Republik Ceko atau Cekia atau Česká atau Česko atau dalam
bahasa Inggris ditulis dengan nama Czech Republic, adalah negara di Eropa Tengah yang terbentuk setelah
bubarnya negara Cekoslowakia. Negara ini berbatasan
dengan Jerman di sebelah barat dan
utara, dengan Polandia di sebelah utara,
dengan Slowakia di sebelah tenggara dan dengan Austria di sebelah selatan. Republik Ceko
ber-ibukota di kota Praha (Prague). Di negara
ini terdapat komunitas kecil kaum muslimin, salah satunya di kota Brno.
Di kota Brno inilah berdiri Masjid Brno, masjid pertama yang
dibangun di negara itu. Masjid Brno dibuka pada tanggal 2 juli 1998 oleh
Islamic Foundation di kota Brno, saat pertama kali dibuka, tak urung masjid
tersebut menuai protes dari non muslim setempat. Dan pada ahirnya bangunan
masjid tersebut harus dibangun tanpa menara dan tidak berbentuk seperti
bangunan Masjid yang biasa kita kenal tapi lebih mirip dengan bangunan bangunan
lain disekitarnya.
Lokasi dan Alamat Masjid Brno
Islamic Foundation in Brno (Brno Mosque)
Vídeňská 38a
639 00 Brno
Islam di Republik Ceko
Sejarah Islam di Republik Ceko sudah dimulai sejak
negara itu masih bergabung bersama Republik Slovakia sebgai Negara Republik
Cekoslovakia. Pada tahun 1934 muslim disana sudah membentuk organisasi islam
pertama dan berupaya mendapatkan pengakuan dari pemerintah namun tak pernah terealisasi
karena masalah masalah administrasi dan legal yang tak kunjung usai.
Pemimpin awal komunitas muslim disana adalah Muhammad
Abdullah Brikcius yang merupakan mualaf asli Ceko, wartawan dan traveler
independen. Semasa perang dunia kedua beliau berpandangan bahwa Nazi Jerman
akan membebaskan Muslim disana dari belenggu kolonial, khususnya dari jajahan
Inggris. Itu sebabnya kemudian beliau secara bekala menerbitkan artikel di
berbagai surat kabar muslim maupun non muslim di Ceko.
Masjid Brno berada di ujung bangunan berlantai tiga ini. |
Beliau juga menjalin hubungan erat dengan muslim arab
yang satu visi dengannya, termasuk mufti Jerussalem Amin Al-Husayni. Namun
justru sikap itu yang kemudian menuai masalah dikemudian hari saat kekuasaan
Nazi Jerman jatuh dan tentu saja merusak reputasi Abdullah Brikcius. Selama
komunis berkuasa di Cekoslovakia selama kurun waktu 1948 hingga 1989, muslim di
negara itu lebih banyak diam dan menahan diri.
Muslim ceko mengalami masa masa kelam selama rezim
komunis berkuasa, aktivitas peribadatan terganggu terutama peribadatan komunal
meskipun hal itu juga berlaku bagi semua aktivitas keber-agama-an di negara
itu. Namun demikian tekanan oleh Komunis terhadap muslim disana tak terlalu
berlebihan. Banyak pihak melihat perlakuan tak biasa oleh partai komunis
terhadap muslim disana dilatarbelakangi dua faktor : [pertama] para pejabat partai
komunis Cekoslovakia beranggapan bahwa muslim disana lebih sebagai suatu
fenomena yang eksotis dan tidak akan mengancam kekuasaan komunis, sebagaimana
di jabarkan oleh Muhamed Ali Shilhavy dalam sebuah jurnal wawancara tahun
1990-an.
Lebih dekat ke Masjid Brno. Lafaz kalimah tauhid di atas pintu utama itu satu satunya ciri utama bahwa bangunan ini adalah Masjid |
[faktor kedua] komunis Cekoslovakia tetap menjaga hubungan baik
dengan apa yang mereka sebut sebagai rezim arab progresif secara khusus bagi
Yaman Selatan, Libya, Suriah dan Aljazair, dan tentu saja mereka juga tidak mau
melakukan tindakan yang akan mengundang masalah internasional sebagai akibat
tindakan intimidasi terhadap muslim setempat, sebagimana di konfirmasi oleh
Muhamed Ali Silhavy dalam sebuah wawancara dengan Dingir Journal. Hal ini
kemudian disusul dengan fakta fakta berikutnya bahwa begitu banyak mahasiswa
mahasiswa arab yang memperoleh beasiswa untuk belajar di berbagai perguruan
tinggi di Cekoslovakia dan konon beberapa dari mereka bahkan kemudian menikah
dengan wanita Ceko ataupun Slovakia, membentuk rumah tangga disana.
Hal tersebut yang kemudian menjadi salah satu
pembentuk awal komunitas muslim di Republik Ceko maupun Slovakia. Struktur
internal komunitas ini merefleksikan perkembangan sosial dunia arab dan Islam,
pada periode tahun 1960-an kebanyakan mahasiswa arab yang datang belajar kesan
dari golongan sekuler. Perkembangan cepat islam baru terjadi di tahun 1970-an,
mahasiswa yang datang kesana lebih islami dan kebanyakan dari mereka merupakan
mahasiswa dari bidang studi teknologi dan kesehatan bukan dari bidang sosial
kemasyarakatan. Dan dampak yang sudah pasti adalah bedirinya berbagai masjid di
hampir semua universitas di kota kota bekas Republik Cekoslovakia itu.
begini bentuk fasad depan masjid Brno dari dekat. |
Statistik
Meski tak ada data pasti terkait berapa banyak muslim
di Republik Ceko, Muhamed Ali Shilhavy (dalam wawancara dengan BBC perwakilan
Ceko 20 September 2001) menyebutkan bahwa muslim di Ceko ada sekitar 20 ribu
jiwa dan 400 diantaranya adalah pribumi Ceko. Perkembangan jumlah mualaf di
negeri itu terus meningkat dan sekitar 80% dari mualaf adalah wanita, yang
secara tidak saja menjadikan Islam sebagai agama tapi juga menyerap semua
budayanya.
Sebagian besar muslim non pribumi di Ceko adalah
muslim Arab yang terdiri dari muslim Afgan, kawasan Sub Sahara Afrika,
Pakistan, termasuk juga para pengungsi dari Bosnia Herzegovina dan mereka yang
yang berasal dari kawasan Asia Tengah dan Republik Republik di Kaukasus bekas
Uni Soviet. Turki, Parsi dan Kurdi meskipun ada tapi jumlah mereka sangat
sedikit.
Muslimah di Pemerintahan Ceko
Karimah, muslimah di
kementrian kehakiman Republik Ceko.
|
Salah satu Muslim terkenal di sana bernama Karimah. Ia
terkenal karena satu-satunya Muslim yang memiliki jabatan tinggi di Pemerintahan
Republik Ceko. Muslimah
ini tercatat sebagai pejabat tinggi di Kementerian Kehakiman Republik Ceko.
Mungkin, Karimah juga adalah alasan yang kuat dan tepat untuk menyimpulkan
bahwa Islam dan Muslim di sana akan merasakan keamanan secara hukum.
Organisasi
Organisasi Islam di Republik Ceko
Ústředí muslimských obcí (Kantor Pusat Asosiasi
Muslim) merupakan oragnisasi resmi komunitas muslim Ceko yang didaftarkan pada
tanggal 17 September 2004. Dengan berdirinya organisasi ini menandai
disyahkannya Islam sebagai salah satu agama resmi di Republik Ceko. dan dengan
sendirinya memberikan hak kepada organisasi tersebut untuk membentuk atau pun
merangkul organisasi organisasi dibawahnya di seluruh wilayah Ceko.
Dalam batasan tertentu kantor pusat juga diperkenankan
melakukan aktivitas di penjara penjara yang di dalamnya terdapat napi muslim.
Namun demikian komunita muslim disana belum memiliki pengakuan dari pemerintah
atas aktivitas berdasarkan hukum syariah termasuk pengajaran agama Islam di
sekolah sekolah dan pernikahan.
Masjid Brno dari arah lahan terbuka disebelahnya. |
Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini merupakan organisasi
payung bagi organisasi organisasi Islam di Republik Ceko, organisasi organisasi
yang bernaung dibawahnya termasuk adalah :
1) Islámská nadace v Praze (Islamic Foundation in Prague – Yayasan Islam Praha)
2) Islámská nadace v Brně (Islamic Foundation in Brno – Yayasan Islam Brno)
3) Všeobecný svaz muslimských studentů (General Union of Muslim Students, atau the Muslim Student Union – Serikat Mahasiswa Muslim)
Presiden dari Kantor Pusat Asosiasi Muslim ini dijabat oleh Mohamed Ali Šilhavý (lahir di desa Trebic pada 17 November 1917), seorang mualaf pribumi Ceko yang sudah berislam sejak beliau berumur 20 tahun sebagaimana disebut sebut di awal tulisan ini. mengingat usia beliau yang sudah lebih dari 90 tahun, dalam pelaksanaannya beliau dibantu oleh dua orang wakil presiden organisasi, salah satunya adalahvVladimír Sáňka, juga seorang mualaf pribumi Ceko yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Islam Kota Praha.
poster poster di peringatan 10 tahun Masjid Brno.) |
Pejabat wakil presiden lainnya adalah muslim arab dari
Irak bernama Munib Hasan al-Rawi atau kadang
kadang disebut oleh media dengan nama Muneeb Hassan, yang juga menjabat sebagai
ketua Yayasan Islam Brno ::: Yayasan Islam Brno merupakan pendiri dan pengelola
masjid Brno:::. Beliau juga merupakan salah satu contoh dari muslim arab yang
awalnya datang ke Ceko sebagai mahasiswa namun setelah wisuda memutuskan untuk
tinggal dan menjadi bagian dari komunitas muslim Republik Ceko.
Selain dari organisasi organisasi resmi tersebut, di
Ceko masih ada dua organisasi lainnya yang juga menjalankan aktivitas
ke-Islaman disana, yakni : [pertama]
Svaz islámských kulturních center v Praze (Union of Islamic Cultural Centres in
Prague – Serikat Pusat kebudayaan Budaya Islam Praha) – yang beranggotakan hanya untuk muslim Turki
dan memiliki keterkaitan dengan lembaga lembaga Islamic Center dunia yang
didanai oleh Turki.
seorang muslimah membagikan kuntum bunga mawar diperingatan 10 tahun masjid Brno - Ceko. |
[kedua] Muslimská unie (Muslim Union – Serikat Muslim) – secara
resmi dibentuk tanggal 20 Januari 2001. Beranggotakan muslim muslim mualaf
pribumi Ceko dibawah pimpinan Muhammad Abbas al-Mu'tasim kadang kadan beliau
juga dipanggil dengan nama Mohamed Abbás. Sama seperti Munib
Hasan al-Rawi, Mohamed Abbás sendiri merupapakan muslim Arab dari Sudan
yang awalnya merupakan mahasiwa di salah satu Universitas di Ceko namun
kemudian memilih menetap dan menjadi warganegara Ceko setelah wisuda. Beliau
juga kebetulan adalah anak dari diplomat sudan di Ceko. organisasi yang
dipimpinnya aktif di bidang publikasi dan internet.
Sejarah Masjid Brno
Manakala keingininan untuk membangun sebuah masjid
mencuat. Asosiasi Mahasiswa muslim Cekoslovakia membentuk sebuah organisasi
baru dibawah yayasan islam Praha guna membangun dan menjalankan sebuah Islamic
Center. Cabang yayasan islam kemudian dibuka di kota Brno. Namun kemudian
muncul masalah, mengingat kedudukannya sebagai cabang dari Praha, sehingga
semua pengurusan masalah dokumen harus dilakukan di kantor pusat yayasan di
Praha selaku induk organisasi.
suasana peresmian Masjid Brno. |
Dan mencuatlah ide untuk segera membentuk Yayasan
Islam terpisah dari Praha. Maka dibentuklah Yayasan Islam Brno pada tahun 1994
oleh Hasan Hasrat, Hiša Al Šiqáqi, Muneeb Hassan Mohamed, Imad Gauda dan Samir
Al Asuly. Sementara waktu yayasan tersebut berada di University of Technology
(VUT) Brno.
Ketua pertamanya adalah Hiša Al Šiqáqi, dan Muneeb
Hassan menangani bidang kebudayaan dan humas serta Samir Al Asura di bagian
keuangan. Tujuan dari pembentukan yayasan tersebut adalah secara resmi membuka
dan menjalankan masjid bagi muslim setempat.
bangunan asli Masjid Brno ketika pertama dibeli sebelum di renovasi dan di alihfungsi sebagai masjid. |
Seringnya diselenggarakan sholat di jalanan namun
kemudian bermasalah dengan pasokan air dan listrik. Komunitas muslim kemudian
menggunakan lilin sebagai penerangan, terlihat seakan akan romantis namun sama
sekali tidak praktis. Mereka harus membawa air sendiri untuk berwudhu. Pada
titik tersebut, pada ahirnya komunitas muslim Brno mulai melakukan aktivitas ke
agama-an di asrama mahasiswa yang terdapat sebuah ruang serbaguna.
Pada sholat jum’at jemaahnya tidak hanya para
mahasiswa namun juga dari kalangan muslim lainnya dan jelas tidak mampu
tertampung di mushola asrama mahasiswa. Jalan keluarnya dalah dengan menyewa
ruangan gym untuk waktu satu atau dua jam disetiap hari Jum’at hanya untuk
penyelenggaraan sholat Jum’at. Kondisi itu menambah kuat keinginan untuk segera
memiliki tempat ibadah sendiri.
dan ini bentuk bangunan masjid Brno setelah selesai dibangun dan direnovasi. |
Mulailah dicari gedung Villa ukuran kecil atau
bangunan yang cocok untuk masjid namun denah dari bangunan yang ada sama sekali
tidak cocok untuk dikonversi menjadi masjid, sampai kemudian diputuskan untuk
mencari lahan nya saja yang cocok untuk kemudian didirikan bangunan masjid di
atasnya. Di bulan Maret 1995 didapatkan lahan yang cocok seluas 250 meter
persegi dengan harga yang cocok di jalan Vienna. Bukan lahan kosong tapi sebuah
bangunan belum selesai dibangun dan terbengkalai.
Yayasan Islam Brno membeli lahan tersebut dari dana
yang diperoleh dari jemaah muslim disana. Setelah semuanya beres, izin
pembangunanpun mulai di urus sebelum proses pembangunan dimulai. Di bulan
Desember 1995, Hasan Munib yang memang seorang wartawan kemudian menulis
tentang pembangunan masjid ini, dan tak disangka sangka ternyata menuai reaksi
negatif yang luar biasa dari masyarakat setempat maupun dari pihak berwenang.
interior Masjid Brno. |
Masalah Perizinan
Dewan kota Brno menolak memberikan izin pembangunan
ketika pertama diajukan proposal pembangunan. Hasan Muneed yang kemudian turun
langsung menangani hal tersebut. Pihak berwenang kemudian mulai meminta dokumen
dokumen tambahan yang tak biasa. Seperti contoh, tiba tiba saja mereka meminta
laporan dampak lingkungan dari cerobong asap dari bangunan yang akan dibangun,
padahal hal itu merupakan suatu yang lumrah dan ada di semua rumah hunian di
Ceko.
Alasan penolakan pemberian izin yang lain adalah bahwa
bangunan yang akan dibangun tersebut akan merusak arsitektural lingkungannya
berada, karena lahan tempatnya yang akan berdiri hanya satu blok dari dari
bangunan bertingkat yang merupakan bangunan tua warisan sejarah kota itu. yang
lebih luar biasa adalah, salah satu petugas disana dengan beraninya mengatakan
kepada Hasan Muneeb bahwa ‘mengapa dewan kota harus memberikan izin pembangunan
masjid di Brno sedangkan di negara negara Islam pembangunan gereja tidak di
izinkan”. Sehingga dia meminta Hasan Muneeb untuk menawa foto foto bukti bahwa
di negara asalnya, Irak juga terdapat bangunan gereja, biara dan kuil.
mihrab dan mimbar Masjid Brno. |
Kerasnya penolakan terhadap pembangunan masjid
tersebut tidak lagi terkait masalah teknis tapi lebih sebagai masalah politik,
agama dan masalah nasional. Meskipun penolakan dan berbagai petisi berisi
penolakan, pada ahirnya izin pembangunan masjid tersebut keluar dari otoritas
setempat dengan berbagai syarat termasuk tidak diperkenankan membangun menara.
Ketika proses pembangunan akan dimulai pun protes dari
masyarakat sekitar tetap terjadi, usaha usaha menggagalkan dilakukan dengan
melarang kendaraan berat masuk dalam lingkungan mereka dengan alasan akan
merusak jalanan disana dan sebagainya. Lagi lagi Hasan Muneeb harus menghubungi
dewan kota. Solusi yang ditawarkan adalah, dewan kota memberikan akses ke
lokasi langsung dari ruas jalan Vienna bukan dari arah belakang, meskipun itu
akan membuat membengkaknya anggaran namun muslim disana kala itu menerima
dengan baik solusi jalan tengah tersebut. Keseluruhan pembangunan selesai
dilaksanakan dalam waktu enam bulan.
Proses Pembangunan Masjid Brno
foto kenangan proses pembangunan ruang utama masjid Brno, bandingkan dengan suasanya setelah selesai dibangun seperti pada foto di atas. |
Selama proses pembangunan masjid, secara pribadi Muneeb
Hassan mencoba mendatangi masyarakat disekitar lokasi pembangunan satu persatu.
Dia juga meminta kontraktor bangunan itu untuk tidak melakukan aktivitas di
hari libur dan ahir pekan ataupun memulainya terlalu pagi, karena takut akan
mengganggu tetangga sekitarnya terutama yang masih memiliki bayi.
Masjid yang dibangun itu bentuknya memang sederhana
saja, tanpa menara membuatnya nyaris tak ada beda dengan bangunan
disekelilingnya. Sulit untuk mengenali masjid ini tanpa mencari tahu
keberadaannya karena memang bangunannya tidak berbentuk masjid seperti yang
dikenal masyarakat Islam secara luas. Dari tampilan luarnya hanya kalimah
tauhid di fasad depannya yang menjadi satu satunya petunjuk bahwa masjid ini
adalah masjid.
Proses pembangunan masjid dimulai pada bulan Juli 197
dan selesai lalu diresmikan pada tanggal 2 Juli 1998. Upacara peresmian masjid
ini turut dihadiri oleh anggota dewan kota, para tokoh politik kota Brno juga
dari kalangan diplomat serta pewakilan dari beragam agama di Brno seperti
contoh dari komunitas Yahudi dan gereka ortodok. Sedangkan dari masjid di wakili
oleh Professor Mohammed Ali Šilhavý
pembangunan pada sisi jendela dan dinding bagian dalam masjid Brno. |
Seminggu setelah peresmian Masjid Brno melakukan acara
open house dan dihadiri oleh sekitar 250 orang. Acara open house ini kemudian
menjadi agenda tetap masjid Brno. Bila awalnya hanya dikunjungi ratusan orang,
kini open house masjid Brno diramaikan oleh lebih dari 2000 pengunjung termasuk
kunjungan dari anak anak sekolah.
Pembangunan Masjid Baru Brno
Kini jemaah masjid sudah semakin membludak dan komunitas
muslim setempat berencana membangun masjid baru yang lebih besar di ibukota
Moravia tersebut. Rencana
pembangunan masjid baru tersebut sudah bergulir
sejak peringatan 10 tahun berdirinya masjid Brno pada tahun 2008 lalu, kala itu
komunitas muslim Brno merayakannya di Brno’s Central Square Namesti Slobody
sebagaimana disampaikan oleh Muneeb Hassan Alrawi,
salah satu tokoh pendiri yayasan Islam Brno sekaligus sebagai ketua yayasan
tersebut.
open house Masjid Brno. |
Dalam peringatan itu, Alarawi dalam sambutannya
mengatakan “saat ini kita menyelenggarakan perayaan 10 tahun Masjid Brno tapi
juga menganggap hal ini sebagai keberhasilan masyarakat Republik Czech. Dua entitas yang berbeda
menyepakati sebuah prinsip umum dari sebuah koeksistensi, maka sudah pasti akan
sukses. Hari ini kita merayakannya dengan sebuah acara budaya di Namesti
Svobody Square di Brno tempat dimana kita akan membagikan 3653 kuntum mawar
sebagai simbol dari jumlah hari yang sudah dilalui masjid Brno”.
Melihat kebelakang, hubungan harmonis antara muslim
dan Czech sudah menjadi sesuatu yang lebih dari sesuatu yang teramat teramat
mewah yang teramat sulit untuk di raih. Sekelomok masyarakat sekitar mencoba
menghalang halangi upaya komunitas muslim dengan beramai ramai menandatangai
sebuah petisi. Meski menurut Al-Rawi hubungan itu kini sudah lebih baik.
suasana di dalam masjid Brno saat open house yang digelar oleh pengurus masjid. |
Al-Rawi juga menyebutkan bahwa kini mereka pun telah
menjalin hubungan dengan para penanda tangan petisi penolakan pembangunan
masjid tersebut. Beliau sangat faham bahwa penolakan masyarakat saat itu lebih
karena sebuah ketakutan atas sesuatu yang mereka sendiri bahkan tak mengerti
apa yang mesti ditakutkan. Pembangunan masjid pertama di Brno ini kemudian
disusul dengan dibangunnya masjid ke dua republik Czech yang dibangun di kota
Praha.
Dan kini ketika Masjid Brno sudah tidak lagi memadai
bagi 800-an jemaahnya termasuk warga asing yang tinggal disana. Itu sebabnya Yayasan
Islam Brno kemudian berencana untuk membangun sebuah masjid baru yang lebih
besar. Begitu banyak aktivitas yang dilaksanakan di masjid ini membuatnya
semakin terasa sempit. Seperti yang dikatakan oleh Alarawi bahwa masjid mereka
semestinya terlalu kecil untuk menjadi pusat perhatian berlebihan berbagai
pihak termasuk mereka yang menentang pembangunannya, tak lain hanya karena
letaknya yang berada di Republik Ceko dan sejarahnya yang merupakan masjid
pertama di Ceko serta kawasan Eropa Tengah.***
Insya Alloh saya akan mampir dan akan sujud sukur di mesjid ini....
BalasHapus