Pemandangan lumarah di bulan Romadhon di Masjid Jami Delhi. |
Masjid Jami Delhi atau Masjid-i Jahān-Numā atau lebih dikenal dalam artikel berbahasa inggris dengan sebutan the Jama Masjid of Delhi adalah masjid Jami di kota Delhi Tua, India. Disebut Delhi tua karena kawasan ini memang kawasan kota Delhi Tua. Masjid Jami Delhi merupakan salah satu bangunan fenomenal warisan dari Sultan Shah Jehan, Sultan dari Kesultanan Mughal yang terkenal dengan bangunan wujud cintanya terhadap sang permaisuri di kota Agra, Taj Mahal. Masjid Jami Delhi dibangun tahun 1644 – 1658M. lokasinya berada di kawasan paling sibuk di pusat kota Delhi Tua di kawasan chawri bazaar road, Masjid Jami Delhi merupakan masjid terbesar di India.
Lokasi Masjid Jami Delhi
Meena Bazar, Daryaganj, Chandni Chowk,
New Delhi, Delhi 110006, India. 09810700211
Meena Bazar, Daryaganj, Chandni Chowk,
New Delhi, Delhi 110006, India. 09810700211
Masjid Jami Delhi berada di atas bukit di sebelah
timur kawasan bekas ibukota dinasti mughal di era Shah Jahan, kawasan yang
bernama Shahjahanbad. Nama
‘jami’ yang disandang masjid ini tentu saja karena fungsinya yang juga
menyelenggarakan sholat Jum’at selain sholat wajib lima waktu. Masjid ini juga
menyimpan beberapa benda kuno yang disimpan di dalam ruang khusus di gerbang
utara diantaranya adalah lembaran Al-Qur’an kuno yang ditulis di kulit rusa,
beberapa helai jenggot Rosulollah, Sendal serta cetak tapak kaki beliau.
Sejarah Masjid Jami’ Delhi – India
Masjid
Jami Delhi dibangun oleh Sultan Shah
Jahan yang merupakan Sultan ke
lima dari dinasti Islam Mughal. Kesultanan Mughal meninggalkan begitu banyak warisan
masjid masjid megah bersejarah termasuk masjid Badshahi dan Masjid Wazir Khan
di Lahore - Pakistan yang sudah di ulas dalam artikel terdahulu. Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan sendiri Oleh
Sultan Shah Jahan.
Wilayah kekuasaan dinasti Islam Mughal begitu luas
meliputi keseluruhan wilayah anak benua India yang kini menjadi wilayah India,
Pakistan dan Bangladesh hingga ke wilayah Afganistan. Sebuah kesultanan yang
begitu besar pada masanya, Itu sebabnya warisan budaya Mughal tersebar
melintasi wilayah Negara Negara tersebut. Selain membangun Masjid Jami Delhi,
Shah Jehan juga membangun beberapa masjid penting di India termasuk masjid Jami
di Agra, Ajmer dan Lahore. Denah masjid Jami Delhi ini sangat mirip dengan
Masjid Jami di Fatehfur Sikri di dekat kota Agra namun Masjid Jami Delhi
memiliki ukuran lebih besar. Delhi Red Fort
(Benteng Merah Delhi) yang berseberangan dengan masjid ini juga
merupakan peninggalan dari Sultan Shah Jehan.
Foto lawas Aerial view Masjid Jami' Delhi. |
Pembangunan Masjid Jami Delhi dimulai pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 1650 bertepatan dengan tanggal 10 Syawal 1060H. Melibatkan setidaknya 5000 orang pekerja selama tujun tahun. Pembangunan masjid ini saat itu menghabiskan dana sebesar 10 Lakh (1 juta rupee). Keseluruhan proses pembangunan masjid ini selesai pada tahun 1656M / 1066H. Masjid Jami’ Delhi ini juga menjadi masjid terahir yang dibangun oleh Sultan Shah Jahan sebelum turun tahta digantikan oleh putranya Aurangzeb yang kemudian membangun Masjid Badshahi di kota Lahore (kini menjadi bagian dari Republik Islam Pakistan).
Pembangunan masjid ini mendapat perhatian khusus dari
Sultan dengan mengutus Perdana menterinya Saadullah Khan untuk mengawasi langsung proses pembangunan masjid
ini. Ada dua hal yang benar benar menjadi perhatian Sultan adalah pembuatan
kaligrafi Al-Qur’an yang menghias masjid ini dan pembuatan mimbar di mihrab,
mimbar masjid Jami harus lebih tinggi dari Singgasana Sultan yang terletak di
Red Fort.
Sejarah Masjid Jami’ Delhi tidak bisa dilepaskan dari
Sejarah para imamnya. Imam pertama masjid ini, Syed Abdul Ghafoor Shah Bukhari
merupakan tokoh pilihan yang diminta secara khusus oleh Shah Jehan kepada
Sultan Bukhara (kini masuk wilayah Uzbekistan) untuk menempati posisi terhormat
sebagai imam kerajaan di masjid Jami’ Delhi. Khusus untuk Jabatan Imam bagi
Masjid Jami yang kala itu tiada tandingannya, Shah Jahan menginginkan seorang
tokoh dengan kepribadian yang juga tiada tanding. Pilihan beliau jatuh pada
wilayah Kesultanan Bukhara yang kala itu merupakan pusat ilmu pengatahuan dan
seni. Shah Jahan kemudian berkirim surat kepada sultan Bukhara memohon untuk
dikirimkan seorang Imam untuk masjid Jami Delhi.
Masjid Jami Delhi dengan tiga gerbang, gerbang utamanya menghadap ke timur. |
Imam yang di inginkan Sultan haruslah keturunan Rosulullah baik dari garis ayah maupun ibunya, memiliki pengetahuan Islam yang tinggi, berintegritas dan berkualitas tinggi. Menyambut permintaan Sultan Shah Jahan, Sultan Bukhara kemudian mengutus Syed Abdul Ghafoor Shah Bukhari ke Shahjahanabad (Delhi), dan sultan Bukhara juga dengan penuh hormat memfasilitasi keberangkatan Shah Bukhari bersama keluarganya ke Delhi. Sesampainya di Delhi Shah Bukhari disambut dengan upacara penyambutan dari Sultan Shah Jahan. kedatangan beliau di Delhi bertepatan dengan selesainya keseluruhan proses pembangunan Masjid Jami’ Delhi.
Pada tanggal 24 Juli 1656M / 1 Syawal 1066H Shah Jahan bersama seluruh menteri beserta rombongan bersama ummat Islam Delhi menyelenggarakan sholat berjamaah untuk pertama kali dimasjid ini, sholat Idul Fitri 1066H langsung di imami oleh Syed Abdul Ghafoor Shah Bukhari. Setelah itu Sultan Shah Jahan memasangkan Jubah kebesaran kepada Shah Bukhari dan mengumumkan pengangkatannya sebagai Imamat-e-Uzma dengan gelar Shahi Imam. Sejak saat itu jabatan imam masjid Jami’ Delhi dipegang oleh Shah Bukhari dan dilanjutkan oleh keturunannya dari generasi ke generasi.
Di tembok sebelah dalam ruang utama masjid ini terukir
sejarah pembangunan masjid ini. disebutkan disana arsitek masjid ini bernama Ustad Khalil. Disebutkan
juga bahwa Shah Jehan mengundang Syed Abdul Ghafoor Shah Bukhari langsung dari
Bukhara untuk hadir dalam peresmian masjid ini di tanggal 23 Juli 1656M, dan
kemudian menjadi Imam Shahi pertama di masjid Jami’ Delhi.
Fitur yang tidak akan kita temukan di masjid masjid modern. Dekka tempat khusus
untuk Muatlawi (imam kedua) yang mengulangi bacaan imam agar
terdengar oleh jemaah
yang berada di shaf belakang. |
Sebagai masjid kerajaan, Imam Masjid Jami Delhi pun menyandang predikat sebagai imam kerajaan (Shahi Imam). Imam masjid Jami’ Delhi memiliki kehormatan tersendiri Karena seluruh Sultan setelah Shah Jahan di nobatkan di masjid ini oleh Shahi Imam Masjid Jami’ Delhi. Dimulai dari penobatan Sultan Aurangzeb putra Shah Jehan, dilakukan di masjid Jami’ Delhi oleh Shahi Imam pertama Syed Abdul Ghafoor Shah Bukhari. Tradisi tersebut berlangsung hingga ke Shahi Imam ke delapan, Mir Ahmad Ali Shah Bukhari pada hari Ahad 30 September 1837 bertepatan dengan 9 Jumadil Tsani 1253H, ketika menobatkan Sultan Mughal terahir, Sultan Bahadur Shah Zafar.
Arsitektural Masjid Jami Delhi
Masjid Jami Delhi dilengkapi dengan 3 gerbang besar di
masing masing sisi timur, utara dan selatan, dulunya gerbang timur masjid ini
merupakan gerbang paling utama karena menjadi gerbang masuk dan keluarnya
keluarga kerajaan Mughal. Kini gerbang timur hanya dibuka di hari Jum’at. Dua
menara setinggi masing masing 41 meter, lima lantai dan salah satu lantainya
dilengkapi dengan balkoni. Menara masjid ini diperindah dengan lapisan batu
merah dan batu pualam putih. sedangkan di bagian belakang masjid masih terdapat
lagi 4 menara kecil sama seperti di bagian depan. Delapan menara kecil dan dua
menara tinggi masjid ini semuanya dibangun dalam arsitektural khas Mughal.
Ke tiga gerbang utama masjid ini membawa pengunjung ke
pelataran tengah masjid (inner courtyard). Sebuah halaman terbuka berukuran 1200
meter persegi mampu menampung sekitar 100 ribu jemaah. Di pelataran ini juga terdapat
kolam penampungan air yang merupakan kolam untuk berwudhu. Di sebelah depan
(sebelah barat) kolam ini dibangun sebuah tempat yang sedikit ditinggikan dari
permukaan lantai sekitarnya yang disebut Dikka, tempat ini disediakan bagi
seorang muatllawi
(imam kedua) yang mengulang bacaan yang di baca oleh imam, mengingat masjid ini
begitu besar hingga tidak semua bacaan imam terdengar oleh jemaah yang berada
di belakang.
