirikan sebuah masjid yang masih berfungsi hingga hari ini.
 
Sejak 1970-an, masyarakat Muslim Polandia tumbuh dengan adanya kaum imigran baru. Mereka adalah para mahasiswa dari sejumlah negara berbahasa Arab di Timur Tengah dan Afrika yang berorientasi politik sosialis. Sebagian kemudian memutuskan menetap di Polandia. Di samping warga keturunan Tatar, mereka inilah yang juga mendirikan mushala atau masjid di sejumlah kota, seperti di Warsawa, Bialystok, Gdańsk, Wrocław, Lublin, dan Poznań.
 
Seiring dengan runtuhnya komunisme pada 1989, kelompok-kelompok imigran Muslim lain juga mulai berdatangan ke Polandia. Mereka terutama berasal dari Turki dan bekas Yugoslavia. Kelompok-kelompok yang lebih kecil ada pula yang berasal dari Pakistan, Afganistan, dan Chechnya. Populasi Muslim di Polandia saat ini tak diketahui dengan pasti karena agama tak ditanyakan dalam pelaksanaan sensus nasional terakhir, tahun 2002. Namun, diperkirakan, di seluruh Polandia terdapat 30.000 pemeluk Islam, dengan 3.000 sampai 5.000 di antaranya adalah keturunan Tatar. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA