Gerbang Masjid Agung Jami’ Singaraja. |
Masjid Agung Jamik Singaraja yang berdiri megah di Kelurahan Kampung
Kajanan, Kecamatan Buleleng, menyimpan sebuah Musaf Al Qur’an yang ditulis
sendiri oleh salah satu keturunan Raja Buleleng. Tidak ada perbedaan dalam
kitab itu, hanya saja memiliki kaligrafi khas Hindu.
Masjid Agung Jami' Singaraja masih berdiri
kokoh hingga kini, menjadi salah satu pusat kegiatan ke-Islaman di
Singaraja.
Sejarah masjid ini tak bisa dilepaskan dari peran Raja
Buleleng A.A. Ngurah Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji Sakti, raja
Buleleng I) yang beragama Hindu. Pintu kayu berukir warna hijau di gerbang
masjid pada foto di atas merupakan pemberian beliau ketika masjid tersebut
pertama kali dibangun. Masjid Agung Jami' Singaraja ini menjadi salah satu
saksi bisu begitu indahnya toleransi beragama di Pulau Dewata sejak pertama
kali Islam Masuk ke Pulau Bali hingga detik ini.
Lokasi Masjid Agung Jamik Singaraja
Masjid Agung Jamik Singaraja
Jl Imam Bonjol 65, Singaraja 81114
Kelurahan Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Telepon 0368-29025
koordinat lokasi masjid : 8°6'21.4643''S 115°5'20.9296''E
Sejarah Masjid Masjid Agung Jami Singaraja
Masjid
Agung Jami Singaraja didirikan pada tahun 1846M pada masa pemerintahan Raja Buleleng A.A. Ngurah
Ketut Jelantik Polong (putra A.A. Panji
Sakti, raja Buleleng I). Beliau seorang penganut agama Hindu Bali, maka
pengaturan pelaksanaan dan ke-pengurusannya diserahkan kepada saudaranya yang
beragama Islam bernama A.A. Ngurah
Ketut Jelantik Tjelagie dan Abdullah Maskati.
Seorang Jemaah menunggu
kehadiran
umat Islam lainnya untuk
beribadah
di Masjid Agung Jami' Singaraja,
Bali,
Jumat 13
Agstus 2010 (Foto dari antara ) |
Masjid Agung Jamik Singaraja hingga kini masih menyimpan kitab
Alqur’an tulisan tangan A.A. Ngurah
Ketut Jelantik Tjelagie dan Sampai sekarang masih ada keturunan beliau dan tetap menggunakan
nama Gusti walaupun memeluk agama islam. Awalnya, ada yang menolak memindahkan masjid lama yang bernama Masjid
Keramat di jalan Hassanudin saat ini ke Masjid
Agung Jamik sehingga menimbulkan perbedaan pandangan saat itu.
Selain menyimpan Al Qur’an tulisan keturunan Raja Buleleng,
Masjid Agung Jamik juga memiliki sebuah Kori atau pintu gerbang utama yang
merupakan pemberian I Gusti Anglurah Ketut Jelantik VIII. Pintu gerbang ini langsung dipindahkan dari Puri Buleleng dan
dipasang didepan Masjid.
Menurut cerita, pemberian Kori atau Pintu Gerbang berukir khas Bali dari Puri Agung Buleleng itu pada tahun 1860 sebagai wujud untuk mencegah adanya perbedaan pandangan untuk memindahkan umat dari Masjid Keramat ke Masjid Jamik. Sampai saat ini, Masjid Agung Jamik Singaraja yang merupakan Masjid terbesar di Kota Singaraja tetap menjadi pusat bagi umat islam di Singaraja untuk melakukan berbagai kegiatan keagamaan.
Arsitektur Masjid Agung Jami Singaraja
Masjid
menempati lahan seluas 1980 m2 dan dikelilingi pagar besi. Pintu masuk ke
halaman masjid terdapat di sebelah timur merupakan hadiah dari raja Buleleng.
Pintu tersebut adalah bekas pintu gerbang puri kerajaan Buleleng. Atap Masjid
berbentuk limasan pada setiap sudut terdapat ukiran cungkup (seperti sulur)
enam buah. Selain itu, pintu mempunyai dua daun pintu berupa teralis besi.
Di
sebelah utara bangunan induk terletak ruang sekretariat berukuran 6,5 × 14,5 m.
Bangunan bertingkat dua yang terdiri dari ruang sekretariat di bagian atas dan
tempat wudhu serta toilet di bagian bawah. Ruangan mempunyai pintu dan jendela
dengan lengkungan di bagian atasnya. Atapnya tidak menyatu dengan bangunan
induk, merupakan atap rata.
Masjid Agung Jami Singaraja |
Sebelah selatan ada satu ruangan yang dipergunakan sebagai aula berukuran 8 × 10,5 m. Ruangan bertingkat dua yang dipergunakan sebagai aula pada bagian bawah, sedang bagian atas dipergunakan sebagai tempat pendidikan anak-anak (Madrasah Diniyah Awaliah). Tingkat atas diberi pagar yang terbuat dari besi berbentuk lengkungan pada bagian atasnya dan besi-besi tegak lurus yang menempel pada besi halus mendatar. Kedua bangunan tersebut merupakan bangunan tambahan (baru).
Di depan
bangunan induk terdapat menara berbentuk bulat dengan jendela berbentuk persegi
panjang dengan pelipit di atasnya. Bentuk pelipit tersebut lengkungan dan
bentuk garis datar. Menara mernpunyai bingkai di badan. Bagian atasnya
berbentuk segi delapan dan terdapat ruangan dengan lubang angin pada setiap
segi tersebut. Hiasan tepi dinding atas berupa susunan kelopak bunga
mengelilingi menara. Di atas hiasan bunga berdiri tiang bulat dan di tengah
tiang ada bulatan pipih. Tiang-tiang ini bagian atasnya disatukan dengan relung
sekaligus sebagai penyangga atap menara. Di antara relung relung tersebut
terdapat alat pengeras suara. Atap datar dengan puncak kubah.
Mimbar Masjid Agung Jami' Singaraja |
Bangunan masjid terdiri dari ruang utama, aula, dan ruang sekretariat. Ruang utama berdenah empat persegi panjang, berukuran 25 × 52 m. Pintu masuk ke ruangan ada empat buah terletak di utara dan selatan masing-masing sebuah, sedang yang dua lagi ada di sisi timur. Pintu berdaun pintu dua dari potongan kayu yang dipasang mendatar. Keempat pintu tersebut tidak semuanya dibuka, hanya pintu utara saja yang dipakai untuk sehari-hari.
Di
samping pintu utara di bagian barat terdapat lubang angin dan jendela kaca nako
serta lubang angin di bagian timur. Bagian atas pintu, jendela, dan lubang
angin terdapat kaca berbentuk persegi. Di dalam ruang utama terdapat dua tiang
soko guru yang terbuat dari pohon kelapa yang telah disemen terletak di bagian
tengah. Dasar tiang segi empat dengan pelipit datar, miring, dan datar lagi. Di
atas pelipit tersebut ada bidang datar persegi kemudian pelipit rata lagi,
pelipit miring, pelipit rata, dan teratas bidang datar persegi panjang. Setelah
bidang datar tersebut terletak tiang persegi dengan lekukan ke dalam berwarna
hijau.
Selain
tiang soko guru di tengah ruangan juga terdapat empat buah tiang berbentuk bulat
sejajar dengan tiang soko guru tersebut. Letak tiang di bagian utara dan
selatan sedangkan tiang yang lain terdapat di dinding ruangan. Dinding terbuat
dari tanah liat dengan kerangka batu karang.
Suasana Didalam Masjid Agung Jami' Singaraja |
Dinding ruang induk terdiri dari tembok (1/3 bagian), kemudian di atasnya terdapat jendela jendela. Pada bagian pintu temboknya hanya dasar dan di atas saja. Pada dinding ruangan bagian atas terdapat tulisan kaligrafi. Bagian depan ruang utama dindingnya terbuat dari kaca dengan tiang tiang penyangga bangunan. Ruangan ini merupakan jalan kecil terdapat tempat menyimpan kitab Al-Quran tulisan tangan yang ditemukan tahun 1956 hasil karya A.A. Ngurah Ketut Jelantik Tjelagie.
Pada
dinding barat terdapat mihrab dengan lengkungan di atas dan disangga oleh tiang
persegi polos. Di dalam mihrab terdapat jam berdiri di sudut selatan dan mimbar
yang merupakan hadiah dari raja
Jelantik. Bentuk mimbar seperti meja. Di kiri-kanan mihrab terdapat dua
jam dinding bulat. Di sepanjang dinding barat pada bagian atas terdapat lubang
angin empat persegi dengan lengkungan di atasnya. Bangunan induk mi mempunyai
atap tersendiri dan merupakan atap bertingkat dua. Pada tingkat atas berbentuk
segi empat dengan hiasan kelopak bunga dan pada tiang iang sudutnya terdapat
miniatur kubah. Di tengah segi empat tersebut berdiri kubah berwama biru dengan
puncak tiang dan lingkaran bulatan.***
masjid nya unik, campuran antara budaya bali dengan kaligrafi khas Hindu warna Islam
BalasHapus