Halaman

Senin, 22 November 2010

Masjid Al-Dahab Manila, Filipina

Nama masjid ini merujuk kepada kubahnya yang bewarna emas. Al-Dahab dalam bahasa Arab berarti Emas.

Masjid Al-Dahab atau lebih dikenal dengan nama The Golden Mosque atau oleh orang melayu disebut Masjid Emas atau dalam bahasa Spanyol disebut Mezquita del Globo de Oro (sama seperti nama jalan di depan masjid ini) dan dalam bahasa Tagalog Filipino disebut Moskeng Ginto, merupakan salah satu masjid terbesar di Manila, Ibukota Negara Filipina. Disebut dengan golden mosque atau masjid emas karena kubahnya yang memang di cat dengan cat warna ke emasan yang berkilauan.

Lokasi Masjid Al-Dahab, Manila, Filipina

Masjid Al-Dahab atau Golden Mosque berdiri di ujung jalan Globo de Oro, nama jalan yang berarti “bola dunia ke-emasan”. Distrik Quiapo yang di diami oleh komunitas muslim Metro Manila. Di sekitar masjid di distrik Quiapo banyak terdapat toko, warung dan rumah makan yang menyajikan makanan halal dan buah buahan segar dari pulau Mindanao, meski pengunjung nya dari beragam latar belakang termasuk pengunjung non muslim.

Manila Golden Mosque And Cultural Center
Globo De Ero St, Quiapo, Manila, 1001 Metro Manila, Filipina



Masjid ini terbuka untuk kunjungan dari kalangan manapun termasuk non muslim yang ingin berkunjung ke masjid hingga ke bagian dalam, pengurus masjid akan dengan senang hati menemani. Bagi pengunjung yang tidak dengan busana muslim (tidak menutup aurat dengan baik) disediakan pakaian untuk menutup aurat oleh pengurus masjid.

Sejarah Pembangunan Masjid Al-Dahab, Manila

Masjid Al-Dahab ini dibangun tahun 1976 di distrik Quiapo, dalam kota Metro Manila dimasa pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos berkuasa di Filipina, dengan pengawasan langsung dari fist lady Filipina kala itu, Imelda Marcos. Pembangunan masjid Al-Dahab ini ditujukan untuk menyambut kedatangan Presiden Libya, Kolonel Muammar Qaddafi.

Kolonel Muammar Qaddafi sedianya akan datang ke Filipina untuk sebuah kunjungan kenegaraan dalam upaya menengahi pertikaian antara pemerintah Filipina dengan pejuang kemerdekaan Moro (MNLF-Moro National Liberation Front) yang ingin mendirikan Negara berasaskan Islam di  gugus kepualauan selatan Filipina yaitu di kepulauan Sulu, Mindanao dan Palawan.

Eksterior Masjid Al-Dahab, Manila.

Rencana kunjungan presiden Libya, Muammar Qaddafi itu memang kemudian dibatalkan tapi rencana kunjungan nya itu telah memberikan berkah tersendiri bagi muslim Kota Manila yang kemudian menikmati megahnya masjid yang di dirikan pemerintah Katholik Filipina di tengah komunitas muslim di Ibukota negeri itu.

Sejarah mencatat bahwa perdamaian antara pejuang muslim MNLF dibawah pimpinan Nur Misuari itu terjadi setelah Presiden Republik Indonesia waktu itu (alm) Pak Harto mengundang presiden Filipina, Ferdinand Marcos dan tokoh MNLF, Nur Misuari untuk berunding di Istana Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dalam perundingan yang di pimpin oleh Menlu RI, (Alm) Ali Al-Atas tanggal 17 April 1993 kemudian tercapai kesepakatan pemberian otonomi Khusus kepada Muslim Mindanao dengan Nur Misuari sebagai Gubernur nya.

Interior Masjid Al-Dahab.

Muslim Filipina

Filipina dan Ibukotanya Manila memang pernah menjadi wilayah kekuasaan kesultananan Islam dibawah pimpinan Rajah Sulayman, Nama kota Manila sendiri konon berasal dari bahasa Arab, Amanillah yang kemudian menjadi Manila. Tahun 1570 Pasukan Spanyol dibawah pimpinan Miguel López de Legazpi  mengalahkan kesultanan Islam disana dan mendirikan Negara Filipina Spanyol dengan Ibukota-nya Manila.

Tak ada yang tersisa dari kekuasaan kesultanan Islam Filipina di wilayah utara, ummat Islam Filipina lebih terkonsentrasi bermukim di wilayah selatan di pulau Mindanao dan sekitarnya. Dan menurut laporan media media Islam, kehidupan muslim di selatan Filipina ini terus menerus di bawah tekanan pemerintah dan militer Filipina. Suasana yang tentunya sangat tidak kondusif untuk perkembangan Islam di wilayah tersebut.

Mihrab dan Mimbar Masjid Al-Dahab, Manila.

Arsitektur Masjid Al-Dahab, Manila, Filipina

Masjid Al-Dahab atau Golden Mosque ini dibangun untuk menampung 3000 jemaah, menjadikannya sebagai bangunan masjid terbesar di kota Manila. Lengkap dengan satu kubah besar berwarna ke emasan. Warna kubah dengan warna emas itulah yang kemudian menjadikan masjid ini disebut sebagai golden mosqque. Satu menara melengkapi masjid sebagai tempat disuarakan nya azan.

Masjid berkubah warna emas ini cukup megah di tengah kota Manila, interior masjid di penuhi dengan lengkungan lengkungan yang elegan. Meski beberapa laporan menyebutkan bahwa exterior masjid tampak sedikit kurang terawat dengan baik, namun interior masjid dengan nuansa warna kuning terang ini cukup apik dan memberikan ke khusu’an bagi setiap jema’ahnya.***

------------------------------------------------------------------
Follow & Like akun Instagram kami di @masjidinfo dan @masjidinfo.id
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------

Baca Juga


3 komentar:

Dilarang berkomentar berbau SARA