Masjid Muhammadan Kota Padang (foto dari akun google huda putra) |
Masjid Muhammadan merupakan salah
satu masjid tertua di kota Padang setelah Masjid
Raya Ganting (Gantiang). Lokasinya berada dikawasan yang oleh masyarakat
Minangkabau dijuluki sebagai Kampung Keling di kawasan sehiliran Batang Arau di
sekitar pelabuhan Muara tepatnya di Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang
Selatan, yang merupakan kawasan kota tua Kota Padang.
Masjid Muhammadan
Jl. Pasar Batipuh, Pasa Gadang,
Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat 25134
Julukan Kampung Keling terhadap
kawasan tersebut karena dimasa lalu kawasan ini memang merupakan tempat
bermukimnya komunitas muslim yang berasal dari wilayah Keling (Kalingga /
Dravida / Tamil) di India Selatan. Bangunan masjid Muhammadan berdiri megah
diantara jejeran bangunan pertokoan sekaligus tempat tinggal.
Posisi masjid tersebut tidak
terlalu jauh dari Kelenteng See Hien Kiong yang juga merupakan salah satu
bangunan bersejarah di kota Padang. Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas
ibadah umat Islam, masjid berlantai tiga ini menjadi salah satu daya tarik
wisata terkenal di kawasan Kota Tua Padang dengan banyak bangunan-bangunan
peninggalan kolonial Belanda berdiri di sekitar masjid tersebut.
Masjid Muhammadan kota Padang, warisan masa lalu yang masih terjaga keaslian bangunan-nya hingga kini. |
Sejarah Masjid Muhammadan
Masjid Muhammadan tercatat
sebagai salah satu masjid tertua di Kota Padang selain Masjid Raya Ganting yang
merupakan masjid tertua di kota itu. Masjid ini dibangun pada tahun 1843 oleh
komunitas Muslim asal India.
Mereka kemungkinan datang bersama
tentara Inggris dan membentuk pemumikan di dekat pelabuhan Muara yang saat itu
menjadi pusat perniagaan.Tempat masjid ini berdiri oleh masyarakat Minangkabau
dijuluki sebagai Kampung Keling.
Mihrab dan mimbar Masjid Muhammadan kota Padang (foto dari akun google @Ardi_ FQ) |
Masjid ini pada awalnya terbuat dari kapur, pasir, dan gula. Pada awal abad ke-20, konstruksinya ditingkatkan menggunakan semen tanpa mengubah bentuk aslinya dan masih dipertahankan sesuai bentuk tersebut hingga saat ini.
Menurut dokumentasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPSB) setempat,
terdapat inkripsi beraksara Jawi dalam bidang segi empat terbuat dari marmer
bertuliskan angka "9-12-1343 H" (sekitar tahun 1924). Inkripsi ini
diduga merupakan tanggal renovasi masjid dari bahan kayu menjadi tembok.
Hal tersebut sejalan dengan foto
dokementasi foto tahun 1920-an koleksirijksmuseum Belanda yang menunjukkan
bentuk masjid ini serupa dengan bentuknya saat ini, meskipun bangunan
disekitarnya sudah mengalami perubahan.
Aktivitas Masjid Muhammadan kota Padang
Keberadaan masjid ini turut
berperan dalam penyebaran agama Islam dan perjalanan sejarah Kota Padang. Pada
1964, masjid ini mulai menyelenggarakan kegiatan didikan subuh bagi anak-anak
yang kelak bergulir menjadi program rutin tiap pekan di masjid-masjid Kota
Padang. Jamaah Tabligh Sumatera Barat pertama kali bermarkas di masjid ini.
Arsitektur
Gaya masjid masjid India selatan terlihat sangat kental di Masjid
Muhammadan kota Padang ini dengan ciri khas utamanya adalah menara dengan
ukuran yang tidak terlalu besar dilengkapi dengan kubah bawang. Warna hijau dan
putih mendominasi bagian serambi.
Tampak depan Masjid Muhammadan kota Padang (foto dari akun google @Rahmat Irfan Denas) |
Fasad tersebut disangga oleh tujuh tiang, termasuk tiang ujung kiri dan kanan yang menyatu dengan sebuah bangunan berbentuk menara. Bagian atas salah satu menara sempat runtuh sepanjang satu meter akibat gempa bumi pada 2009, yang tak lama kemudian diperbaiki dengan bantuan dari Yayasan Satu Untuk Negeri tvOne.
Masjid ini memiliki denah berukuran lebar 15 meter dan panjang 25 meter.
Bangunannya terdiri dari tiga lantai. Lantai dasar merupakan tempat sholat,
sementara lantai dua dan tiga merupakan tempat istirahat yang juga digunakan
untuk beberapa keperluan lain seperti memasak.
Di tempat sholat, tidak terlihat mimbar seperti umumnya masjid-masjid yang
ada di Padang, melainkan hanya jendela berbentuk seperti mimbar dan ditutupi
kain hijau berlambang bulan dan bintang.
Tradisi Serak Gulo
Tradisi Serak Gulo (Tebar Gula) adalah sebuah tradisi menebarkan gula yang
dibungkus dengan kain warna warni dari atap masjid Muhammadan kepada masyarakat
yang berkumpul di halaman masjid.
Tradisi Serak Gulo di Masjid Muhammadan Kota Padang tahun 2022 (foto dari akun google @ M.Hafiz Halim) |
Tradisi ini diselenggarakan oleh warga muslim keturunan India di kota Padang sebagai bentuk penghormatan kepada Sahud Hamid yang dikenal sebagai tokoh penyebar Islam di India. Tradisi Serak Gulo merupakan pembuka Maulid Sahul Hamid yang diselenggarakan setiap 1 Jumadil Akhir, selama 10 hari.
Ritual ini dimulai dengan berdoa bersama. Sebelum ditebarkan, gula yang
dibungkus kecil dengan kain berwarna-warni dimasukan ke dalam karung dan dibawa
ke atas atap Masjid Muhamadan. Pada penyelenggaraan Serak Gulo hari Sabtu 21
Maret 2015, panitia menyiapkan sekitar 3 ton gula.
Menurut panitia penyelenggara, tradisi ini berasal dari daerah Nagor India,
dengan makna filosofis dari tradisi ini adalah memberikan ilmu dan kebaikan
dengan simbol gula yang melambangkan betapa manisnya ilmu yang dibawa Sahud
Hamid.
Tradisi Serak Gulo di Masjid Muhammadan Kota Padang. |
Tradisi ini hanya ada di tiga negara yakni di India, Singapura dan Indonesia. khusus di Indonesia tradisi ini hanya ada di Kota Padang dan kini sudah masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Tradisi ini juga telah menjadi kalender event Pariwisata Kota Padang.
Tradisi Ramadhan
Saat Ramadhan, Masjid Muhammadan menjalankan tradisi yang telah dilakukan
turun temurun. Pengurus mendatangkan seorang hafiz (orang yang hafal Al
Quran) untuk menjadi imam sholat tarawih setiap malamnya.
Sholat tarawih di masjid ini dilakukan sebanyak 20 rakaat dan tiga rakaat
untuk slalat witir. Setiap malamnya, sang imam akan membaca satu jus
ayat Al Quran saat shalat tarawih dan witir. Bacaan Imam bisa lebih dari satu
juz bilamana hitungan hari Ramadhan kurang dari 30 hari.***
🌎 gudang informasi masjid di Nusantara
dan mancanegara.
------------------------------------------------------------------
Masjid Raya Bayur, Kabupaten Agam
Mesjid Nurul Iman kota Padang
Masjid Ganting - Padang
https://pemilu.tempo.co/read/news/2015/03/21/242651816/Warga-Keturunan-India-Rayakan-Ritual-Serak-Gulo
https://pemilu.tempo.co/read/news/2015/03/21/242651816/Warga-Keturunan-India-Rayakan-Ritual-Serak-Gulo
https://travel.tempo.co/read/1849872/mengenal-kampung-keling-di-sumatera-barat-dan-masjid-muhammadan
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/238420-muhammadan--masjid-india-di-kampung-china
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dilarang berkomentar berbau SARA