Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. |
Surabaya, metropolitan di timur Pulau Jawa, baru saja menjadi tuan rumah perhelatan Unity Cup yang mempertemukan Juara Liga Sepakbola Nasional Indonesia dan Malaysia dalam sebuah kompetisi yang bertujuan utama merekatkan dua bangsa serumpun melalui sepakbola. Pecinta sepakbola tanah air cukup terhibur dengan kemenangan Persebaya Surabaya Vs Kelantan FA dalam laga tersebut.
Kota Surabaya memiliki bangunan bangunan bangunan
megah yang menjadi landmark kota Pahlawan ini. Sebut saja Jembatan Suramadu
yang membentang dari Surabaya ke Pulau Madura tercatat sebagai jembatan
terpanjang di Nusantara, di pusat kota Surabaya dari masa lalu masih berdiri jembatan
merah yang begitu terkenal, dan dari arah laut terlihat begitu megah monumen
Jalas Veva Jaya Mahe menjadi penanda kota Surabaya dan menjadi kenangan bagi
siapa saja yang pernah berkunjung kesana. Diperingatan hari Pahlawan 10
Nopember tahun 2000 lalu Surabaya kembali menambah deretan landmark kotanya
seiring diresmikannya Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS).
Dua bentuk atap Masjid Nasional AL-Akbar Surabaya, atap berkubah dan atap limas. |
Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) didirikan diatas lahan seluas 11,2 hektar, dengan luas bangunan 28.509 m2 dan berkapasitas 59.000 jamaah. Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS) diproyeksikan untuk mewujudkan konsep masjid dalam arti luas, sebagai Islamic Center dengan peran multidimensi dengan misi religius, cultural dan edukatif termasuk wisata religi, untuk membangun dunia Islam yang rahmatan al amien. Secara lahiriyah, MAS menjadi Landmark baru kota Surabaya, secara simbolik memperkaya peta dunia Islam, dan tentu saja mengangkat citra kota Surabaya di mancanegara.
Lokasi Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya (MAS)
MAS Berlokasi
di kawasan Pagesangan jalan Masjid Al Akbar Timur No. 1 Surabaya, lokasinya yang
berada di tepi
jalan tol Surabaya – Malang menjadikan MAS sebagai Landmark kota Surabaya yang
menyambut siapa saja yang datang ke Surabaya dari arah bandar udara internasioanl
Juanda.
Jl.Masjid Al Akbar Timur No.1 Pagesangan, Surabaya
Sejarah Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya (MAS)
Sejarah Awal Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya
MAS dibangun atas gagasan H. Soenarto Soemoprawiro (Alm) Walikota Surabaya saat itu. Peletakkan batu pertama pembangunan
MAS dilakukan oleh
Wakil Presiden RI H. Try Sutrisno pada tanggal 4 Agustus 1995, sedangkan pembangunannya baru dimulai September 1996. Bertepatan
dengan hari Pahlawan pada
tanggal
10 Nopember 2000
MAS diresmikan oleh Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid. Dalam hal
ukuran, MAS Merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia setelah Masjid
Istiqlal di Jakarta. MAS juga memiliki mihrab yang merupakan mihrab masjid
terbesar di Indonesia.
Lahan untuk
pembangunan
Masjid Nasional
Al Akbar Surabaya (MAS) disediakan oleh pemerintah kota Surabaya dari lahan peruntukkan fasilitas umum
ditambah lahan sawah penduduk yang telah dibebaskan hingga luas
keseluruhannya kurang
lebih 11,2 hektar dengan luas
bangunan dan fasilitas penunjang seluas 22.300
meter persegi, dengan rincian panjang 147 meter dan lebar 128 meter. Lokasinya terletak di kawasan
Pagesangan Surabaya Selatan, di tepi jalan tol Surabaya – Malang. Keberadaan
masjid ini juga sangat khas sebagai gerbang kota Surabaya dari arah Bandar Udara Internasional Juanda.
Rancang bangun arsitektur MAS dikerjakan
oleh tim dari Institut Teknologi Surabaya
(ITS) bersama konsultan
ahli yang telah berpengalaman membangun masjid-masjid besar di Indonesia maupun
luar negeri. Langkah awal pembangunan dilakukan
dengan loading test untuk mengetahui kekuatan beban tanah, dilanjutkan
dengan menentukan
arah kiblat yang berita acaranya dihadiri dan disahkan oleh pemuka-pemuka agama
dari Departemen Agama, Dewan Masjid dan lain-lain. Untuk kelancaran proses pembangunan, Departemen Perhubungan dan
Departemen Pekerjaan Umum membuka jalan tol menuju masjid bagi
keperluan pengangkutan alat-alat
berat yang tidak mungkin dilaksanakan melalui ruas jalan di pemukiman penduduk.
Persiapan Lahan & Pengerjaan Struktur
Mengingat posisi lahan yang labil dengan tingkat kekerasan yang minim, maka
pembuatan pondasi dilakukan dengan system pondasi dalam atau pakubumi, dengan
menancapkan tiang pancang. Sempat terjadi kekurangan stok tiang pancang
sehingga harus dipasok dari Jawa Tengah. Tidak
kurang dari 2000 tiang pancang bagi pondasi masjid ini dan membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk
menyelesaikan keseluruhan proses pamancangannya.
Lantai dirancang dengan ketinggian 3 meter dari permukaan jalan sekitar lokasi, berarti diperlukan tanah pengurugan setinggi itu pula. Namun dalam pelaksanaan selanjutnya mengalami perubahan, ruang urugan dijadikan basement, lantai diatas basement (lantai 1) disangga dengan tiang-tiang (sistem flooting floor). Pengerjaan lantai dibuat dengan sistem pengecoran ditempat dan beton precast, terdiri dari plat lantai empat persegi panjang berukuran 3 x 3 meter dan tebal 15 cm. Sampai dengan tahap penyelesaian lantai yang memakan waktu kurang lebih 3 bulan, lokasi pembangunan masjid juga pernah digunakan untuk sholat Idul Fitri.
Sedangkan pengerjaan kolom memakan waktu cukup lama,
sekitar 3 bulan. Kolom berbentuk sentrifugal (bulat) dengan diameter 110 cm, 70
cm dan 60 cm sedangkan kolom-kolom basement didominasi diameter 40 cm. Karena
kolom ini akan tetap tampak ketika bangunan sudah selesai, maka posisinya
diperhitungkan dengan cermat dan estetikanya sangat diperhatikan.
Untuk dudukan struktur atap disiapkan, balok beton
(ringbalk) dengan sistem vierendeel yang menghubungkan kolom-kolom struktur
pada ketinggian 20 m dari atas lantai dasar (lantai 1). Ringbalk ini membentang
30 m tanpa kolom, sehingga bidang lantai tidak terpisah oleh sekat maupun
kolom, dengan demikian dijamin bahwa jamaah tidak saling terpisah oleh sekat
maupun kolom pada waktu sholat.
Kubah Masjid
Rangka kubah dibuat dengan sistem space frame,
menggunakan bahan besi baja dengan sistem chremona atau struktur segitiga yang
disambung-sambung. Selanjutnya kubah dibentuk di atas rangka atap dengan
bentangan utama berukuran 54 x 54 meter, tanpa ada tiang penyangga. Bobot kubah
tersebut hampir mencapai 200 ton. Keunikan bentuk kubah ini ditunjang dengan
bentuk kubah yang menyerupai setengah telur dengan 1,5 layer memiliki tinggi
sekitar 27 meter. Kubah ini menumpu pada atap piramida terpancung dalam 2 layer
setinggi kurang lebih 11 meter.
Penutup struktur rangka atap dan kubah terdiri dari tiga
lapis yaitu Atap Kedap Air (AKA), ESP sebagai cover atap terluar, dan penutup
plafon. AKA ini adalah dalam bentuk segmen-segmen yang menumpu pada konstruksi
space frame yang ada dibawahnya. Sedangkan ESP adalah Enamel Sheet Panel
merupakan plat baja yang dicoating atau diwarnai, kemudian dipanaskan hingga
800 derajat Celcius, selanjutnya plat dipotong-potong dengan ukuran tertentu
dan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan ukurannya yang pada akhirnya berfungsi
sebagai cover penutup atap. ESP ini didesain khusus untuk atap Masjid Nasional
Al Akbar Surabaya dengan kemampuan tahan panas dan hujan serta tahan karat,
diharapkan akan mampu berfungsi sampai 50 tahun lebih. Kemudian penutup rangka
bawah yang berfungsi sebagai plafon ditutup dengan bahan kedap suara, sehingga
akustik pada bangunan ini didesain dengan sangat memadai. Kesemuanya elemen
penutup rangka atap tersebut telah teradopsi dari Masjid Raya Selangor di Syah
Alam, Malaysia.
Pintu Masjid, Keramik, Kaligrafi dan Mimbar
Masjid ini memiliki 45 pintu dengan daun pintu (bukaan)
ganda yang berarti dibutuhkan 90 daun pintu dengan ukuran masing-masing : lebar
1,5 m dan tinggi 4,5 m. Pintu terbuat dari kayu jati yang didatangkan khusus
dari Perhutani dan dibuat oleh para pengrajin dari Surabaya. Kusen terbuat dari
rangka besi dilapisi kayu yang dihubungkan ke engsel maupun slot yang telah
diselaraskan dengan struktur dan estetika masjid. Karena berat daun pintu ini
lebih dari 250 kg, maka engsel didesain dan dibuat secara khusus.
Untuk memenuhi kenyamanan, estetika serta keserasian keseluruhan bangunan masjid, maka marmer dari Lampung dipilih untuk pelapis dinding dan lantai ruang dalam masjid, sehingga dukungan dari lantai terasa sekali ruangan menjadi sejuk dan kusuk. Kaligrafi merupakan unsur penting dalam desain masjid ini, karena sentuhan kaligrafi inilah yang memberi sentuhan nuansa Islami. Bahan yang digunakan untuk kaligrafi tersebut terbuat dari kayu jati dengan finishing cat sistem ducco. Sedangkan perancangnya adalah seorang ahli kaligrafi nasional yaitu Bapak Faiz dari Bangil. Mimbar dibuat dengan ketinggian 3 meter untuk mendukung kemantapan khotbah. Agar tercipta suasana khas, mimbar diberi sentuhan etnis dengan hiasan ornamen Madura yang digarap para pengrajin dari Madura.
Menara Masjid
Dalam rancangannya menara tadinya berjumlah 6 buah, namun
karena pertimbangan-pertimbangan yang bersifat teknis maupun biaya, maka menara
hanya dibuat satu. Untuk membangun menara masjid ini digunakan teknologi Slip
Form dari Singapura yang memerlukan waktu sekitar 2 bulan dalam pengecorannya.
Menara ini memiliki ketinggian 99 meter yang puncaknya dilengkapi dengan view
tower pada ketinggian 68 meter yang dapat memuat sekitar 30 orang dan
pencapainnya dengan menggunakan lift untuk melihat pemandangan kota Surabaya.
Plaza Masjid
Plaza dibangun dengan konsep kesatuan antara estetika
lingkungan dan fungsi plaza sebagai lapangan ibadah, untuk ibadah tertentu
seperti sholat Ied dan lain-lain. Luas plaza kurang lebih 520 m2,
dengan bahan lantai paving stone, yang didesain khusus untuk Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya, motif desain dibuat sesuai dengan ornamen arsitektur masjid,
garis motif dibuat sejajar dengan garis shaf
di halaman masjid.
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya pada saat sedang dalam proses pembangunan. |
Elemen arsitektur MAS juga didesain sedemikian rupa, untuk mencapai keindahan, kemewahan serta keanggunan. Antara lain elemen hiasan kaca patri (steined glass). Hiasan kaca patri yang digunakan masjid ini dibuat dengan sistem triple glazed unit. Yaitu pelapisan panel kaca patri atau panel bevel dengan kaca tempered yang menggunakan bahan dan mesin-mesin buatan Amerika. Triple glazed unit ini selain menghemat biaya, juga sangat baik untuk keperluan peredam suara bising.
Manajemen Masjid Nasional Al
Akbar Surabaya (MAS)
Manajemen / pengelola Masjid ini adalah terdiri dari
Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan ditambah dengan lima direktorat yang
masing masing dikepalai oleh seorang direktur. Pengurus MAS saat ini adalah sebagai
berikut ;
Direktur Utama : Drs. H. Endro Siswantoro, Msi
Wakil Direktur Utama : Ir. H. Moch Djaelani. MM
Direktur Idarah : Drs. H. Kasno Sudaryanto, Mag
Direktur Imarah/Ijtimaiyyah : Drs H Moh Sudjak, M.Ag
Direktur Shiyanah : Ir H Moerhanniono, MT
Direktur Ma'had Aly : Prof DR H M Roem Rowi, MA
Wakil Direktur Ma'had Aly : Prof DR H Ahmad Zahro, MA
Perpustakaan Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS)
Turis asing di menara MAS. |
Dalam bidang Litbang dan perpustakaan, MAS telah
membuka perpustakaan umum dan anak yang berdiri 1 Agustus 2008. Diresmikan oleh
gubernur Jawa Timur pada waktu itu, Bpk Imam Utomo. Pengadaan buku perpustakaan
MAS diantaranya dari anggaran rutin MAS, infaq jama’ah, dan juga sumbangan dari
beberapa instansi, seperti PT.PJB, MUI, Perpusda, Taman Baca Blitar. Koleksi
buku di perpustakaan MAS mencapai 8000 buku dalam 5000 judul buku.
Perpustakaan anak MAS juga menerima kunjungan dari
beberapa lembaga formal dan non formal, seperti sekolah-sekolah TK, playgroup,
SD, yang juga diadakan pemutaran film Islami, dan kartun muslim. Jam buka
perpustakaan mulai Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB, dan Sabtu mulai pukul
09.00-12.00 WIB. Untuk melayani ma’had Aly, perpustakaan buka dari pukul
16.00-21.00 WIB khusus hari Senin-Rabu.
Fasilitas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS)
Selain ruang sholat dan fasiltas pendukungnya, MAS
juga dilengkapi dengan fasiltas fasiltas lainnya termasuk di dalamnya adalah ruang
pertemuan dalam berbagai ukuran : Ruang Utama, Ruang Zaitun, Yasmin, Ma’wah & Firdaus, As Shofa, Al Marwah, Multazam,
Ar-Raudhah, Umar, Abu Bakar, Ali, Usman, Bonang & Drajat, Husain, Aisyah &
Khodijah, Area Zam-zam, Selasar / Serambi Utama, Area bebas depan perpustakaan
(expo center) serta area luar ruang masing masing adalah : Halaman Parkir Barat, Halaman Parkir Timur, Halaman Parkir
Selatan, Halaman Parkir Utara, Bahu Jalan, Menara Masjid dan Lift untuk naik
menara.
Fasilitas fasilitas tersebut disewakan untuk umum dan
menjadi salah satu sumber pendapatan untuk membiayai operasional MAS, namun
dengan beberapa persyaratan spesisifik yang harus dipatuhi oleh para penyewa.
Seperti contoh untuk pemasangan spanduk dan baliho di area masjid harus
memenuhi syarat spesifik diantaranya adalah dilarang memasang iklan rokok dan foto
prewedding sama sekali tidak diperbolehkan di seluruh area masjid.
Menara Masjid Nasional Al Akbar Surabaya (MAS)
Menara MAS. |
Aktifitas lain yang bisa dilakukan adalah mengambil
gambar dari atas menara, sambil berpose atau berfoto bersama keluarga tercinta,
mengambil potret kubah masjid, pemandangan kota, serta gedung-gedung sekeliling
Masjid Al Akbar. Bahkan aktivitas shooting untuk kepentingan acara televisi pun
bisa di lakukan di sana. Waktu Shalat menara tutup sementara
Radio Suara Akbar
Surabaya (SAS) FM
Dari sederet fasilitas di atas, MAS masih memiliki
lagi satu fasilitas yang tak semua masjid propinsi di tanah air memilikinya,
yaitu sebuah stasiun radio milik masjid dengan nama Radio Suara Akbar Surabaya
(SAS) FM, dapat didengar di frekuensi 97,2 MHz. Info lengkap tentang SAS FM ada
di situs resminya di http://sasfmsurabaya.net. Stasiun ini
dikelola oleh perseroan terbatas milik MAS bernama PT. Radio Media Assalam
Surabaya.
Poliklinik Masjid
Nasional Al Akbar Surabaya (MAS)
Poliklinik buka setiap hari: Senin-Sabtu : 08.00-16.00
WIB. Jam dokter hadir: 10.00-13.00 WIB. Waktu Shalat tutup sementara.
Poliklinik MAS juga menyediakan jasa mobil Ambulance.
Ma'had 'Aly Masjid
Nasional Al Akbar Surabaya (MAS)
Sebagai jawaban nyata atas permasalahan degradasi
aqidah dan akhlaq bangsa, Masjid Nasional Al Akbar Surabaya telah memberikan
kontribusi dengan mendirikan Pesantren Tinggi / Ma’had Aly al Qur’an dan al
Hadits di Surabaya. Diharapkan upaya ini merupakan andil MAS agar terdapat
lembaga tersebut di Jawa Timur, sebagai sebuah provinsi besar gudangnya Pesantren
di Indonesia. Dengan fasilitas dan sumberdaya yang sangat memadai, diharapkan
kontribusi yang diberikan MAS menjadi sangat signifikan dalam pencetakan kyai
dan da’i muda di Jawa Timur pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dari sederet lembaga dan organisasi dibawah binaan MAS
seperti tersebut diatas masih ada sederet lembaga lagi yang bernaung di Masjid
Nasional Al-Akbar Surabaya, lembaga lembaga tersebut adalah : LAZ MAS (Lembaga
Amil Zakat) Masjid Al Akbar Surabaya, Taman Pendidikan AlQur'an (TPQ) Masjid Al
Akbar, Remaja Masjid Al Akbar Surabaya (Remas MAS), Pengamal (Pengajian
Muslimah Masjid Al Akbar), Hisamal (Himpunan Santri Masjid Al Akbar), Karang
Werda Masjid Al Akbar dan Forkomas (Forum Komunikasi Masjid) Masjid Al Akbar.
Kunjungan
anggota kongres Amerika ke MAS
Kemegahan MAS ini mengundang decak kagum lima orang
anggota kongres Amerika Serikat yang melakukan kunjungan ke MAS pada 24
Februari 2011 lalu. Lima anggota kongres Amerika yang dipimpin oleh anggota
kongres David
Dreier. Lima anggota kongres tersebut tiba di MAS pada pukul 15.30 WIB dan diterima
langsung oleh pengurus MAS yang diketuai Drs H Endro Siswantoro MSi di ruang
Multazam MAS. Lima anggota kongres tersebut adalah California Congressman David Dreier
(pimpinan rombongan), ranking member North Carolina Congressman, David Price. California Congressman Lois
Capps, California Congressman Sam Farr, dan Washington Congressman Jim
McDermott.
Dalam kunjungan tersebut kelima anggota kongres
Amerika menyempatkan diri berdialog bersama pengurus MAS. Saking antusiasnya
anggota kongres tersebut, dialog yang sedianya hanya sepuluh menit malah molor
hingga tigapuluh menit. Selain menikmati keidahan MAS, anggota kongres Amerika
tersebut juga menyempatkan diri menikmati pemandangan kota Surabaya dari atas
menara MAS, sebelum kemudian berpamitan.***
Izin copy buat tugas
BalasHapusI am truly delighted to read this weblog posts which includes lots of
BalasHapususeful information, thanks for providing these
kinds of information.