Senja di masjid nasional Abuja – Nigeria. |
Mengenal Kota Abuja
Abuja adalah ibu kota Nigeria yang memiliki populasi
sekitar 800.000 jiwa. Kota ini memang dialokasikan menjadi sebuah kota yang
tertata. Dibuat tahun 1980 dan dijadikan ibu kota pada tanggal 12 Desember 1991
menggantikan ibu kota sebelumnya Lagos. Di kota ini terdapat berbagai tujuan
wisata, juga kedutaan besar dari berbagai negara.
Nigeria merupakan negara dengan berbagai kelompok
etnik. Bahkan tercatat sebanyak lebih dari 250 kelompok etnik yang terdapat
disini. Bahasa pengantar negeri ini adalah bahasa Inggris. Penduduk muslim di
negeri ini tercatat mencapai sekitar 50% dari seluruh penduduk. Menjadikan umat
Muslim sebagai yang terbanyak, diikuti dengan umat Kristiani sebanyak 40%.
Sedangkan sisanya lebih pada aliran kepercayaan yang masih dibawa dari
kepercayaan nenek moyang. Karenanya tak terlalu mengherankan bila negeri ini
memiliki sejumlah masjid. Satu yang paling besar adalah Masjid Nasional abuja.
Masjid nasional Abuja- Nigeria. |
Lokasi Masjid Nasional Abuja
Abuja
National Mosque
Independence Avenue
Abuja City, Nigeria
Koordinat : 9°03′39″N 7°29′23″E
Masjid nasional Abuja terletak di pusat pemerintahan
Nigeria, berseberangan dengan Gereja Kristen Nasional Abuja di independent
Avenue, Abuja, Nigeria, berdekatan dengan kantor departemen pertahanan Nasional
Nigeria yang lebih dikenal sebagai gedung kapal karena bentuk bangunannya yang mirip kapal laut.
Posisi masjid dan gereja yang berseberangan ini sengaja dibuat demikian sebagai
simbol keharmonisan dinegeri yang memiliki sejarah panjang pergantian tampuk
kekuasaan silih berganti, serta pertikaian antara Islam dan Kristen yang tak
berkesudahan.
Sejarah Masjid Nasional Abuja
Lokasi masjid nasional Abuja berseberangan dengan Gereja Nasional Abuja di ruas jalan yang sama, Independen Avenue. Bangunan Gereja terlihat di bagian kanan foto. |
Dibangun pada tahun 1984 bersamaan dengan pembangunan
kota Abuja sebagai ibukota baru bagi negara Nigeria, Masjid yang terletak di
Independent avenue ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, ruang pertemuan
bagi 500 tamu, serta tempat tinggal untuk Imam dan Muazin. Nigeria menjadi salah satu negeri bekas
jajahan Inggris yang didera perang saudara tak berkesudahan antara kelompok
Islam dan Kristen, 12 Negara bagian di utara Nigeria meminta untuk melaksanakan
hukum syariah Islam.
Kubah utama dan menara kecil berwarna keemasan. |
Perjuangan 12 negara dibagian utara Nigeria untuk
memberlakukan Hukum Syari’ah memang terlalu berat, dan menghadapi tantangan
dari dunia internasional, khususnya Barat dan sekutunya (Kristen). Namun
kelihatannya, 12 negara bagian Nigeria Utara tetap pada pendirian semula, yaitu
akan menerapkan hukum Syariah di negara bagiannya, karena memang konstitusi
Negera Federal Nigeria melindunginya. Kondisi tersebut diperparah dengan silih
bergantinya penguasa negeri itu dari satu kudeta ke kudeta berikutnya. Dari
pemimpin dari kalangan Islam lalu berganti ke peminpin dari kalangan Kristen.
Berdirinya masjid dan gereja Nasional Abuja diharapkan menjadi symbol
harmonisnya kehidupan masyarakat Nigeria.
Sejak proses pembangungan hingga pengelolaannya saat
ini masjid nasional Abuja ditangani oleh Abuja National Mosque Management
Board. Proses perencanaan arsitekrutal pembangunannya diserahkan kepada AIM
Consultants Ltd. Masjid Nasional Abuja sudah diresmikan oleh presiden Nigeria
sebagai salah satu Monumen Nasional Nigeria dan menjadi milik seluruh rakyat
Nigeria.
Arsitektural Masjid Nasional Abuja
Gerbang utama masjid nasional Abuja. |
Masjid Nasional Abuja menjadi pemandangan sentral di
pusat kota Abuja, dengan empat menara di ke empat sudut masjid, satu kubah
utama berlapis emas hingga memancarkan kilauan dibawah sinar matahari. Selain
satu kubah utama masjid ini masih dipercantik dengan empat kubah kecil dimasing
masing empat penjuru atap nya. Secara keseluruhan bangunan masjid ini
menggabungkan unsur budaya setempat dipadu dengan budaya Islam.
-------------------------------
Baca Juga Artikel Masjid Afrika Lain nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA