Masjid Agung Awwal Fathul Mubien - Manado |
Tertua di Manado
Masjid Agung Awwal Fathul Mubien merupakan masjid pertama yang didirikan di Manado dan wilayah Minahasa, dan kini menjadi masjid terbesar kedua di kota Manado setelah Masjid Raya Ahmad Yani Manado. Bermula dari bangunan sederhana dari kayu sampai kemudian menjadi bentuknya yang semegah saat ini, menjadi saksi sejarah perkembangan Islam di kota Manado dan sekitarnya.
Lokasi Masjid Agung Awwal Fathul Mubien
Jl. Hasanuddin No.34, Islam, Kec. Tuminting, Kota Manado, Sulawesi Utara
Referensi Koordinat : 1°30'23.5966''N 124°50'44.2828''E
.
Masjid Agung Awwal Fathul Mubien berada di Jalan Sultan Hasanuddin, kelurahan Islam, kecamatan Tuminting, Kota Manado. Disebut Kampung Islam atau kelurahan Islam, karena dulunya wilayah tersebut memang seluruh penduduknya adalah pemeluk agama Islam. Baru kemudian di era penjajahan Jepang terjadi perubahan komposisi penduduk, masuk pemeluk-pemeluk agama selain Islam. Meski demikian, hingga kini 80% penduduk kampung ini beragama Islam.
Sejarah Masjid Agung Awwal Fathul Mubien
Masjid Agung Manado ini berdiri tahun 1802. Awwal Fathul Mubien jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya awal atau pembuka yang nyata. Berdirinya masjid ini lantaran masa itu lokasi tersebut sering terjadi konflik antar suku asli yang mendiami kawasan Manado bagian utara dengan suku yang mendiami kawasan bagian selatan. Karena perseteruan inilah makanya di tengah-tengah kampung ini didirikan masjid yang diberi nama Awal Fathul Mubien.
Pada masa awal didirikan bangunan masjid masih sangat sederhana. Pondasi hanya menggunakan batu karang karena daerah itu merupakan kawasan pesisir pantai. Lantainya dari papan, dan dinding sebagian masih papan. Seiring dengan perjalanan waktu, dan umat mulai banyak, maka masjid itu mengalami pemugaran.
Di pugar pertama kali pada tahun 1830. Masjid ini direnovasi menjadi lebih besar ukurannya menjadi 8 x 8 meter. Pondasinya pun mulai memakai campuran kapur dengan tras. Kemudian dipugar lagi Sampai pada tahun 1967 dan 1995, sehingga ukuran bangunan masjid menjadi 26x26 meter. Sampai sekarang ukurannya tidak berubah.
Kini wajah Masjid Agung-nya Kota Manado itu sudah tampak begitu indah. Bangunannya telah dilapisi dengan keramik pada semua bagian masjid. Kaligrafi besar di atas pintu masuk masjid yang melengkung. Tulisannya Awwal Fathul Mubien dengan kaligrafi Allah di sebelah kanan dan kaligrafi Muhammad di sebelah kiri.
Bangunan masjid ini diarsiteki dan dikerjakan oleh pendatang dari Jawa, menurut beberapa sumber mereka adalah para pengikut Pangeran Diponegoro yang dibuang ke Manado oleh Belanda, yang pada waktu itu mendiami daerah sekitar masjid. Dari pertama kali masjid ini didirikan sampai sekarang, tercatat beberapa orang menjadi imam. Yakni Akwan Hamadi, H. Said Bachmid, Drs H. Abdurrahman Noh, dan Prof. H. Hasan Yan.
Masjid Agung Awwal Fathul Mubien dari udara |
Masjid ini selain sebagai sarana untuk beribadah juga kegiatan keumatan. Seperti selama Ramadhan ada kuliah Subuh, Tadarusan. Selain itu ada juga kegiatan pendidikan di TK Awwal Fathul Mubien di bangunan sekolah yang didirikan di samping masjid. Sampai saat ini jumlah jamaah yang memanfaatkan masjid Awwal Fathul Mubien sekitar 800 Kepala Keluarga.
Arsitektur Masjid Agung Awwal Fathul Mubien
Keberadaannya kini sudah megah. Lantai dan sebagian dinding sudah keramik. Ukiran kaligrafi kuning ukuran besar memanjang di bagian depan. Bercat putih dan hijau, menara juga menjulang ke langit. Suara azan lima kali sehari berkumandang dari pengeras suara yang ada di atas menara itu. Masjid ini berdiri diatas tanah seluas 1916 meter persegi sesuai dengan tanah hak milik No 393 KMP Islam tertanggal 18 Mei 1995.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA