Halaman

Minggu, 30 Oktober 2011

Masjid Hassan II –Casablanca, Maroko

Masjid Hasan II dilihat dari arah Samudera Atlantik.

Tentang Maroko

Maroko, Kerajaan Islam di ujung utara benua Afrika, beribukota di kota Rabat,  beseberangan dengan kerajaan Spanyol di benua Eropa bagian selatan terpisah oleh selat Gibraltar. Maroko memiliki pertalian sejarah yang sangat erat dengan Kerajaan Spanyol, Gibraltar dan keseluruhan semenanjung Iberia. Dan sejarah itu tak lepas dari nama Panglima Tariq Ibnu Ziyad, panglima perang Islam dari Maroko yang begitu melegenda, mengukir sejarah keemasan Islam menaklukkan wilayah Andalusia (meliputi Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) di tahun 711 Masehi bertepatan tahun 97 Hijriah, atas perintah dari Musa Bin Nushair, gubernur Maroko ketika itu.

Nama panglima Tariq Ibnu Ziyad diabadaikan menjadi nama gunung batu tempatnya berlabuh ketika pertama kali mendarat di benua Eropa, Jabal Tariq (Gunung Tariq), lidah orang eropa yang tak pandai menyebut Jabal Tarik, kemudian menjadikan semenanjung itu bernama Gibraltar hingga kini.

Jalan Sukarno di pusat kota Rabat
Kerajaan Maroko juga memiliki kedekatan tersendiri dengan Indonesia, Indonesia menjadi salah satu negara yang secara aktif melalui jalur diplomasi memperjuangkan kemerdekaan Maroko dari Jajahan Prancis. Salah satu ruas jalan di Maroko diberi nama Rue Sukarno (Jalan Sukarno), sebagai bentuk penghormatan bagi Bung Karno. Nama jalan tersebut diresmikan sendiri oleh Bung Karno bersama Raja Muhammad V saat kunjungan beliau ke Maroko pada 2 Mei 1960. Sebagai bentuk persahabatan dua bangsa, di Jakarta pun kita temui ruas jalan dengan nama Jalan Casablanca.

Dalam kunjungan Bung Karno ke Maroko tersebut, Raja Muhammad V juga memberi hadiah istimewa bagi Bung Karno dan Rakyat Indonesia berupa fasilitas bebas visa bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung ke Maroko. Sayangnya jarak antara Indonesia dengan Maroko yang terpisah begitu jauh membuat negeri Seribu benteng di Magribi ini tidak begitu populer bagi para pelancong Indonesia. Begitu jauhnya Maroko dari Indonesia sampai sampai keluar istilah baru untuk menyebut begitu luasnya dunia Islam dengan sebutan “dari Maroko sampai ke Merauke”. Selain dari itu di kota Kenitra - Maroko ada Masjid (Bernama) Indonesia, sebagai bentuk penghargaan Kerajaan Maroko kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.

Presiden Sukarno bersama Raja  MUhammad V di kota Rabat 2 Mei 1951.

Maroko beribukota di Rabat meskipun kebanyakan orang lebih mengenal Maroko dengan kota Casablanca – nya yang merupakan kota perdagangan terbesar di Maroko. Di Casablanca berdiri sebuah bangunan masjid yang begitu istimewa karena dibangun di laut dan menjadi salah satu masjid terbesar di dunia dan masih memegang rekor sebagai masjid bermenara tertinggi di dunia, masjid tersebut adalah Masjid Hassan II.

Lokasi dan Alamat Masjid Hassan II

Boulevard Sidi Mohamed ben Abdallah, Casablanca, Maroko
Telepon : +212 22206265 ‎
Koordinat giografi : 33°3626.4N 7°3757.2W
Rute kendaraan umum : Bus No 15 dari Pl Oued al-Makhazine DH3.50


Masjid Terapung Terbesar di dunia

Masjid Hassan II berada di kota Casablanca, Maroko. Diklaim sebagai masjid terbesar ketiga di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Dan Masjid Hassan II ini merupakan salah satu dari 48 ribu bangunan masjid di Maroko dari total penduduknya yang hanya 35 juta jiwa. Masjid Hassan II dibangun pada tahun 1986-1993 untuk memperingati ulang tahun mendiang Raja Maroko Hassan II.

Sebagai pembanding, Italia yang merupakan negara Katholik berpenduduk 60 juta jiwa hanya memiliki 26 ribu tempat ibadah. Perbandingannya adalah disediakan 1 masjid bagi setiap 730 orang di Maroko. sedangkan di Italia satu tempat ibadah diperuntukkan bagi 2400 orang.

Masjid Hasan II dengan pelatarannya yang kinclong.

Masjid Hassan II dibangun menjorok ke samudra Atlantaik membuatnya terlihat seakan akan berada di tengah laut layaknya sebuah masjid yang benar benar terapung. Tak salah bila kemudian masjid ini mendapat julukan sebagai masjid terapung terbesar di dunia. Masjid megah ini kini menjadi penanda kota Casablanca. Dari arah Samudera Atlantik bangunan masjid ini mendominasi pemandangan kota Casablanca.

Masjid dengan menara tertinggi di dunia

Dirancang oleh seorang arsitek Prancis Michel Pinseau dan dibangun oleh Bouygues. Masjid ini berdiri megah dan terlihat begitu anggun dari Samudera Atlantaik. Dengan lantai kaca yang dapat menampung hingga 25 ribu jemaah. Ditambah lagi dengan pelataran yang mampu menampung 80 ribu jemaah. Tak hanya itu masjid ini juga dilengkapi dengan menara khas tradisional Maroko setinggi 210 meter (689 ft), menjadikan menara masjid sebagai menara masjid tertinggi di dunia. Menaranya yang begitu tinggi ini terlihat hampir dari segala sudut kota Casablanca baik siang ataupun malam hari dengan sistem pencahayaannya yang menggunakan tata lampu sinar laser.

Interior Masjid Sultan Hasan II.

Penggunaan Teknologi Tinggi

Teknologi tinggi di aplikasikan di masjid megah ini dengan memanfaatkan teknologi cahaya laser untuk pencahayaan dan memberikan keindahan tersendiri dimalam hari, penggunaan pemanas lantai untuk mengontrol temperatur ruangan masjid melalui lantainya ketika suhu dingin, penggunaan pintu elektrik, rancangan atap yang bisa di buka tutup dengan teknologi mutakhir dan beberapa bagian lantai masjid menggunakan kaca tebal sehingga memungkinkan jemaah melihat samudera Atlantik yang menyapu bebatuan di bawah masjid.

Selain itu masjid ini juga secara keseluruhan berukuran sangat besar dengan dekorasi interior ruang sholat yang mengagumkan, dengan ukiran tangan para pengukir yang memang profesional di bidangnya ditambah dengan dekorasi hasil cetakan semen. Sebuah tim besar para maestro pengukir di pekerjakan khusus menangani proyek pembangunan masjid ini. Bahan bahan terpilih berupa kayu kayu cedar dari kawasan Atlas, batu pualam dari pegunungan Agadir dan batuan granit dari Tafroute.

Masjid Hasan II ditepian Samudera Atlantik di kota Casablanca.

Lebih dari 6000 seniman maroko dipekerjakan pada proyek pembangunan masjid ini sejak dari awal pembangunannya. Dengan biaya proyek mencapai setengah milyar dolar dan sebagian besar dari dana pembangunan tersebut merupakan sumbangan dari rakyat Maroko sendiri. Masjid ini kini menjadi sebuah bangunan yang sangat membanggakan bagi warga Maroko terutama warga kota Casablanca.

Terbuka bagi pengunjung non muslim

Masjid Hassan II menjadi masjid modern paling baru yang membuka diri bagi kunjungan dari kalangan non muslim dengan beberapa persyaratan yang harus dipatuhi termasuk untuk menggunakan pakaian sopan, harus ditemani oleh pemandu untuk dapat masuk ke dalam area masjid dan tentu saja harus melepas alas kaki.

Masjid Hasan II merupakan masjid "terapung" terbesar didunia dan juga masjid dengan menara tertinggi di dunia.

Pemandu wisata di masjid ini menggunakan beberapa bahasa pengantar selain bahasa Arab juga menggunakan basa Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol. Pengunjung non muslim juga diperkenankan untuk berkunjung hingga ke ruang sholat utama, ruang wudhu dan hammam (kolam pemandian di lantai dasar masjid). 

Meskipun masjid ini dapat dicapai dengan berjalan kaki selama ± 20 menit dari stasiun kereta Casa Port, namun beberapa laporan lebih menyarankan warga asing untuk menggunakan taksi dari pusat kota atau bis umum No 15 dari kawasan Pl Oued al-Makhazine.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA