Halaman

Kamis, 29 Desember 2011

Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru

Masjid Agung An-Nur Riau "Taj Mahal"-nya kota Pekanbaru.

Riau merupakan salah satu propinsi yang berlimpah kekayaan alam di Republik tercinta ini, salah satu propinsi penghasil migas terbesar, saking kaya minyaknya sampai sampai lahirlah gurauan tapi betulan “Riau itu saking kayanya di bawah tanahnya ada minyak di atas tanahnya pun ada minyak”. Dibawah tanah maksudnya tentu saja adalah minyak bumi dan gas (migas) sedangkan di atas tanah maksudnya adalah minyak sawit. Perkebunan sawit telah menjadi salah satu primadona sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi propinsi Riau setelah migas.

Selain kaya, masyarakat melayu Riau juga terkenal sangat relijius. Sejarah mencatat bahwa Riau menjadi rumah bagi kesultanan kesultanan Islam yang pernah berjaya di masa lalu, wajar bila kemudian di kota Pekanbaru (ibukota propinsi Riau) dan kota kota lainnya di propinsi ini berdiri masjid masjid megah, indah dan mengundang decak kagum sampai tahun 2009 berdasarkan data dari Kanwil Departemen Agama menunjukkan bahwa pada tahun 2009 di Provinsi Riau terdapat 5 229 mesjid. Salah satunya adalah Masjid Agung An-Nur Riau di kota Pekanbaru yang akan kita ulas dalam artikel ini.

Malam di Masjid Agung An-Nur.

Masjid Agung An-Nur merupakan masjid terbesar sekaligus menjadi masjid propinsi Riau saat ini. Awalnya sempat terdapat ambiguitas dalam peyebutan nama Masjid Agung An-Nur ini. Apakah Masjid Agung An-Nur Riau atau Masjid Agung An-nur Pekanbaru. Namun setelah rampungnya renovasi total terhadap Masjid Ar-Raman di pusat kota Pekanbaru, maka sah-lah Masjid termegah di Riau ini menjadi Masjid Agung An-Nur Riau. 

Lokasi Masjid Agung An-Nur Riau

Masjid Agung An-Nur Riau terletak di jalan Hang Tuah dalam wilayah kecamatan Pekanbaru Kota yang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : sebelah Utara dengan Jl. Sisingamangaraja, sebelah Selatan dengan Jl. Hang Tuah, sebelah Barat dengan Jl. Syekh Burhanuddin dan sebelah Timur dengan Jl. Sultan Syarif Kasim.


Sejarah Pembangunan Masjid Agung An-Nur Riau

Seiring dengan perkembangan kota dan berkembangnya penduduk, maka Pemerintah Daerah Tingkat I (PEMPROP) Riau merencanakan mendirikan Masjid Agung An-Nur pada tahun 1963. Sebagai pelaksana pembangunan adalah CV. Waskita Karya. Karena belum selesai, dilanjutkan oleh CV. Sakijo pada tahun 1966 dan direksinya dari Dinas PU Kotamadya Pekanbaru dan dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Riau Kaharuddin Nasution.

Masjid Agung An-Nur Riau dirancang oleh Ir. Roseno dengan ukuran 50 X 50 m yang terletak dalam satu pekarangan yang luasnya 400 X 200 m. Kapasitas masjid dapat menampung sekitar 4.500 orang jamaah. Bangunan masjid terdiri dari tiga tingkat. Tingkat atas digunakan untuk sholat, dan tingkat bawah untuk kantor dan ruang pertemuan.

Interior Masjid Agung An-Nur.

Masjid ini mempunyai tiga buah tangga, 1 buah tangga di bagian muka dan 2 buah tangga di bagian samping. Di bagian atas terdiri dari 13 buah pintu dan bagian bawah terdiri dari 4 buah pintu dan mempunyai kamar-kamar yang besar dan sebuah aula.
Tulisan kaligrafi yang terdapat dalam ruangan masjid ini ditulis oleh Azhari Nur seorang kaligrafer dari Jakarta pada tahun 1970.

Pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau 19 Oktober 1968 bertepatan dengan peringatan Isra Mikraj Nabi Besar Muhammad SAW, Masjid Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau kala itu. Pada kesempatan itu Gubernur juga mengangkat pengurus pertama masjid Agung An-Nur yaitu: (1). H. Nur Rauf dari staf Kantor Gubernur yang bertugas mengelola bidang fisik, dan (2). H. Nurdin Abdul Jalil dari Kepala Departemen Agama Propinsi sebagai pengelola imarah masjid.

Enam tahun kemudian di tahun 1974 dibentuk pengurus Masjid Agung An-Nur yang baru sesuai dengan keputusan Walikota Pekanbaru tanggal 16 Agustus 1974 No. SK.53/HUK-VII/1974 dan berdasarkan keputusan Gubernur KDH Tk. I Propinsi Riau tanggal 11 Juni 1974 tentang pembentukan pengurus Masjid Agung An-Nur Pekanbaru. Dalam perjalanannya kepengurusan masjid mengalami pergantian seiring dengan periodesasi kepengurusannya.

Masjid Agung An-Nur tempo dulu sebelum renovasi.

Dalam sejarahnya Masjid Agung An-Nur pernah menjadi kampus bagi
Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim Pekabaru di awal pendiriannya hingga tahun 1973. IAIN Sultan Syarif Kasim kini Menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Pekanbaru.

Imam Imam Masjid Agung An-Nur Riau

H. Tamim Ibrahim (1968-1969)
Abdul Jalil Manaf (1970-1977)
H. Junaidi A. A. (1971)
M. Yusuf (1968-1974)
Imam Masjid Agung An-Nur Riau saat ini : Ustadz Zulkifli MA

Bilal Masjid Agung An-Nur Riau

Amir MZ (1968-1973)
Khalil Yahya (1968-1969)
Abdul Wahab (1968-1969)
Mahadi S (1979)
Mas`ari (1970-1971)

Panorama malam kota Pekanbaru di Masjid Agung An-Nur.Renovasi Total Masjid Agung An-Nur Riau

Masjid Agung An-Nur Riau yang kita saksikan begitu megah saat ini bukanlah bangunan asli hasil pembangunan tahun 1966 dan diresmikan tahun 1968. Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali dari masjid Agung An-Nur yang lama. Di pergantian milenium tahun 2000 lalu, pada saat Riau dibawah kepemimpinan gubernur Shaleh Djasit, Masjid Agung An-Nur yang lama di rombak total ke bentuknya saat ini.

Dari pembangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini bertambah tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar. Luasnya lahan masjid baru ini memberikan keleluasaan bagi penyediakan lahan terbuka untuk publik Pekanbaru termasuk di dalamnya kawasan taman nan hijau dan lahan parkir yang begitu luas.

Arsitektural Masjid Agung An-Nur Riau

Arsitektural Masjid Agung An-Nur yang lama sama sekali berubah ke dalam wujudnya yang baru seperti yang kita lihat saat ini. Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini disebut disebut sebagai Taj Mahalnya propinsi Riau. Bila kita amati arsitektural masjid Agung An-Nur memang memiliki beberapa kesamaan dengan Taj Mahal. Lengkap dengan kubah besar-nya dan empat menara tinggi di ke-empat penjurunya. Namun tentu saja Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini merupakan bangunan modern dan dilengkapi fitur fitur abad 21.

Masjid Agung An-Nur.

Masjid Agung An-Nur Riau terdiri dari dua lantai, ruang sholat utama berada di bagian atas dan di lantai bawah merupakan sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta tempat pelaksanaan pendidikan Islam. Halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari ramai dikunjungi masyarakat kota untuk berolahraga atau bersantai. Suasana meriah ini meningkat berkali kali lipat selama bulan suci Ramadhan.

Fasilitas Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

Lantai bawah masjid merupakan sekretariat pengurus masjid, manajemen, remaja masjid serta ruang ruang kelas tempat pelaksanaan pendidikan Islam.

Tersedia fasilitas hot spot gratis tanpa bayar dan free user logon tanpa harus meminta password, jadi apabila anda bawa laptop berfasilitas Wifi anda dapat berinternet sepuasnya.

Escalator di Masjid Agung An-Nur
                                                           
Untuk memudahkan mobilitas jemaah, Masjid Agung An-Nur Riau juga dilengkapi dengan eskalator penghubung antara lantai satu dan dua.

Di halaman masjid Agung An-Nur Riau merupakan lapangan luas, bila sore hari ramai dikunjungi masyarakat kota Pekanbaru untuk berolahraga atau bersantai.

Lahan Parkir Masjid Agung sangat luas, baik sepeda motor maupun kendaraan roda empat.

Masjid Agung An Nur juga dilengkapi oleh bermacam fasilitas seperti pendidikan mulai dari playgrup, TK, SD, SMP & SMA, perpustakaan yang lengkap dan fasiltas lain seperti aula dan ruang pertemuan, ruand kelas dan ruang ruang kantor.

Aktivitas Masjid Agung An-Nur Riau

Selain menjadi pusat peribadatan, seperti penyelenggaraan sholat lima waktu termasuk sholat Jum’at, sholat Idul Fitri dan Idul Adha dan kegiatan umat lainnya yang merupakan bentuk-bentuk pengimarahan masjid, Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini juga menyelenggarakan pengajian rutin bagi pembinaan ummat. Kegiatan pengajian mempunyai dua bentuk yaitu ceramah dan membaca Al-Quran.

Ceramah agama dilaksanakan setiap hari ba’da sholat maghrib dan ba’da sholat subuh. Ceramah agama mingguan dilaksanakan setiap hari Kamis, Sabtu dan Ahad ba’da sholat Ashar. Untuk kegiatan membaca Al-Quran terdiri dari membaca Al-Quran tingkat dasar setiap hari kecuali hari Ahad, dan pelajaran seni membaca Al-Qur’an (tilawatil Qur’an) disetiap hari Senin, Rabu dan Sabtu.

Pengasuh kajian agama Islam di Masjid Agung An-Nur ini juga dari kalangan yang begitu kompeten, salah satunya adalah Ustadz Dr Musthafa Umar, Doktor tafsir dari Universitas Malaya Malaysia yang secara rutin menjadi pengasuh kajian Tafsir dan Kuliah Subuh di Masjid Annur Pekanbaru sejak tahun 2003. Jemaah tetap Kajian Tafsir dan kuliah subuh Masjid Agung An-Nur ini pada bulan Juni lalu mengikuti program Diploma Eksekutif Pengurusan Masjid (DePim) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Masjid Agung An-Nur.

Program Diploma Eksekutif Pengurusan Masjid (DePim) tersebut diselenggarakan selama enam minggu oleh Universitas Malaysia Sabah (UMS), Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Masjid Al-Ghufran Kuala Lumpur. Tujuan dari program tersebut adalah untuk menghasilkan sumberdaya manusia pengelola masjid profesional. Program tersebut terbuka bagi pengelola, pengurus, imam, bilal dan individu yang berminat dari manapun, baik dalam maupun luar Malaysia.

Selain itu salah satu acara yang cukup menarik jemaah di Masjid Agung An-Nur Riau di Pekanbaru ini adalah program I’tikaf selama bulan suci Ramadhan yang diikuti oleh begitu banyak jemaah. Pada Ramadhan 1431H/2010 lalu di hari ke 27 Ramadhan tercatat diikuti oleh 2470 jemaah, tidak termasuk jemaah yang tidak mengisi daftar hadir, sebuah program yang cukup meriah tentunya.***

------------------------------ooOOOoo--------------------------------


3 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA