Masjid Amburiq,
Shigar, Skardu, Baltistan, Pakistan dengan latar belakang puncak kawasan
Baltistan |
Dimanakah letak Masjid Amburiq
Sama seperti Masjid Chaqchan yang diulas di artikel
sebelumnya di blog ini, Masjid Amburiq juga berada di daerah Baltistan –
Pakistan. Tepatnya berada di Shigar, Skardu, Baltistan, Propinsi Utara Pakistan. Arsitektural-nya
pun sangat identik satu dengan lainnya dengan sentuhan Tibet yang sangat
kental. Masjid Amburiq dan Masjid Chaqchan merupakan dua dari masjid masjid tua
di Baltistan yang memiliki kesamaan arsitektural. Sepintas lalu agak sulit
membedakan masjid masjid tersebut. Di Shigar sendiri selain Masjid Amburiq,
masih ada masjid Khilingrong yang memilki
arsitektural yang sama dengan Masjid Amburiq dan juga merupakan masjid tua di
kawasan tersebut.
Masjid Amburiq terletak di lembah Shigar, 32 km
jaraknya dari Skardu, sekitar satu jam perjalanan dengan kendaraan. Skardu
adalah ibukota Baltistan, di Propinsi Utara – Pakistan. Sedangkan Shigar
merupakan ibukota kerajaan Shigar dimasa lalu. Shigar kini hanya sebuuah desa
atau sebuah kota kecil di ketinggian kawasan Baltistan. Kawasan dengan bentang
alam yang begitu menakjubkan di atap dunia yang begitu jauh dari jangkauan
sampai sampai seringkali disebut sebagai sebuah surga di “hiden Land”.
Lembah
Shigar berada dipelukan puncak puncak tertinggi di bumi yang berketinggian rata
rata diatas 8000 meter dari permukaan laut (mdpl). Lembah Shigar merupakan
perhentian terahir untuk menuju empat dari empat belas puncak tertinggi di bumi
dari desa yang bernama Askole di lembah Shigar ini petualangan menuju puncak
puncak tersebut bermula ; K2, tertinggi ke-2 (8611mdpl), Gasherbrum I, ke-11, ( 8,080mdpl), Broad Peak, ke-12 (8,047mdpl), Gasherbrum
II, ke-13 (8,035mdpl),Gasherbrum III, (7,946mdpl), Gasherbrum
IV, ke-17 (7,932mdpl), Masherbrum (K1), ke-22 (7,821mdpl), Chogolisa, ke-36 (7,665mdpl), Muztagh
Tower,
(7,273mdpl), Snow
Dome,
(7,160mdpl),Biarchedi, (6,781mdpl), Trango
Towers,
(6,363mdpl), dan Mitre
Peak. (6,010mdpl)
Plakat restorasi
(pemugaran) Masjid Amburiq
|
Masjid Warisan Budaya Dunia
Masjid tua bersejarah di Baltistan –Pakistan ini
berhasil diselamatkan dari kehancuran total setelah melalui proses pemugaran
(restorasi total) yang diselenggarakan oleh Yayasan The Aga Khan Trust for
Culture (AKTC), bersama dengan Aga Khan Cultural Service Pakistan. Dan di danai
oleh pemerintah propinsi utara Pakistan. Proyek pemugaran tersebut bertujuan
memulihkan kembali bangunan masjid tua ini kepada bentuk aslinya. Dan kini
salah satu bangunan warisan Islam di Baltistan tersebut dapat kembali berfungsi
dengan baik untuk dapat digunakan oleh muslim setempat,
Masjid tua ini sudah masuk ke dalam daftar warisan
budaya dunia UNESCO, untuk katagori konservasi warisan budaya dunia. Dalam
plakat penghargaan dari Asia Pasific Heritage Award for Cultural Heritage
Conservation untuk Masjid Amburiq, Shigar, Baltistan, Pakistan tersebut
ditujukan kepada pemilik proyek pemugaran Masjid ini Ali Hassan S/o Haji
Muhammad Bashir. Dengan tim penganggung jawab proyek terdiri dari Dr. Stefano
Bunca, Masood A. Khan, Richard Hughes, Abbas Ali Shah, Sher Ghazi, dan Jawaib
Iqbal. Sedangkan arsitek yang menangani proyek pemugaran tersebut ditangani
langsung oleh team dari Aga Khan Trust for Culture (AKTC) bersama dengan Aga
Khan Cultural Service Pakistan (AKCSP). Sedangkan kontaktor pelaksana
dipercayakan kepada Aga Khan Cultural Service Pakistan.
Puncak atap
Masjid Amburiq, sangat
khas Tibet
|
Arsitektural Masjid Amburiq
Arsitektural masjid Amburiq memang sama sekali jauh dari gambaran sebuah
masjid yang dikenal secara umum. Tak ada bangunan kubah atau menara tinggi di
masjid ini. Bahkan lambang bulan sabit dan bintang ataupun asma Allah di ujung
atap tertinggi pun tak terlihat di masjid ini. Sekilas pandang tak akan
menyangka bila bangunan tua ini adalah masjid. Sedikit inskripsi arab di atas
pintu masuk dan adanya mihrab mengarah ke kiblat di Mekah dan mimbar kecil di
dalam masjid serta bentangan bentangan sajadah sederhana yang menjadi ciri
bahwa bangunan ini adalah sebuah masjid.
Ditengah ruang sholat Masjid Amburiq terdapat tiang kayu berukir yang
berdiri menopang balok diatasnya yang melintang menopang struktur atap di bagian
atas nya. Mihrab kecil disisi barat ruang masjid ini dihias dengan kayu
berukir. Tembok masjid ini menggunakan kayu yang celah celahnya kemudian di isi
dengan bebatuan. Komposisi antara bahan kayu dan batu pada tembok masjid ini
adalah 15 ~ 20% merupakan bahan batu dan 75~80% menggunakan kayu.
Atap masjid ini terdiri dari dua susun. Atap bawah seluruhnya
menggunakan bahan kayu Juniper. Puncak atapnya dihias dengan kubah berbentuk
menara kecil bergaya Tibet berbahan kayu penuh dengan ukiran bermotif Kashmir
Tibet dan Mughal. Ukiran ukiran tersebut sangat khas seni masyarakat setempat
yang sudah berumur ratusan tahun.
Sejarah Masjid Amburiq
Masjid Amburiq dibangun oleh Syed Ali
Hamdani
(714 AH/1314M ~ 786H/1384M) semasa beliau berdakwah di daerah tersebut. Seperti di ulas dalam artikel
Masjid
Chaqchan, Syed Ali
Hamdani
adalah
penyebar Islam pertama di kawasan Baltistan. Para pengukir professional Kashmir
yang datang bersama beliau yang kemudian memperindah masjid ini dengan karya
ukir mereka yang masih dapat dinikmati hingga hari ini. Masjid Amburiq lebih
dulu dibangun dibandingkan dengan Masjid
Chaqchan, artinya masjid ini juga lebih tua dibandingkan dengan Masjid
Chaqchan.
Proyek pemugaran
masjid Amburiq
Proyek pemugaran
masjid Amburiq ini dilaksanakan atas permohonan dari masyarakat muslim setempat
kepada tim Aga Khan yang berkunjung ke Baltistan tahun 1996. Satu tahun kemudian, satu tim ahli dikirim ke Baltistan tahun 1997 yang melakukan
survey permulaan ke masjid Amburiq. Kunjungan tersebut berlanjut kepada studi kelayakan
tahun 1998 yang mengkonfirmasi dan mendokumentasi eksistensi dari sebuah
keragaman budaya dan sebuah warisan arsitektural yang begitu impresif di
Baltistan dan tak ternilai harganya di wilayah utara Pakistan. Hasil utama
dari studi kelayakan tersebut adalah lahirnya keputusan untuk melaksanakan pemugaran
total terhadap masjid Amburiq.
Proyek pemugaran
terhadap masjid ini dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian dan ketelitian yang
tinggi mengingat kandungan sejarah yang begitu kental pada masjid ini. Masjid
Amburiq merupakan masjid pertama yang dibangun di Baltistan langsung oleh
penyebar Islam pertama di kawasan tersebut, selain itu bangunan bersejarah ini
memilki keunikan dari seni bangunan dan teknis pembangunannya.
Pendekatan
Pemugaran
Selama proses
pendokumentasian ditemukan fakta bahwa tembok masjid sisi barat daya sudah
tenggelam melesak ke dalam tanah sedalam 45 sentimeter akibat pergerakan tanah
disekitarnya. Atap bangunan juga sudah bobrok dan bocor disana sini, begitu
juga dengan dinding bangunan yang rusak
akibat angin dan hujan. Pucuk menara nya yang khas bangunan Tibet juga miring
karena kerusakan struktur yang menopangnya. Hanya beberapa jemaah yang masih
menggunakan masjid ini ketika itu karena parahnya kerusakan dimasjid tersebut.
Berdasarkan data
temuan selama proses dokumentasi tersebut kemudian dirumuskan proposal proyek
pemugaran secara mendetil untuk mengkalkulasi cakupan proyek dan jangka waktu
proyek pemugaran. Dari detil data tersebut proyek pemugaran kemudian dijalankan.
Pemugaran masjid ini mengutamakan para ahli bangunan setempat termasuk
penggunaan material bangunaan dan teknik pembangunannya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal sesuai dengan budaya setempat. Intervensi oleh tim pemugar
lebih difokuskan kepada pengumpulan data dari kawasan sekitar terutama pada
proses pemulihan bagian bagian bangunan yang telah rusak, tidak utuh lagi, atau
hilang termakan waktu terutama pada bagian menara di ujung atap masjid yang
sangat khas Tibet.
Pondasi masjid
diperkuat termasuk struktur bangunan. Keseluruhan material yang digunakan
merupakan material asli dari bangunan asli masjid Amburiq. Penggunaan material
untuk mengganti bagian yang sudah hilang atau rusak, menggunakan material
yang sama dengan material aslinya.
Detil ornamen Jendela dan dinding luar Masjid AMburiq
|
Keseluruhan proyek
pemugaran Masjid Amburiq selesai dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 1998,
menghabiskan dana sebesar US$ 18,300 dolar Amerika. Dana yang cukup besar untuk
sebuah bangunan seukuran 63 meter persegi. Proses pemugaran terhadap masjid ini
tak lepas dari peran pemerintah Pakistan, Pemerintah popinsi Northern Area, Aga
Khan Development Network dan masyarakat Shigar.
Keterlibatan
masyarakan setempat diharapkan dalam menjaga kelestarian masjid ini paska
pemugaran termasuk merawat jalan akses menuju masjid dan bangunan masjid nya
sendiri. Dan yang lebih penting adalah memakmurkan masjid ini. Sebuah ruangan
khusus difungsikan sebagai musium kecil di masjid ini paska selesainya proses
pemugaran untuk menyimpan benda benda antik yang ditemukan di atap masjid
selama proses pemugaran. Kutipan sumbangan sukarela diberlakukan untuk
pengunjung ruang museum ini termasuk juga penggunaan area wudhu dan sarana
penyelenggaraan jenazah, yang dananya nantinya akan digunakan untuk
melestarikan Masjid bersejarah ini.
Rancangan masjid yang sangat unik terutama pada penggunaan bahanbangunannya yang memadukan batu alam dan kayu. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA