Wekande Jummah Masjid atau Masjid Jum’ah Wekande adalah salah satu masjid tertua dan terbesar di Kolombo dan Sri Lanka. Masjid ini berada di Wekande Jumma Masjid Road, Slave Island, kota Kolombo. Disebut Slave Island, karena memang daerah ini dulunya adalah tempat bermukimnya kaum budak dari Afrika yang dibawa oleh penjajah Portugis dan Belanda ke Sri Lanka. Slave Island, juga bukanlah sebuah pulau dalam arti sebenarnya. Disebut Island karena sebagian besar daerah ini menjorok ke tengah danau Beira di sebelah selatan Benteng Kolombo. Sri Lanka.
Tak banyak orang tahu, bahwa di Sri Lanka yang 75%
penduduknya beragama Budha tersebut terdapat komunitas muslim Melayu keturunan
Indonesia sejak masa penjajahan Belanda. Mereka adalah keturunan dari penentang
penjajahan Belanda di Indonesia yang kemudian ditangkap dan dibuang oleh
Belanda ke Sri Lanka pada saat Sri Lanka juga berada di bawah jajahan Belanda.
Masjid Jum’ah Wekande yang akan kita ulas berikut ini merupakan Wakaf dari
Pandan Bali, sorang bangsawan kaya asal Indonesia yang dibuang Belanda ke Sri
Lanka di abad ke 18.
Lokasi
dan Alamat Masjid Jum’ah Wekande
Sejarah Masjid Jum’ah Wekande
Sejarah Masjid Jum’ah Wekande atau dalam bahasa Inggris
disebut Wekande Jummah Masjid berawal di abad ke 18 masehi ketika Sri Lanka
(saat itu masih bernama Ceylon) berada di bawah penjajahan Belanda. Belanda
berkuasa di Sri Lanka selama 228 tahun dari tahun 1568 setelah mengalahkan
Portugis hingga tahun 1796. Di tahun 1796 penjajahan Belanda di Sri Lanka
berahir seiring kekalahan Belanda melawan Inggris.
Selama menjajah Sri Lanka, Belanda menjadikan Negara Pulau
ini sebagai salah satu tempat pembuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia
yang terdiri dari tokoh tokoh Istana, raja, pangeran, panglima, alim ulama
hingga tokoh masyarakat di tanah air. Mereka di tangkap bersama keluarganya
lalu dibuang ke Sri Lanka. Orang buangan dari Indonesia tersebut kemudian
menjadi komunitas muslim melayu di Sri Lanka dan menjadi bagian dari muslim
awal yang masuk ke Sri Lanka hingga kini.
Wakaf Dari Pandan Bali
Pandan Bali adalah seorang muslim dari kalangan bangsawan
kaya dari pulau Jawa, Indonesia (kala itu masih bernama Hindia Belanda / Hindia
Timur) yang dibuang Belanda ke Sri Lanka, Pandaan Bali tiba di Sri Lanka
bersama dengan kontingen tentara Resimen Melayu bentukan Belanda yang akan
ditempatkan di Sri Lanka. Takdir kemudian mempertemukan Pandan Bali dengan Sabu
Latif, seorang bangsawan Indonesia yang juga dibuang Belanda ke Sri Lanka. Sabu
Latif tiba ke Sri Lanka di tahun 1772 bersama ayahandanya Raden Framana Latiff
dari Kesunanan Casar, Kalimantan Barat – Indonesia. Sabu Latif menikah dengan
putri dari Arufus Camaldeen, Kapten dari Tentara Resimen Melayu.
|
Fasad Masjid Jummah Wekande. |
Pandan Bali menikah di Beruwala dan cukup lama tak
dikaruniai keturunan. Sampai kemudian beliau bernazar akan membangun masjid
bila dikaruniai keturunan. Ketika beliau dikaruniai seorang anak perempuan,
belliau memberinya nama Sariya Umma (juga dikenal dengan nama Pallie Umma).
Pandan Bali memenuhi nazarnya dengan mewakafkan sebidang tanah sekaligus
membangun masjid disana berikut taman pemakaman umum muslim sesuai dengan
Nazarnya.
Lahan Masjid Jum’ah Wekande dibeli oleh Pandan Bali dari
Jeynadien Marikar Sinna Cassien di tahun 1786M (1201H). Pada tanggal 17 Agustus
1786M (1201H) Pandan Bali mewakafkan lahan tersebut untuk kaum muslimin, dan
mempercayakan amah itu kepada Sabu Latif Untuk pengelolaannya. Sesuai dengan
Nazarnya Pandan Bali juga menanggung seluruh biaya pembangunan Masjid Jum’ah
Wekande berikut taman pemakaman umum muslim disana. Sabu Latif menjadi imam
pertama Masjid Jum’ah Wekande dengan sebutan Khateeb (khatib), dan secara
tradisi jabatan tersebut dipegang oleh keturunan beliau hingga kini.
Pandan Bali kemudian kembali ke Indonesia namun Istri dan
putrinya tetap tinggal di Sri Lanka. Putri beliau Sariya Umma menikah dengan
Alfaraz Nazar seorang muslim melayu berkerja di kapal Singapura dan singgah ke
Sri Lanka. Keturunan dari Pandan Bali saat ini dikenali dari nama “Pallie” yang
mereka gunakan sebagai nama keluarga pada nama mereka masing masing.
|
Gerbang Masjid Jummah Wekande. |
Satu hal yang patut dicatat dari pembangunan masjid ini.
Masjid Juma’ah Wekande dibangun di era kolonial Belanda yang sama sekali tidak
menunjukkan rasa hormat kepada agama dan budaya masyarakat setempat. Pandan
Bali dan umat Islam saat itu telah menunjukkan perhatian yang begitu besar pada
perkembangan dan kebutuhan masyarakat Islam di lingkungannya di Sri Lanka dan
manfaatnya terasa hingga kini.
Perkembangan Masjid Jum’ah Wekande
Sekolah Islam Masjid Jum’ah Masjid Wekande
Masjid memang tidak saja sebagai tempat untuk beribadah tapi
merupakan focal point dari keselutuhan aktivitas ummat Islam. Di berbagai
negara Islam disekitar masjid diramaikan dengan beragam aktivitas mewarnai
kehidupan ke Islaman. Di Masjid ini juga dilengkapi dengan bangunan madrasah
untuk belajar agama, AL-qur’an dan bahasa Arab, gedung madarasah tersebut di
namai Pandan Bali Hall sebagai penghormatan kepada mendiang Pandan Bali.
Din Yunus (Deen Joonoos), salah satu pengurus masjid ini
yang begitu enerjik telah menunjukkan perhatian yang luar biasa kepada masjid
ini dan senantiasa menjadikan masjid ini sebagai bagian integral dari kehidupan
muslim Kolombo. Beliau kemudian membangun sebuah sekolah dengan nama Deen
Joonoos Hall yang kemudian menjadi Sekolah Bilingual Negeri Wekande (Wekande
Government Bi-lingual school).
|
Masjid Jummah Wekande dari arah jalan raya. |
Dalam upaya memenuhi kebutuhan ummat islam setempat akan
pendidikan bagi putra dan putri mereka, sekolah tersebut kemudian terus di
tingkatkan kualitasnya oleh Dr. T.B Jayah dan kemudian ubah sebagai cabang dari
sekolah Zahira College Colombo serta kemudian di ubah namanya menjadi Zahira
Collegege Slave Island, dan kemudian di ubah lagi menjadi T.B. Jayah Maha
Vidyalaya untuk mengenang pedirinya yang sudah menunjukkan pengabdian luar
biasa pada pendidikan di Sri Lanka dan menghasilkan pemimpin pemimpin Islam Sri
Lanka di kemudian hari.
Namun gedung tambahan tersebut hanya mampu menampung
membludaknya jamaah untuk sementara, Hanya selang beberapa waktu, jemaah jemaah
yang membludak sudah tak tertampung oleh bangunan masjid yang sudah diperluas.
Ketua dan dewan pengurus masjid kemudian untuk kedua kalinya menemui S.H.
Moosajee. Mendiskusikan masalah tersebut. dan untuk kedua kalinya S.H. Moosajee
dengan ikhlas mendanai sendiri perluasan masjid tersebut dengan membangun
lantai dua. Peresmian perluasan kedua Masjid Jum’ah Wekande ini dilakukan oleh
menteri pendidikan Sri Lanka Dr. Badiudin.
Di tahun 1986 pengurus Masjid Jum’ah Wekande
menyelenggarakan peringatan dua ratus tahun Masjid Jum’ah Wekande (1786-1986),
bersamaan dengan acara tersebut diselenggarakan peletakan batu pertama
perluasan masjid di sayap selatan. Hadir dalam kesempatan itu mantan Menteri
Urusan Agama dan Budaya Islam Sri Lanka M.H. Muhammed berkenan mewakili seluruh
tamu undangan meletakkan batu pertama perluasan Masjid Jum’ah Wekande di sayap
selatan. Takblikh akbar juga diselenggarakan di lokasi akan dibangunnya
perluasan masjid tersebut pada tanggal 31 Agustus 1986.
Peran KBRI, Pakistan, Qatar dan Dermawan Lain nya
Proses perluasan masjid ini dimulai setahun kemudian,
tepatnya pada bulan Agustus 1987 dengan dana sumbangan sebesar Rs. 135,000,
diterima melalui Duta Besar Republik Indonesia Untuk Sri Lanka merangkap Maladewa
yang berkedudukan di Kota Kolombo, Jufri Yusuf.
|
Gedung utama Masjid Jummah Wekande. |
Manakala donasi dari luar negeri tak mencukupi untuk
perluasan bangunan masjid, para pengurus bersama dengan para ulama dan jemaah
dengan persetujuan dari dewan pembina, kemudian mendatangani jemaah masjid dari
rumah ke rumah mengumpulkan donasi. Dari upaya tersebut terkumpul dana sebesar
Rs.245 ribu. Lembaran lembaran karcis amal juga disebarkan kepada para jemaah
sholat tarawih selama bulan suci Ramadhan sebagai upaya penggalangan dana.
Darwis Hadjar kemudian mengajukan diri untuk mendanai
pengecoran beton bertulang penghubung bangunan sayap selatan dan utara masjid.
Beberapa anggota jemaah kemudian meminta kepada dewan pengurus untuk membangun
kembali sebuah replika dari mimbar asli Masjid Jum’ah Wekande yang dirobohkan
tahun 1965 saat S.H. Moosajee membangun lantai dasar sayap utara masjid dengan
dana pribadinya sendirinya. Namn pada saat itu pekerjaan pembangunan masjid dan
gedung madrasah sempat terhenti karena masalah pendanaan.
Tanpa disangka sangka seorang pengusaha dari Qatar bernama
Nasser Al Kaabi pada suatu ketika singgah ke masjid ini untuk menunaikan sholat
magrib, beliau turut menyumbang sebesar sebesar Rs. 5,300, lalu donasi Komisi
Tinggi dari Pakistan sebesar Rs. 97,774 ditambah dengan donasi yang sangat
besar dari para dermawan sekitar masjid sebesar Rs. 200,000 membantu
menyelesaikan perluasan masjid dan madrasah yang sempat terhenti tersebut.
Pembangunan lanjutan dilakukan oleh dewan pengurus dengan menambahkan lantai
dua di bagian atas tangki penampungan air wudhu untuk menambah daya tampung
masjid yang sudah sangat mendesak di tahun 2001.
|
Masjid Jummah Wekande. |
Dengan selesainya keseluruhan proses pembangunan tersebut
dewan pengurus Masjid Jum’ah Wekande telah menyelesaikan proyek perluasan
masjid yang ditujukan untuk peringatan 200 tahun berdirinya masjid tersebut
yang terlakasana pada periode 1986/87 dengan total areal tambahan seluas 7,377
kaki persegi.
Peluncuran Website Masjid Jum’ah Wekande oleh Dubes RI
Pada tanggal 27 November 2011 bertepatan dengan tahun baru 1
Muharram 1433H, Masjid Jummah Wekande meluncurkan website Masjid Jummah Wekanda
beralamat di www.wekandamasjid.com. Peluncuran website itu juga bertepatan dengan
perayaan 232 tahun berdirinya Masjid Jum’ah Wekande (berdasarkan Kalender
Hijriah 1201H~1433H). Dalam kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Sri Lanka
merangkap Maladewa, Djafar Husein didaulat untuk meresmikan peluncuran website
tersebut.
Turut hadir diantara para tamu kehormatan dalam acara
tersebut adalah sekretaris ke-3 Kuasa Usaha Malaysia, Azzezul Hakeem dan Kuasa
Usaha Malaysia untuk Sri Lanka, Azmi Zainudeen. Usai peresmian dilanjutkan
dengan kuliah umum yang disampaikan oleh As Sheikh Arkam Nooramith dari Darul
Uloom, Afrika Selatan dan juga Chairman dari Darul Hasanath Foundation. Website
masjid ini merupakan gagasan dari Nazeer Mueen Latif, salah dari pembina Masjid
Jum’ah Wekande, beliau adalah keturunan dari Khatib Sabu Latif. Dalam kesempatan
tersebut beliau menyampaikan sambutan khusus yang diberi judul “Wekande Jummah
masjid in retrospect”
|
Mimbar dan mihrab di Masjid Jummah Wekande. |
Khatib Khatib Masjid Jum’ah Wekande
Selama 232 tahun posisi Khatib Kepala di Masjid Wekande
dipegang oleh keturunan Khatib Saboo Latiff, khatib pertama sekaligus penerima
amanah wakaf langsung dari Pandan Bali. Konsistusi Masjid Jum’ah Wekande dengan
tegas menyebutkan bahwa jabatan Khatib Ketua Masjid Jum’ah Wekande dipegang
oleh anggota keluarga keturunan Khatib Sabu Latif atau Khatib M.T.T Ameer yang
juga merupakan keluarga dekat keluarga Latif. Berikut daftar Khatib Masjid
Jum’ah Wekande sejak dari Khatib pertama Khatib Sabu Latif beserta masa
bhaktinya.
01. Sabu Latif - selama 53 tahun (1786 – 1839)
02. Chinnan Latiff - selama 50 tahun (1810 – 1860)
03. Ariffin Latiff - selama 6 tahun (1860 – 1866)
04. Thaiff Latiff (Packir Bawa Latiff) - selama 3 tahun (1866 – 1869)
05. Thaiban Latiff –selama 13 tahun (1869 – 1882)
06. Noordeen Thaiff Latiff (juga menjabat di Masjidul Akbar)
–selama 50 tahun (1870 – 1920)
07. Buhary Noordeen Latiff
- selama 28 tahun (1903 – 1931)
08. Sadiq Buhary Latiff - selama 12 tahun (1934 – 1946)
09. Muyinudeen Buhary Latiff – selama 20 tahun (1946 – 1966)
10. M.T.Thajudeen Ameer
11. M. Faiz Ameer
12. Moulavi M. Muzni Ameer (Dheeni)
Wekande Ma’al Madrasah
Wekande Ma’al Madrasah, Madrasah pendidikan Al-Qur’an di
Masjid Jum’ah Wekande didirikan pada tahun 1997. Lebih dari 100 santri putra
dan putri belajar di madrasah ini setelah jam sekolah. Pengurus masjid
menyediakan buku buku, alat alat tulis berikut seragam nya secara gratis bagi
seluruh santri di Madrasah. Sudah cukup banyak santri alumni madrasah ini yang
berhasil menjadi Hafiz (penghafal Al-qur’an).
|
Interior Masjid Jummah Wekande. |
Ruang Sholat Khsusus Jemaah Wanita
Slave Island, berada di lokasi yang strategis, ribuan orang
datang secara berkala untuk berbagai macam kepentingan mulai dari bekerja,
berbisnis hingga untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Diantara mereka ada
muslimah yang berjuang keras hanya untuk melaksanakan sholat zuhur/ashar selama
jam kerja karena ketiadaan fasiltas khusus jemaah wanita di masjid masjid yang
ada. Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, pengurus Masjid Jum’at Wekande
kemudian menyediakan ruang khusus bagi jemaah wanita di Masjid Jum’ah Wekande
Aktivitas Sosial Masjid Wekande
Dewan pengurus bersama Khatib Masjid Jum’ah Wekande turut
ambil bagian dalam kehidupan masyarakat secara luas. Beberapa aktivitas sosial
Masjid Jum’ah Wekande yang patut dicatat beberapa diantaranya adalah sebagai
berikut :
- Membangun sekolah dan madrasah yang keduanya memberikan
pendidikan agama Islam. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.
- Khatib Haji Buhary Noordeen Latiff (menjabat tahun 1903 –
1931) dibantu oleh H.L. De Mel dan dewan kota Kolombo meminjamkan ruang sekolah
di Masjid Jum’ah Wekande berikut ruangan pribadi Khatib Haji Buhary Noordeen
Latiff sebagai tempat penyimpanan beras selama terjadi krisis beras akibat
kondisi darurat selama perang dunia pertama.
- Di tahun 1920 Khatib Haji Buhary Noordeen Latiff juga turut
memainkan peran teramat penting dalam pendirian Asosiasi Politik Melayu dan
menjadi Ketua pertama Asosiasi tersebut.
- Khatib Haji Buhary Noordeen Latiff dengan kesederhanannya
bekerja bersama dengan H.L. Del Mel selama perayaan “Armistice Day” memberi
makan kepada fakir miskin dan menyantuni anak anak yatim di Masjid Jum’ah
Wekande.
- Mantan Presiden Dewan Pengurus Masjid Jum’ah Wekande, M.D.
Kitchilan pernah menjabat sebagai anggota senat sekaligus sebagai wakil
Walikota dari Dewan Kota Kolombo.
- Pahlawan Nasional Sri Lanka dan juga juga salah satu tokoh
muslim melayu Sri Lanka T.B. Jayah adalah merupakan orang yang begitu dekat
dengan Masjid Jum’ah Wekande.
- Mantan Presiden Dewan Pengurus Masjid Jum’ah Wekande, M.D.
Kitchilan pernah menjabat sebagai sektetaris dari ‘All Ceylon Malay League”
yang dipimpin oleh T.B. Jayah.
- Masjid Jum’ah Wekande juga memberikan beasiswa kepada
beberapa mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan tinggi mereka baik di
pendidikan Islam dan pendidikan di Universitas. Melalui program tersebut
tercatat dua orang santri berhasil menyelesaikan pendidikan mereka di perguruan
tinggi. Sementara dua mahasiswa lagi masih mengikuti program ini.
- Masjid Jum’ah Wekande Juga memainkan peran penting dalam
‘Kompeniweediya Masjid Federation’. Bantuan finansial juga diberikan Masjid Wekande
bagi proyek proyek dari federasi tersebut.
|
Gedung Madrasah yang dikelola oleh Masjid Jummah Wekande. |
The Federation of Kompannaveediya Mosques
The Federation of Kompannaveediya Mosques (FKM) adalah
organisasi yang di-dedikasikan bagi kesejahteraan komunitas muslim Slave
Island, Colombo 2. Dibentuk oleh 10 manajemen masjid yang ada di Slave Island
pada tahun 2005, tak lama setelah bencana Tsunami akibat gempa samudera Hindia
24 Desember 2005 yang mengakibatkan bencana besar di sepanjang pantai samudera
hindia termasuk Indonesia dan Sri Lanka.
Pekerjaan berat ditangani FKM paska bencana tersebut salah
satunya adalah proyek pembangunan kembali masjid masjid yang hancur akibat
tsunami di kawasan pantai timur dan selatan Sri Lanka terutama di Kota Kirinda
dan Hambantota. Termasuk juga penanganan paska terjadinya peristiwa di Mutur
yang terkenal dengan “Mawil aru’ incident”. FKM menyumbangkan dana sebesar Rs.
300,000 menanggapi permintaan dari my All Ceylon Jemmiyathul Ulema dalam upaya
pemulihan bagi ummat Islam yang terusir akibat peristiwa tersebut. 55 orang
sukarelawan FKM kemudian ditempatkan di kamp pengungsi Kanthle selama 4 hari
masa pemulihan. Aktivitas FKM lainnya adalah menggalang zakat kolektif,
menunjang peningkatan pendidikan di Slave Island, program dana pensiun bagi
Khatib dan Muazin yang telah pensiun, menyelenggarakan tenda kesehatan dan lain
lain.
Sepuluh Masjid anggota FKM adalah : (1). Wekande Jummah
Masjid (2), Masjidul Akbar Jummah Mosques di Kew Road, (3) Masjidul Jamiya
Jummah Mosques di Java Lane, (4).
Masjidul Quadhir Hanafi Jummah Mosque di Church Street, (5) Zaviyathul
Khairiya Thakkiya di De Mel Street, (6) Shahul Hameediyah Jummah Mosque di
Stuart Street, (7). Al Masjidul Muhaiyadeen di Union Lane, (8). Masjidul
Badhiriya Ma'al Madhrasa di Wekande Road, (9). Abi Ubaida Jummah Mosque di
Station Passage dan (10). Ukwathul Islam Jummah Mosque di Dawson Street.
Ucapan Terima Kasih
Dengan kerendahan hati, pengurus Masjid Jum’ah Wekande
mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi tinggi nya kepada semua pihak
yang telah berkontribusi kepada Masjid Jum’ah Wekande. Hal tersebut dinyatakan
dalam laman resmi Masjid Jum’ah Wekande, diantara mereka disebutkan pada urutan
pertama adalah Pandan Bali selaku pendiri masjid, lalu Kedutaan Besar Republik
Indonesia di Sri Lanka, Pakistan High Commission, Mr. S.H. Moosajee, Darwish
Hadjiar, Mr. Nasser Al Kaabi – Qatar, Sheikah Layla Mohamed Althani &
Sheikh Jassim bin Mohamed Althani – Qatar, para dermawan dan seluruh jemaah
Masjid Jum’ah Wekande.
|
Masjid Jummah Wekande. |
Pengurus Masjid Jum’ah Wekande
Seperti telah sedikit disinggung sebelumnya bahwa pengurus
Masjid Jum’ah Wekande dipegang oleh keturunan dari Khatib Sabu Latif, keturunan
dari Pandan Bali, keluarga mereka, Muslim Melayu Sri Lanka, serta muslim non
Melayu jemaah Masjid Jum’ah Wekande. Konstitusi masjid ini dengan tegas
menyebutkan bahwa dalam kepengurusan masjid harus ada setidaknya 2 anggota
tetap di dalam dewan Pembina masjid dari keluarga Pandan Bali dan Khatib Sabu
Latif.
Berikut daftar Pengurus Masjid Jum’ah Wekande saat ini
(2011)
Presiden & Pembina Masjid : Basheer .M. Latiff
(keturunan langsung Kathib Sabu Latif)
Sekretaris : Tuan Nilamdeen Pallie (Keturunan dari Pandan
Bali)
Bendahara dan Pembina Masjid : T.N. Jainudeen (keturunan
dari Pandan Bali)
Wakil Presiden : Al Haj. M. Anver Ameer J.P. (Putra dari
M.T.Thajudeen Ameer – juga dari keluarga Latif)
Internal Auditor : T. Murad Samath
Anggota Dewan Pembina : Nazeer Mueen Latiff (Keturunan dari
Kathib Sabu Latif), Al Haj. T.Haroon
Miskin, T.Sakreen Amith, Al Haj. T.Harris Amith, T.Marzook Noor, Al Haj.
T.M.K.Buhary, T.Rasheed Puwasa, M.N. Johar, M.S. Mustaq Ali, Kalabooshana Al
Haj. S.M. Shabdeen J.P.
Dan berikut adalah daftar Imam Masjid Jum’ah Wekande Saat
ini (2011)
Khatib Ketua : Moulavi M. Muzni Ameer (Dheeni) (keturunan dari Kathib M.T.Thajudeen Ameer)
Imam : Moulavi M. Nazeer Buhardeen (Najahi ), dan
Imam : Moulavi A.H.M. Sameem (Ajwardi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA