Masjid Pathok Negara Mlangi. |
Masjid Pathok Negara Mlangi sempat berganti nama menjadi Masjid Jami' Mlangi, merupakan salah satu dari lima masjid Pathok Negara Kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat dan menjadi batas negara di bagian barat. merupakan bangunan paling legendaris di dusun Mlangi, dibangun pada masa Kyai Nur Iman, sekitar tahun 1760-an. Warga setempak menyebut masjid ini sebagai Masjid Gedhe.
Gapura Masjid Pathok Negara Mlangi. |
Keempat masjid tersebut adalah : di sebelah Barat terletak di dusun Mlangi, di sebelah Timur terletak di desa Babadan, di sebelah Utara terletak di desa Ploso Kuning, Di sebelah Selatan terletak di desa Dongkelan.
Begini perubahan bentuk Masjid Pathok Negara Mlangi. |
Makam Kyai Nur Iman dapat dijangkau dengan melewati jalan di sebelah selatan masjid atau melompati sebuah kolam kecil yang ada di sebelah tempat wudlu. Makam itu terletak di sebuah bangunan seperti rumah dan dikelilingi cungkup dari bahan kayu.
Interior Masjid Pathok Negara Mlangi. |
RENOVASI DAN PEMUGARAN
Mimbar Masjid Pathok Negara Mlangi. |
Hanya beberapa bagian masjid yang masih terjaga kasliannya. Diantaranya adalah mustoko masjid. Bentuk mustoko ini konon sama dengan mustoko masjid Demak. Di sisi kanan kiri terdapat bunga-bunga melati berjumlah 17 buah. Di bagian atas terdapat sebuah godho dengan posisi berdiri.
Beranda Masjid Pathok Negara Mlangi. |
PENGELOLA MASJID
Kolam berair jernih di Masjid Pathok Negara Mlangi. |
Beberapa Ponpes di wilayah Mlangi dipimpin oleh para kyai keturunan K. H. Nur Iman. Tidak kurang dari 1.000 santri yang belajar di pondok-pondok tersebut. Para santri datang ke Masjid pada saat-saat sholat jama'ah dan jum'atan. Pondok pondok Pesantren tersebut adalah PP al-Huda, dipimpin KH Muhtar Dawam, PP. as-Salafiyah dipimpin KH Sujangi, PP al-Miftah dipimpin KH Munahar, PP an-Nasat dipimpin KH Samingun, PP al-Ikhlas dipimpin KH Bahaudin, PP Hidayatul Mubtadi'in dipimpin KH Nur Iman Mukim, PP al-Falahiyah dipimpin Ny. Hj Rubaiyah, PP as-Salimiyah dipimpin KH Salimi, dan PP al-Furqon dipimpin KH Imanuddin.
Untuk memberi bimbingan keagamaan dan meningkatkan ketaqwaan setiap ba'da subuh dan ba'dal maghrib diadakan ceramah oleh kyai-kyai pimpinan pondok pesantren seluruh Mlangi secara bergiliran.
Selama Bulan Ramadhan dilaksanakan Madrasah Diniyah dengan santri yang mayoritas berasal dari lain wilayah.
Daerah Mlangi juga dikenal dengan budaya mercon khususnya pada saat bulan Ramadhan. Budaya ini diyakini oleh masyarakat Mlangi sebagai sarana minta maaf. Unine mercon kanggo sarono njaluk ngapuro (suara mercon sebagai sarana untuk meminta maaf). Semakin keras suara mercon dan jumlahnya banyak maka dosa yang diampuni juga semakin banyak. Kebiasaan ini memang telah berlangsung sejak dulu, hingga kini masih berlanjut. Namun semakin hari, mengingat resiko bahaya yang mungkin ditimbulkan, budaya ini sudah sedikit berkurang.
Di Mlangi juga dikenal tradisi jenang manggul. Tradisi ini bermula sejak Sultan Hamengkubuwono I, saat memberikan tanah perdikan Mlangi. Pada saat Kyai Nur Iman hendak mendirikan pesantren, Hamengkubuwono I saat peletakan batu pertama dilakukan tradisi jenang manggul. tradisi jenang manggul, yang dilakukan dengan memasak bubur dalan jumlah besar, dimaksudkan untuk mengingatkan akan beban tanggungjawab yang tidak ringan ini.
-------------------------------ooOOOoo-------------------------------------
Masjid Pathok Negara Taqwa Wonokromo
Masjid Pathok Negara Nurul Huda
Masjid Pathok Negara Ad-Darojat Babadan
Masjid Pathok Negara Sulthoni
Masjid Kotagede Masjid Tertua di Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA