Halaman

Selasa, 28 September 2010

Masjid Agung Natuna, Kepulauan Riau

Masjid Agung Natuna.

Masjid Agung Natuna sebelumnya juga disebut sebagai Masjid Raya Natuna, diresmikan penggunaannya pada tanggal 4 April 2009. Masjid tersebut merupakan simbol kebangkitan Islam di Natuna dan kebangkitan awal bagi pembangunan dan pengembangan Islam dan Iman masyarakat natuna sesuai dengan visi dan misi pemerintah Kabupaten Natuna yang dikemas dalam kalimat singkat Pencapaian Natuna MAS 2020 (MAS = Masyarakat Adil dan Sejahtera). 

Kehadiran Masjid Agung di Komplek Gerbang Utaraku (Gerakan Membangun Untuk Sejahtera hingga ke Anak cucu) juga merujuk pada posisi Natuna secara geografis yang merupakan wilayah paling utara Indonesia.  merupakan salah satu bentuk pengejawantahan hal tersebut. Pembangunan masjid ini merupakan bagian dari mega proyek yang diberi nama Gerbang Utara Ku, yang meliputi perumahan DPRD, rumah dinas bupati dan wakil bupati, kampus dan asrama perguruan tinggi.

Disetiap kesempatan Bupati Natuna selalu mengajak khususnya PNS dilingkungan Pemkab Natuna untuk senantiasa berjamaah 5 waktu. Yang sangat menarik disana yaitu kebersamaan para pejabat daerah terutama Muspida disetiap shalat lima waktu selalu berbaur ulama,umara' dan umat. 

Masjid Agung Natuna.

Setelah shalat berjamaah senantiasa dilaksanakan kuliah tujuh menit, khususnya Mahgrib setelah ceramah agama jelang Isya dilaksanakan ngopi dan ngeteh bareng di teras masjid dengan menu, kurma, goreng ubi dan pisang goreng.

Lokasi Masjid Agung Natuna

Masjid Agung Natuna terletak dan merupakan bagian dari Komplek Gerbang Utaraku, kawasan yang dipersiapkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis Natuna di wilayah Ranai yang menjadi ibukota kabupaten Natuna, dengan Masjid sebagai titik pusatnya. Kawasan ini akan dilengkapi dengan 8 pusat aktifitas masyarakat 1. Masjid Agung, 2. Menara, 3. Asrama Haji, 4. Gedung Pertemuan, 5. Gedung Pendidikan, 6. Gedung Komersial, 7. Gerbang, 8. Plaza serta taman kota.

Masjid Agung Natuna 
Ranai Kota, Kec. Bunguran Tim., Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau 29783

  

Terbentuknya kabupaten Natuna dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Natuna yang tertuang dalam 5 pilar utama, Pembangunan dibidang keimanan merupakan point utama sebagai konsep program pembangunan daerah. Hal tersebut yang melandasi ide pembangunan masjid Agung Natuna dengan harapan agar pelaksanaan syi’ar Islam dapat ditingkatan dalam rangka menciptakan suasana yang religi ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Natuna pada umumnya. Dan nantinya dapat dijadikan sebagai maskot kebanggaan bagi masyarakat Kabupaten Natuna dimasa-masa yang akan datang.

Proses pembangunan ini telah direncanakan sejak tanggal 13 Agustus 2006, atau sejak bupati  kabupaten Natuna Drs. H. Daeng Rusnadi, M.Si menduduki jabatannya sebagai bupati Kabupaten Natuna. Setelah melalui beberapa proses perencanaan yang disesuaikan dengan arti filosofi dari pembangunan Masjid Agung dan Komplek Gerbang Utaraku, proses pembangunan fisik dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal 04 Mei 2007.

Masjid Agung Natuna.

Masjid Agung Natuna merupakan titik utama komplek Gerbang Utaraku. Kemudian dilanjutkan pada proses pembangunan lanjutan tahap I B, pembangunan fasilitas lain akan dilaksanakan, diantaranya pembangunan Masjid Laut, Pusat perekonomian, pasar, terminal, Asrama STAI, Gedung Olah raga, dan lain sebagainya. 

Komplek gerbang utaraku merupakan implementasi pembangunan 5 (lima) pilar utama, yaitu Keimanan, Kesehatan, Pendidikan, Perekonomian dan hukum. Tahapan Tahap I A. Diresmikan penggunaan fasilitasnya oleh Bupati Kabupaten Natuna Drs.H Daeng Rusnadi,M.S pada hari Jum’at 4 April 2009.

Pada saat peresmian penggunaan fasilitas tahap IA Sebenarnya pembangunan Tahap I A belum rampung dan masih dalam tahap pengerjaan. Namun untuk bangunan Masjid Agung sudah dapat dipergunakan. pembangunan Tahap I A selesai pada awal bulan Mei 2009 dan segera dilanjutkan dengan pembangunan Tahap I B.

Masjid Agung Natuna.

Total anggaran yang akan dihabiskan seluruhnya (termasuk dana pembangunan masjid) sebesar Rp781 miliar lebih. Dari APBD 2007, anggaran 2008 dan 2009, Anggaran pembangunan masjid Agung sendiri senilai Rp 400 miliar lebih atau setara dengan APBD Kota Tanjungpinang (ibu kota Provinsi Kepulauan Riau) tahun 2007.
 

Arsitektur Masjid Agung Natuna

Ornamen Masjid Agung Natuna mengambil insfirasi dari Al’quran, karena AlØ·quran merupakan sumber dari segala hukum. Dengan bentuk kubah mirip kubah Taj Mahal di India dan menjadi masjid terbesar dan dan termegah di Propinsi Kepulauan Riau. Masjid yang cukup megah dan  luas. Satu barisan shaf di dalam masjid ini cukup untuk memuat hingga 180 jemaah.

Masjid Natuna, telah jelas-jelas bahwa lambang dan makna dekoratif yang muncul menunjukkan bahwa gedung tersebut adalah bangunan Islami.  Masjid Agung Natuna memiliki ruang dalam yang sangat luas. Bagian tengahnya diterangi oleh cahaya alami yang bersumber dari kubah masjid. Bagian tepi pada lantai satu yang terteduhi lantai dua cukup gelap. 

Masjid Agung Natuna.

Untuk meneranginya dibuat bukaan berupa karawang yang terletak di atas pintu masuk yang memilliki dimensi cukup besar. Terasa bahwa ruang remang pada bagian ini diterangi oleh sedikit cahaya dari atas layaknya ruang-ruang gotik. Dari segi bentuk, pintu masuk ini memiliki geometrika lengkung yang bagian atasnya lancip. Dua pintu utama yang terletak di sisi kiri dan kanan gedung menghadap ke kiblat juga mengarahkan nuansa ruang menjadi terfokus pada sumber cahaya Ilahi.

Latar belakang mihrab Masjid Agung di Natuna dibuat dari bahan kayu dengan bentuk yang cukup besar. Geometrika nya juga terbentuk dari lengkung atau busur dengan pertemuan lancip di bagian tengah/atasnya. Latar mihrab tersebut juga didesain dengan labirin busur lancip hingga semakin memperkuat kesan gotik-nya.



2 komentar:

  1. sungguh indah rumah ibadah____thanks dah menayangkan hasil jepretan saya__ assoka d andrya
    verticalphotoart.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi ::: Thanks dah mampir ::: thanks fotonya ya :: ditunggu neeh jepretan indah masjid berikutnya

      Hapus

Dilarang berkomentar berbau SARA