Halaman

Senin, 15 November 2010

Masjid Agung Al-Karomah, Martapura - Kalsel

Masjid Agung Al-Karomah Martapura.

Kota Martapura adalah ibukota Kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Kota yang terkenal didalam dan diluar negeri dengan produki intan-nya. Dengan ke kayaan alam dari hasil pertambangan intan tersebut tak mengherankan bila Kota Martapura yang hanya sebuah ibukota kabupaten tersebut memiliki masjid yang begitu mewah dan megah di pusat kota nya tak jauh dari pasar intan di kota tersebut. Masjid Agung Al-Karomah di klaim sebagai masjid terbesar di Kalimantan Selatan.

Masjid Agung Al-Karomah pada awalnya bernama Masjid Jami’ Martapura. Dibangun dari bahan Kayu Ulin (kayu besi) dengan bentuk bangunan meniru bangunan Masjid Agung Demak. Dengan atap limasan bersusun tiga bukan seperti bentuknya yang sekarang.

Lokasi Masjid Agung Al-Karomah Martapura

Masjid Agung Al-Karomah terletak di Kota Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dapat dicapai selama +/- 1 jam perjalanan dari kota Kota Banjarmasin atau 1/2 jam jika dari bandar udara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Berada di pinggir jalan trans Kalimantan ruas Kalimantan Selatan-Kaltim, beseberangan dengan Perkantoran Sekretariat Daerah Kabupaten Banjar yang juga Kantor Bupati Banjar di pusat Kota Martapura.

 

Sejarah Masjid Al-Karomah, Martapura

Masjid Agung Al Karomah, dulunya bernama Masjid Jami’ Martapura yang didirikan oleh panitia pembangunan masjid yaitu H.M. Nasir, H.M. Taher (Datu Kaya), H.M. Apip (Datuk Landak), kepanitiaan ini didukung oleh Raden Tumenggung Kesuma Yuda dan Mufti H.M. Noor.

Dibangun dengan meniru Masjid Agung Demak. Bangunan masjid dengan atap limasan bersusun tiga. H.M. Apip (Datuk Landak) dengan ditemani oleh H.M. Khalid bin Yahya, H.M. Idris dan M. Kotoh ditugasi Untuk mencari Kayu Ulin untuk sokoguru ke Barito Kalimantan Tengah. Sedangkan utusan desa Dalam pagar berangkat ke Demak untuk mendapatkan miniatur masjid demak lengkap dengan skalanya sebagai referensi pembangunan masjid.

Masjid Jami' Martapura dipotret antara tahun 1910-1940, cikal bakal masjid Agung Martapura saat ini.

10 Rajab 1315 H ( 5 Desember 1897 M) dimulailah pembangunan masjid jami’ Martapura dengan struktur utama dari kayu Ulin dengan atap sirap, dinding dan lantai papan kayu ulin. Masjid Jami’ Martapura dibangun dengan ukuran 37,5 meter x 37,5 meter. Malam Senin 12 Rabiul Awal 1415 H dalam perayaan hari kelahiran nabi besar Muhammad SAW, Masjid Jami’ Martapura diresmikan menjadi Masjid Agung Al Karomah.

Sejak dibangun hingga saat bangunan masjid sudah mengalami tiga kali renovasi dan ahirnya membentuk masjid modern, megah dan mewah seperti saat ini. Renovasi terahir tahun 2004 menelan biaya Rp 27 milyar. Dengan menggabungkan bentuk bangunan modern eropa, timur tengah dan tetap mempertahankan empat tiang Ulin yang menjadi Saka Guru peninggalan bangunan pertama Masjid Jami’ Martapura. Tiang ini dikelilingi puluhan tiang beton yang menyebar di dalam Masjid.

Beberapa detil masjid agung Al-Karomah Martapura.

Tiang sokoguru adalah tiang-tiang yang melingkupi ruang cella atau ruang keramat. Ruang cella yang dilingkupi tiang-tiang guru terdapat di depan ruang mihrab, yang berarti secara kosmologi cella lebih penting dari mihrab. Pada saat pembangunan awal masjid Martapura ini tiang sokoguru empat ditarik beramai-ramai oleh Datuk Landak bersama masyarakat menggunakan tali alias seradang.

Arsitektur Masjid Agung Al-Karomah Martapura

Arsitektur Masjid Agung Al-Karomah Martapura yang kini berdiri dibangun dengan gaya masjid-masjid di arab karena memang masyarakat Martapura kebanyakan keturunan Arab, dipadukan dengan bangunan modern Eropa dan gaya tradisional Demak. Masjid megah dengan baluran warna hijau, ini masih menyisakan 4 sokoguru asli dari masjid asli yang kala itu masih disebut sebagai Masjid Jami’ Martapura.

Masjid Agung Al-Karomah Martapura.

Mimbar tempat khatib berkhutbah yang berumur lebih satu abad sampai sekarang masih dipakai. Mimbar dengan berukiran untaian kembang dan berbentuk panggung dilengkapi tangga diarsiteki HM Musyafa. Pola ruang pada Masjid Agung Al Karomah mengadopsi pola ruang dari arsitektur
Masjid Agung Demak yang dibawa bersamaan dengan masuknya agama Islam ke daerah ini oleh Khatib Dayan.

Masjid Al-Karomah Martapura kini menjadi Landmark bagi Kota Martapura. Terlihat begitu indah dan menawan dimalam hari dengan cahaya lampunya yang berkilau menghadirkan pemandangan tersendiri dipandang dari jembatan Besi disamping Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Dalam rekaman video lagu daerah banjar berikut sedikit memberi gambaran tentang budaya Banjar dengan masjid Agung Al-Karomah Martapura.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dilarang berkomentar berbau SARA