Jemaah sholat hari raya di Masjid Jami' Delhi. |
Bangunan utama masjid ini di lengkapi dengan tiga kubah besar berlapis batu pualam putih. Tiga kubah ini benar benar dibangun dalam bentuk kubah bawang utuh. Dasar kubahnya berupa bentuk silindris menyerupai drum. Kubah seperti ini yang kemudian menginspirasi arsitektur masjid masjid di penjuru dunia yang dibangun sesudahnya. Masjid Badshahi yang fenomenal di Lahore itu pun di bangun dengan ispirasi dari Masjid ini.
Bangunan utama masjid Jami Delhi ada di sisi barat
komplek bangunan ini. Terdapat delapan pintu masuk berlengkung dan dinding sisi
dalam masjid ditutup dengan pualam putih hingga setinggi pinggang orang dewasa.
Melewati pintu masuk ini terdapat ruang sholat utama berbentuk persegi panjang berukuran
61m x 27.5m dengan sebelas lengkungan.
Ruang sisi barat masjid ini memiliki pilar pilar besar
yang keseluruhannya di ukir dengan ukiran dengan pengaruh seni tradisional
Hindu dan Jain. Pintu masuk di sisi timur masjid ini akan mengantar jamaah ke
ruang lain tempat Maosoleum Sultan Ahmad Shah berada. Di pagi hari sisi timur
masjid ini digunakan sebagai pasar burung beserta pakannya. Pada awalnya ada gedung
madrasah di sisi selatan masjid ini namun sudah diruntuhkan paska perang
kemerdekaan India tahun 1857.
Pelataran Masjid Jami' Delhi. |
Masjid yang begitu luas dan besar ini tampak terlalu sempit di dua sholat hari raya ketika jemaah membludak dan meluber dari kawasan masjid hingga ke atap yang tak semestinya digunakan untuk tempat sholat. Tradisi Ramadhan juga hingar bingar di masjid ini, kesibukan tampak jelas mewarnai sebulan penuh pengurus masjid ini untuk menyediakan makanan berbuka puasa bagi jemaah masjid. Sebuah tradisi yang sudah bertahan ratusan tahun secara turun temurun.
Masjid Jami Delhi dibangun diatas pondasi yang
ditinggikan dari tanah disekitanya kira kira mencapai 1.5 meter. Dari teras
masjid menuju ke bagian dalam masjid dilengkapi dengan 3 anak tangga baik dari
sisi timur utara dan selatan. Lantai masjid ini yang dilapis dengan batu pualam
dengan ornamen bergaris menyerupai sajadah masing masing berukuran 95 x 45 cm,
memudahkan jamaah meluruskan shaf sholat. Setidaknya ada 899 ornamen yang sama
di lantai dalam masjid. Bila dilihat dari belakang masjid ini terlihat berdiri
kokoh diatas tumpukan batu pondasinya. Landasan tempat masjid ini berdiri
sejatinya juga adalah sebuah bukit berbatu. Lokasi nya yang memang berada di
atas bukit ditambah bangunannya yang cukup tinggi menjadikan masjid ini dapat
terlihat dari berbagai sudut kota Delhi tua.
Insiden Serangan Teroris di Masjid Jami’ Delhi
Polisi di Masjid Jami Delhi. |
Dua ledakan tersebut bukan insiden satu satunya yang
terjadi di masjid ini. 15 September 2010 terjadi insiden penembakan terhadap
turis asal Taiwan yang sedang berkunjung ke masjid ini. Pria bersenjata
menggunakan sepeda motor melepaskan tembakan ke arah bis wisatawan Taiwan yang
sedang di parkir di dekat gerbang-3 masjid Jami Delhi.
Imam
Imam Masjid Jami’ Delhi
1) Syed Abdul Ghafoor
Shah Bukhari Shahi Imam
2) Syed Abdul Shakoor
Shah Bukhari Shahi Imam
3) Syed Abdul Raheem
Shah Bukhari Shahi Imam
4) Syed Abdul Ghafoor
Shah Bukhari Thani Shahi Imam
5) Syed Abdul Rehman
Shah Bukhari Shahi Imam
6) Syed Abdul Kareem
Shah Bukhari Shahi Imam
7) Syed Mir Jeewan Shah
Bukhari Shahi Imam
8) Syed Mir Ahmed Ali
Shah Bukhari Shahi Imam
9) Syed Mohammed Shah
Bukhari Shahi Imam
10) Maulana Syed Ahmed
Bukhari Shahi Imam
11) Maulana Syed Hameed
Bukhari Shahi Imam
12) Syed Abdullah
Bukhari
13) Syed Ahmed Bukari***
[updated 23 Mei 2023]