Halaman

Kamis, 27 Januari 2011

Masjid Al Falah, Masjid Indonesia di Berlin, Jerman

Masjid Al-Falah Berlin menempati lantai paling bawah gedung ini.

Masjid Al Falah di kota Berlin adalah satu-satunya masjid yang dibangun, dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat Indonesia di ibukota negara Jerman ini. Ia mungkin juga merupakan satu-satunya masjid yang murni dikelola oleh kaum muslimin Indonesia di negara Jerman, lengkap dengan berbagai kegiatannya. 

Masjid Al Falah IWKZ e.V. selama ini masih mengontrak bangunan di jalan Feldzeugmeisterstrasse. Sebuah pub dan tempat pijat yang kemudian direnovasi para jamaah menjadi masjid yang cukup lapang. kemajuan Islam di Berlin dan Jerman secara keseluruhan dirasakan pula oleh umat muslim Indonesia. Dakwah semakin berkembang dan jamaah semakin bertambah. Dan kini muslim Indonesia di Berlin berencana untuk membangun masjid Indonesia di Berlin yang permanen.

Alamat dan Lokasi Masjid Al-Falah
Masjid Al-Falah IWKZe masih menempati lantai dasar gedung di sudut jalan Feldzeugmeisterstrasse.


Sejarah Masjid Al-Falah Berlin.

Sekitar tahun 1988, sekelompok muslimin Indonesia di Berlin (kala itu masih bernama Berlin Barat, bagian dari Jerman Barat) yang tergabung dalam PPME, memutuskan untuk menyewa sebuah rumah tinggal untuk dijadikan masjid sekaligus pusat kegiatan organisasi mereka.  Sebuah rencana yang sudah dirintis sejak tahun 1984. Masjid tersebut kemudian diberi nama Masjid Al-Falah. Masjid Indonesia ini menjadi salah satu dari sekitar 80 masjid yang ada di Berlin.

Masjid Al-Falah adalah satu-satunya masjid di Jerman yang dikelola oleh masyarakat muslim Indonesia dengan jamaah yang berasal dari berbagai negara seperti Jerman, Turki, Brunei, Malaysia, India, Cina, Pakistan, Indonesia, negara-negara Arab dan Afrika. Masjid Al Falah memegang peranan penting sebagai pusat dakwah, pelayanan, silaturahim, pendidikan, ibadah, serta berperan sebagai pusat informasi keislaman untuk masyarakat muslimin Indonesia yang saat ini tercatat berjumlah sekitar lebih dari 1200 orang di Berlin.

Masjid Al Falah awalnya menggunakan sebuah apartemen seluas 90 meter persegi di jalan Melangtongstrasse. Masjid Al Falah terus berkembangdan pada ahir tahun 2006 menjadi sebuah yayasan yang terdaftar resmi di Departemen Kehakiman Republik Federal Jerman.

Namanya Organisasi pun berubah menjadi Indonesisches Weisheits und Kulturzentrume.V.
(Pusat Kearifan dan Budaya Indonesia) atau disingkat dengan nama IWKZe.V.). Sejak 2007, Mesjid Al Falah pun menempati gedung baru di Feldzeugmeisterstrasse seluas 215 m2, di lokasinya yang sekarang ini. Bangunannya dulu klub malam yang bersebelahan dengan tempat pijat. 2 Bangunan ini disatukan dan direnovasi selama 3 bulan untuk menjadi masjid yang cukup luas.

Di fasilitas street view google earth dapat dilihat dengan jelas pintu masuk ke Masjid Al-Falah ini dengan tulisan IWKZ, plus bendera Indonesia dan Jerman di kiri dan kanan nya

Dan sejak awal tahun 2007 itu pula, Masjid Al Falah tidak lagi dikelola oleh PPME melainkan dibawah IWKZe. V. Dengan dukungan dari segenap pengurus masjid, KBRI dan masyarakat Indonesia. Al-Falah senantiasa berusaha berintegrasi dengan kultur Jerman dan tetap menjaga akar Indonesia.

Aktivitas Masjid Al-Falah

Masjid Al Falah memiliki banyak kegiatan untuk jamaahnya, antara lain: pusat peribadahan, pusat kegiatan keagamaan masyarakat muslim di Berlin, pusat pendidikan Al Qur'an bagi anak-anak dan remaja melalui program Taman Pendidikan Al Qur'an, pusat pendidikan agama Islam melalui pengajian-pengajian rutin mingguan dan bulanan, kegiatan selama Ramadan, pusat perpustakaan dan literatur keislaman, kajian-kajian ilmiah, sarana silaturahim untuk saling kenal-mengenal sesama warga, sarana memperkenalkan budaya Indonesia kepada komunitas internasional baik melalui jalinan kerjasama maupun melalui ragam kegiatan sosial seperti bazar makanan tradisional Indonesia, fasilitas kegiatan olahraga, dan turut membantu saudara-saudara di Indonesia yang tertimpa bencana dengan menggalang dana bantuan.

Kegiatan masjid kami memfokuskan kepada pengenalan budaya dan kearifan masyarakat Islam Indonesia, yang merupakan salah satu bukti bahwa bangsa Indonesia mampu berkontribusi dalam bidang kebudayaan dan keagamaan di Jerman.

Dengan semangat membuka diri, Masjid Al Falah ingin memberikan kontribusi untuk masyarakat Berlin yang lebih luas. Masjid Al Falah aktif dalam paguyuban masjid di Berlin melalui Initiative Berliner Muslime (IBMUS) juga paguyuban lintas budaya dan agama di Buergerplatform Wedding-Moabit. Bahkan menjadi wakil umat Islam dalam Komisi Integrasi Depdagri Jerman. Seiring dengan perkembangan dakwah, jumlah jamaah pun kian ramai. Alhamdulillah, sampai menjelang akhir Ramadhan, Masjid Al Falah tetap penuh saat acara Ifthar bersama dan dilanjutkan dengan Tarawih.

Pintu utama Masjid Al-Falah Berlin.

Al Falah juga berhubungan baik dengan warga Jerman di sekitar masjid. Ada Open Day setiap tahun, dimana warga Berlin ramai-ramai mengunjungi masjid. Umat Muslim di Berlin, walaupun ada berbagai bangsa tapi selalu kompak mulai dari mendukung Palestina dan mengecam teror bom di Indonesia. Bahkan mereka bisa menyepakati Ramadan dan Idul Fitri bersama, suatu hal yang kadang sulit dilakukan di tanah air.

Menjadi muslim Indonesia di Jerman memiliki berkah tersendiri. Kita dilihat sebagai wajah muslim yang penuh toleransi. Pemerintah Jerman ingin belajar mengenai kerukunan beragama dan Indonesia sering dijadikan rujukan. Fakta yang cukup membanggakan. Al Falah bersama IBMUS kini sedang memperjuangkan ke Dewan Kota Berlin untuk menjadikan Idul Fitri dan Idul Adha menjadi hari libur lokal di Berlin.

Impian memiliki bangunan masjid sendiri

Dengan luas sekitar 200 m2, mampu menampung sekitar 180 jamaah sholat. Namun seiring meningkatnya jumlah kaum muslim Indonesia di Berlin, masjid ini diperkirakan tidak akan mampu lagi menampung jumlah jamaah yang semakin banyak dalam beberapa tahun ke depan. Status bangunannya sebagai gedung sewa juga cukup beresiko, karena pemutusan kontrak sewa akan mengharuskan dipindahnya masjid, sebuah proses yang tidak sederhana dan berakibat pada terganggunya ibadah dan kegiatan keislaman kaum muslim Indonesia di Berlin. Hal ini pernah terjadi pada tahun 2005, kontrak sewa masjid diputus sehingga masjid tidak memiliki tempat ibadah selama lebih dari satu tahun.

contoh poster kegiatan masjid Al-Falah
Menginat akan hal hal tersbut dia tas para jamaah muslim Indonesia di Jerman memimpikan untuk memiliki gedung masjid sendiri dan bukan menyewa. Tidak lain untuk kepastian dan ketenangan beribadah selain tentunya menyesuaikan kapasitas masjid dan jumlah jamaah. Maka, pada Sabtu 12 September 2009 usai Tarawih, Ketua Masjid Al Falah IWKZ e.V. Bapak Makky Sandra Jaya secara simbolis bersama para jamaah membacakan piagam kebulatan tekad untuk membangun Masjid Indonesia yang dimiliki sendiri.

Insya Allah masjid yang akan tersebut akan menjadi masjid Indonesia pertama yang secara penuh dimiliki dan dibangun oleh anak bangsa di Jerman. Masjid Al-Falah dan segenap jamaah mengundang seluruh umat muslim Indonesia di luar negeri dan di tanah air untuk ikut bahu membahu berpartisipasi dalam ikhtiar bersama membangun Rumah Allah tersebut.

Umat Islam yang berniat membantu bisa berkontribusi melalui rekening yang dicantumkan dalam situs
www.iwkz.de. Selain itu, informasi juga disebarluaskan lewat berbagai milis dan situs jejaring sosial. Masjid Al Falah juga menggandeng sejumlah yayasan di tanah air untuk menerima dan menghimpun dana dari Indonesia. Semoga Allah memudahkan segala ikhtiar tersebut.***

----------oooOOOooo----------

5 komentar:

  1. Keren bget, smoga saya bisa k sna, lihat secara langsung, amin'

    BalasHapus
  2. bagaimana kehidupan muslim disana y??

    BalasHapus
  3. I've been searching online more than i care to admit today, yet I
    never found interesting article likke this one. In my view, if all website owners aand bloggers
    made good content as you did, the net will be a lot more useful than ever before.

    BalasHapus

Dilarang berkomentar berbau SARA