Masjid Chaqchan, masjid kuno di wilayah khaplu, Baltistan. |
Dimanakah letak
masjid Chaqchan
Pernah dengar nama Himalaya ?, pernah dong, itu loh
pegunungan tertinggi di muka bumi itu. Pegunungan Himalaya membentang
dibeberapa Negara termasuk Pakistan. Masjid Chaqchan yang akan kita bahas dalam
tulisan ini berada di daerah Khaplu, Distrik Ghangche, kawasan Gilgit Baltistan
di Propinsi Paling utara Republik Islam Pakistan. Kawasan Gilgit Baltistan satu dari
kawasan paling spektakuler di utara Pakistan.
Kawasan yang berada di pertemuan tiga puncak tertinggi di dunia masing masing
Pegunungan Karakorum, Hindukush dan Himalaya. Menjadikan
kawasan ini sebagai salah satu kawasan yang berada di atap dunia.
Keseluruhan
kawasan Gilgit-Baltistan merupakan sorga bagi para pendaki gunung, pemanjat
tebing, trekker dan hiker. Kawasan ini juga merupakan kawasan bersejarah yang
kaya dengan warisan budaya dan beragam flora dan fauna langka. Kawasan bersejarah Gilgit-Baltistan, sekian lama menjadi pusat
perebutan kekuasan politik maupun militer antara emporium Russia, Inggris Raya
dan China. Sampai kemudian berahirnya kekuasaan Inggris di Anak Benua India
tahun 1947, warga di kawasan ini memilih untuk bergabung dengan Pakistan melalui
sebuah pemberontakan lokal yang begitu terkenal melawan Maharaja Kashmir.
Sekedar informasi, wilayah Kashmir kini tercabik cabik
ke dalam territorial tiga Negara, sebagian besar masuk ke dalam wilayah India
sebagai Negara bagian Jammu & Kasmir (termasuk wilayah Ladakh) sebagian
besar lagi masuk ke dalam wilayah Pakistan menjadi propinsi Northern Area
termasuk Baltistan, serta sebagian kecil lagi masuk ke dalam teritori China
menjadi propinsi Aksai Chin, bertetangga dengan wilayah otonomi Tibet. Namun
hingga kini, Salah satu negeri atap dunia ini terus saja menjadi titik
ketegangan antara Pakistan, India dan China.
Diantara bangunan warisan sejarah masa lalu di Gilgit
– Baltistan adalah bangunan masjid masjid kuno dengan arsitektural Tibet yang
sangat antik, salah satunya adalah masjid Chaqchan di daerah Khaplu. Masjid ini dipercaya sebagai tempat ibadah
yang pertama hadir sejak muncul nya peradaban manusia di kawasan tersebut. Arsitektural
masjid ini sangat unik menggambarkan sebuah seni Islam yang sangat kuno.
Tentang Khaplu (Ghangche)
Khaplu merupakan gerbang menuju beberapa puncak tertinggi
di bumi termasuk Himalaya, diantaranya ; puncak Masherbrum 1 & 2 (7821 mdpl),
Puncak K7 (6921 mdpl), K6 (7281 mdpl), puncak Gondogoro (5650 mdpl) ,Puncak K2
(8611 mdpl) dan kawasan lainnya yang menyajikan pemandangan yang begitu indah
dengan lintasan hiking, rafting, rock climbing, dan kegiatan alam liar lainnya.
Menjadikan kawasan ini sebagai salah satu tempat paforit bagi para peminat
kegiatan petualangan di alam terbuka. K2 merupakan puncak tertinggi di bumi
setelah puncak Himalaya.
Khaplu memiliki banyak nama seperti “Lembah Shyok”,
“Ghangche” dan “Little Tibet”. Khaplu juga menjadi ibukotanya Distrik Ghangche.
Khaplu menjadi rumah bagi begitu banyak tempat dan bangunan bersejarah termasuk
masjid tua Chaqchan yang sudah berumur 700 tahun lebih, Istana Raja (Raja
Palace) sebuah bangunan istana dengan arsitektur Tibet terahir dan terbaik di
Pakistan, merupakan penghormatan kepada Muhammad Shah yang dibangun tahun 1712M
/ 1124H. serta begitu banyak bangunan berasrsitektur penuh sejarah lainnya di
Khaplu.
Islam di Baltistan
Islam
masuk ke kawasan Baltistan, Kargil dan beberapa desa di Ladakh (kini masuk ke
dalam wilayah Negara India) hasil dari dakwah Islam yang disampaikan oleh Syed Ali
Hamdani (714
AH/1314M -786H/1384M) seorang ulama sufi. Dakwah beliau kemudian dilanjutkan
oleh Syed
Muhammad Nurbakhsh (795H/1393M
– 859H/) yang merupakan murid dari Khawaja Ishaq Khatlani yang juga beraliran
sufi. Penduduk setempat yang tadinya beragama Budha kemudian masuk Islam dan
membentuk komunitas muslim pertama di bagian utara anak benua India. Syed
Mohammad Nurbakhsh mengajarkan Qur’an dan Sunnah termasuk juga menulis buku
fiqh, furu, usuluddin. Aliran sufi disana kemudian dikenal dengan nama Sufi
Nurbakshia.
Syed Ali
Hamdani semasa hidupnya menulis 170 buku, dan materi cetakan
lainnya yang 70 diantaranya dapat ditelusuri baik yang sudah di publikasikan
atau tidak. Begitu juga dengan Syed
Muhammad Nurbakhsh menulis setengah satu setengah lusin buku dalam
bahasa Parsi dan Arab. Pengaruh dua guru besar ini menyebar hingga ke kawasan
Kashmir (yang masuk wilayah China maupun India) hingga ke Tajikistan, Siangkang
dan propinsi Yarqand di China hingga ke Kurdistan dan Iran. Materi materi
ajaran beliau berdua masih dapat ditemui di perpustakaan “Barat” di Khaplu dan
perpustakaan Islam Suffa, di Madrasah Shah-e-Hamdani..
Masjid Chaqchan
Masjid chaqchan merupakan
salah satu masjid tertua di kawasan Khaplu yang
dibangun oleh Syed Ali
Hamdani (714
AH/1314M -786H/1384M) sebagai bagian dari dakwah beliau
di daerah tersebut. Beliau begitu dihormati
muslim setempat sebagai seorang waliullah. Dan senantiasa ditambahkan gelar R.A
(RodiAllohu Anhu) di belakang namanya. Masjid ini menjadi salah satu tempat
suci di kawasan Khaplu, muslim dari berbagai negeri datang ke masjid ini untuk
menikmati keindahan dan penyegaran keimananan mereka. Masjid ini dipercaya
sebagai salah satu masjid yang sudah eksis sejak awal peradaban Islam di
kawasan Khaplu.
Masjid Chaqchan ini sempat mengalami kerusakan karena
termakan usia. Maklum, sebagian besar bahan bangunan yang dipakai untuk masjid
ini berbahan kayu. Kayu kayu pilihan yang kemudian diukir sedemikian rupa
dengan ukiran khas Tibet, sangat indah. Untuk mencegah ambruknya bangunan
tersebut dan hilangnya salah satu warisan budaya dunia, lembaha Aga Khan
melakukan restorasi total terhadap masjid ini dan berhasil mengembalikan
bentuknya kepada bentuk aslinya dan tetap berdiri kokoh di lokasi awalnya dan
terus menjadi pusat peribadatan muslim setempat, dan para pengembara dunia yang
singgah ke Khaplu.
Arsitektural Masjid Chaqchan
Sekilas pandang, siapapun (selain penduduk setempat)
tak kan mengira bangunan tua nan antic ini adalah sebuah masjid. Butuh
pengamatan lebih untuk menemukan bukti bahwa bangunan ini adalah bangunan
masjid. Bangunan kayu yang pondasi nya berupa susunan batu alam dan semen ini
memang kental dengan sentuhan seni tradisional Tibet. Bentuk bangunan hingga
ornament di atap bangunan benar benar identik dengan bangunan bangunan
peribadatan Budha di Tibet.
Hal tersebut dapat difahami karena memang wilayah
Khaplu 700 tahun lalu sebelum kedatangan Islam merupakan wilayah yang
penduduknya beragama Budha, sama seperti di kawasan Tibet (kini menjadi wilayah
otonomi China) yang memiliki kedekatan geografis. Lain halnya dengan Tibet yang
kini penduduknyamasih mayoritas beragama Budha, di wilayah wilayah Kashmir baik
yang masuk ke dalam wilayah China, India dan Pakistan, mayoritas penduduknya
beragama Islam.
Warisan budaya Tibet di kawasan tersebut masih eksis
hingga kini dalam seni bangunannya. Tidak hanya masjid berusia tua di pedalaman
seperti masjid Chaqchan ini tapi juga masjid masjid agung di pusat kota seperti
Jama Masjid Srinagar, India, seni bangunan nya pun turut dipengaruhi oleh
budaya Tibet. Sangat menyolok terlihat pada ornamen atap utama bangunan masjid.
Masjid Chaqchan di Khaplu ini penuh dengan ukiran kayu
khas Tibet yang menghias hampir keseluruhan fasad bangunan. Ekterior maupun
interior bangunan. Ukiran dengan pola geometris dan floral warna warni dapat ditemui di
dinding bagian luar dan dalam masjid. Ventilasi bangunan menggunakan jalinan
kayu juga berpola geometris. Masjid Chaqchan ini terdiri dari dua lantai yang
dipakai di musim yang berbeda. Lantai dasar masjid digunakan semasa musim
dingin sedangkan lantai atas di gunakan semasa musim panas.
Empat tiang kayu berukir menopang struktur atap
bangunan ini. ukiran geometris warna warni juga memenuhi keseluruhan plafon
masjid ini. namun tak ditemui ukiran di jendela dan pintu masjid ini. mihrab
masjid ini begitu kecil hanya berupa sebuah ceruk yang dipenuhi dengan hiasan ornamen
geometris. Tampilan sederhana sebuah
mimbar disebelah mihrab, mimbar yang juga dari kayu, Satu anak tangga
ditinggikan dari permukaan lantai, satu tingkatan lagi untuk tempat duduk
khatib. Sebuah mimbar yang sederhana.
Penutup
Dilihat dari lokasinya, Masjid ini memang menjadi
tempat yang begitu nyaman untuk beribadah, terutama bagi para pengembara yang
sengaja datang ke daerah ini. tempat yang begitu terpencil, di kawasan
ketinggian, salah satu atap dunia, sunyi dan jauh dari hiruk pikuk dunia.
Ditambah lagi dengan penduduknya yang ramah dan suasana Islami di kawasan
tersebut. Dan jangan lupakan bahwa Khaplu dipeluk oleh berjejer puncak puncak
gunung tertinggi dibumi. Tempat yang ideal untuk merenungi kecilnya diri
dihadapan kekuasaan Allah Subhanahuwata’ala, Tuhan Yang Maha Esa pemilik alam
semesta beserta isinya.
Foto Foto Masjid
Chaqchan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA