Sri Lanka dikenal dunia internasional sebagai negara pertama
yang dipimpin oleh seorang wanita ketika Sirimavo Bandaranaike menempati
jabatan sebagai perdana menteri untuk masa jabatan pertama di tahun 1960-1965.
Sri Lanka memiliki keterkaitan sejarah yang cukup erat dengan Indonesia,
meski media di Indonesia sangat jarang
memberitakan negara ini.
Ada Jejak Indonesia di Masjid Masjid Sri Lanka
Tahukah anda, ada jejak Indonesia di masjid masjid Sri
Lanka. Muslim Indonesia yang dibuang ke Sri Lanka di masa lalu oleh penjajah
Belanda telah berkontribusi bagi syiar Islam disana. Masjid Agung Kolombo yang
berdiri kokoh di pusat kota Kolombo dirancang dan dibangun oleh bangsawan Bugis
dari Goa.
Masih ada
sederet masjid yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia di Sri Lanka. Bila
mencermati sejarah masjid masjid tua Sri Lanka, kita akan menemukan nama nama
melayu pada daftar nama pendirinya. Masjid masjid tersebut beberapa diantaranya
akan di ulas dalam artikel ini.
Bagaimana Muslim Indonesia tiba di Srilanka
Di abad ke 18, Muslim Melayu dari Indonesia dan Malaysia
masuk ke Sri Lanka dibawa oleh pemerintah penjajahan Belanda. Kala itu baik Indonesia,
Malaysia dan Sri Lanka sama sama dibawah penjajahan Belanda. Muslim melayu yang
masuk ke Sri Lanka merupakan tentara resimen melayu bentukan Belanda untuk
ditempatkan di Sri Lanka dan para tahanan Politik dari Indonesia yang dibuang
ke sana. Muslim dari Indonesia terdiri dari para bangsawan, tokoh masyarakat,
ulama beserta keluarganya yang menentang penjajahan Belanda.
Ada sekitar 50 ribu jiwa keturunan mereka kini yang di Sri
Lanka, mereka mengadaptasi beberapa tradisi Moor Sri Lanka namun tetap
mempertahankan tradisi melayu termasuk penggunaan Bahasa Melayu di lingkungan
mereka sendiri hingga kini. Sama seperti di Indonesia dan Malaysia, muslim
melayu Sri Lanka merupakan muslim sunni dan berpegang pada mazhab Syafi’i.
Berikut ini beberapa masjid di Sri Lanka yang memiliki ‘keterkaitan’ dengan
Melayu Indonesia dan Malaysia.
Masjid Agung Kolombo
|
Masjid Agung Kolombo (The Grand Mosque Colombo) Srilanka. |
Ketika Portugis datang ke Sri Lanka tahun 1505, Masjid Agung
Kolombo sudah berdiri di lokasinya yang sekaran, meski tak ada catatan pasti
kapan pertama kali masjid tersebut dibangun. Portugis kemudian malah menjadikan
Sri Lanka sebagai wilayah jajahan. Tahun 1520 Raja Vijaya Bahu menyerbu benteng
Portugis, namun tentara Portugis yang unggul persenjataan dan teknik perang,
berhasil memukul mundur pasukan Raja Vijaya Bahu. Tak sampai disitu, Portugis
bahkan membumihanguskan kota Kolombo berikut Masjid Agung-nya hingga rata
dengan tanah. Ummat Islam sempat mengalami masa masa sulit, sebagian besar
terusir dari kota Kolombo. 24 tahun setelah itu (tahun 1524) sebuah masjid baru
dengan ukuran lebih kecil kembali dibangun persis di lokasi asli masjid
sebelumnya.
Tahun 1658 giliran Belanda yang berkuasa di Sri Lanka dan
menjadikan wilayah jajahan barunya itu sebagai tempat pembuangan para pejuang
kemerdekaan Indonesia. Tokoh tokoh istana dan kalangan ningrat hingga alim
ulama yang menentang penjajahan Belanda ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka. Di
tahun 1790 tercatat 176 orang tahanan politik yang terdiri dari 23 keluarga
dari Indonesia, tiba di Kolombo. Diantara 23 keluarga tersebut terdapat Sultan
Goa - Sulawesi Selatan yang bernama Raja Gusman Usman dan seorang pejabat
menterinya bernama Hulu Balang Kaya, mereka semua tinggal di kawasan Moor
Street, tempat dimana Masjid Agung Kolombo berada. Hulu Balang Kaya memiliki
putra bernama Muhammad Balang Kaya. Dan Tuan Bagoos Krawan Balangkaya.
Ketika Inggris berkuasa di Sri Lanka (1796-1948), Masjid
Agung Kolombo yang kecil itu sudah benar benar tak mampu lagi menampung jemaah.
Muhammad Balang Kaya yang merupakan seorang arsitek otodidak, kemudian
merancang sendiri sekaligus membangun masjid Agung Kolombo dengan dananya
sendiri bersama teman teman bisnisnya dari kalangan Muslim Moor. Tahun 1826
Masjid Agung Kolombo selesai dibangun dalam bentuk nya saat ini. Gubernur
Inggris di Sri Lanka Letnan Jenderal Sir Edward Barnes, GCB, datang berkunjung
ke masjid ini memuji hasil kerja Muhammad Balang Kaya yang luar biasa di masjid
tersebut.
Tuan Bagoos Krawan Balangkaya Putra bungsu dari Muhammad
Balangkaya lahir pada hari selasa, 21 Rajab 1243H / 28 January 1827. Adalah
seorang cendekiawan muslim yang kemudan ketika dewasa menempati posisi sebagai
Khalifah di Kolombo. Tuan Bagoos Krawan Balangkaya merupakan salah satu tokoh
terkemuka Muslim Melayu yang bermakam di pemakaman Muslim Masjid Agung Kolombo.
Wekande Jummah Masjid (Masjid Jum’ah Wekande)
|
Masjid Jum'ah Wekande Slave Island Kolombo. |
Wekande Jummah Masjid atau Masjid Jum’ah Wekande adalah
salah satu masjid tertua dan terbesar di Kolombo dan Sri Lanka. Masjid ini
berada di Wekande Jumma Masjid Road, Slave Island, kota Kolombo. Disebut Slave
Island, karena memang daerah ini dulunya adalah tempat bermukimnya kaum budak
dari Afrika yang dibawa oleh penjajah Portugis dan Belanda ke Sri Lanka. Slave
Island, juga bukanlah sebuah pulau dalam arti sebenarnya. Disebut Island karena
sebagian besar daerah ini menjorok ke tengah danau Beira di sebelah selatan
Benteng Kolombo.
Masjid Jummah Wekande dibangun di atas lahan wakaf bangsawan
asal Indonesia dari pulau Jawa bernama Pandaan Bali. Lahan tersebut kemudian
diserahkan kepada Khatib Saboo Latiff pada tanggal 17 Agustus 1786M (1201H)
untuk pembangunan masjid dan lahan pemakaman muslim. Pandaan Bali tiba di
Kolombo dalam pengasingan-nya oleh Belanda bersama dengan tentara Resimen
Melayu bentukan Belanda.
Sedangkan Kathib Saboo Latiff adalah seorang ulama besar Sri
Lanka yang juga seorang bangsawan dari kesultanan di Kalimantan Barat. Pandaan
Bali memang tak penah tahu bahwa 225 tahun setelah beliau mewakafkan tanah
miliknya untuk masjid di Kolombo, Indonesia mengumandangkan proklamasi
kemerdekaan di tanggal yang sama persis dengan tanggal beliau mewakafkan
tanahnya. Meski beliau tak sempat menikmati kemerdekaan itu, namun berkat
sumbangan beliau, muslim Kolombo yang minoritas memilki sebuah masjid besar
bersejarah yang manfaatnya masih terasa hingga kini.
Pada 27 November 2011, yang bertepatan dengan tahun baru
hijriah 1 Muharram 1433, Masjid Jummah Wekande meluncurkan website Masjid
Jummah Wekanda dengan alamat www.wekandamasjid.com. Peluncuran website itu juga
bertepatan dengan perayaan 232 tahun berdirinya masjid tersebut (berdasarkan
Kalender Hijriah 1201H~1433H). Dalam kesempatan itu, Duta Besar RI untuk Sri
Lanka, Djafar Husein didaulat untuk meresmikan peluncuran website tersebut.
Usai peresmian dilanjutkan dengan pengajian umum yang disampaikan oleh As
Sheikh Arkam Nooramith dari Darul Uloom, Afrika Selatan dan juga Chairman dari
Darul Hasanath Foundation.
Malay Jumma Mosque Kurunegala
|
Masjid Melayu Kurunegala Srilanka. |
Malay Jumma Mosque Kurunegala atau Masjid Jum’ah Melayu di
Kurunegala. Lokasinya ada di persimpangan jalan Dambula road, Welagedara
Veediya dan Nortk tank road Kurunegala. Masjid ini merupakan masjid pertama di
Kurunegala. Dibangun oleh pemerintah kolonial inggris pada tahun 1848 untuk
tentara resimen melayu yang bertugas di kota tersebut.
Resimen melayu awalnya merupakan tentara bentukan Belanda di
Hindia Belanda (indonesia) yang kemudian dibawa ke Sri Lanka. Ketika inggris
menang perang melawan Belanda dan berkuasa di Sri Lanka, resimen melayu ini
kemudian menjadi bagian dari Resimen Melayu dibawah kekuasaan Inggris, Inggris
sendiri yang juga berkuasa di Malaysia dan Singapura menambah pasukan resimen
melayu ini dengan anggota pasukan yang direkrut dari Malaysia.
Karena keseluruhan anggota resimen melayu beragama Islam,
Inggris kemudian membangun sebuah masjid untuk keperluan mereka beribadah.
Awalnya masjid ini dikenal sebagai Malay military Mosque (Masjid Militer
Melayu) dan kemudian terkenal dengan nama Masjid Jum’ah Melayu (Malay Jumma
Mosque in Kurunegala). Masji ini masih eksis hingga kini. Letaknya tak jauh
dari danau kurunegala, di persimpangan jalan di pusat kota kurunegala, Sri
Lanka tengah.
Masjid Melayu di Java Lane - Kolombo
|
Masjid Melayu Java Lane Kolombo Srilanka. |
Java Lane tempat masjid ini berada merujuk kepada kawasan
yang merupakan pemukiman muslim Jawa di kota Kolombo. Resminya masjid ini
bernama Masjidul Jamiah namun lebih dikenal dengan nama Masjid Militer Melayu
(Malay Military Mosque) atau Java Lane Mosque. Masjid ini dibangun dari uang
pensiun para pensiunan tentara Resimen Melayu di Kolombo.
Masjid Melayu Java Lane dibangun tahun 1864, dan di
fungsikan sebagai masjid Jum’ah (masjid yang digunakan untuk sholat Jum’at, di
Indonesia kita menyebutnya sebagai masjid Jami’). Di masa pendudukan Inggris di
Sri Lanka beberapa lagi masjid Melayu yang dibangun di daerah Kandy,
Kurunegala, Trincomalee, Hambantota dan Kinniya..[Updated 23 Mei 2023].
Ingin shalat di masjid2 tsb. Amin 3X YRA
BalasHapusHmm it looks likje your log ate my firs comment (it was supewr long) so I guess I'll
BalasHapusjust sum it up what I hadd written and say, I'm thoroughly enjoying your
blog. I as well am an aspiring blog blogger but I'm still new
to the whole thing. Do you have any helpful hints for
first-time blpg writers? I'd genuinepy appreciate it.
You need to be a part of a contest ffor one of the most usefuil blogs on the net.
BalasHapusI most certainly will highly recommend this web site!
Hey there excellent blog! Does running a blog such as this take a large amount oof work?
BalasHapusI have very little knowledge of computer programming howwever I
had been hoping tto start my own blog in the ner future. Anyhow, shoukd you
have any recommendations or techniques for new blog owners please share.
I know this is off subject however I just needed to
ask. Kudos!
Great delivery. Solid arguments. Keep up the great
BalasHapuseffort.